BB 26 - Kanaya

15.4K 1.2K 220
                                    

Bab 26

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bab 26

"Ay?" Aku mendengar suara Boyd, nadanya lembut hingga membuatku semakin ingin menangis. Kudengar sepatunya mengetuk lantai, dan saat kurasakan dia mendekat aku menubruknya, memeluknya, membenamkan wajahku di dadanya yang kokoh. Dia beraroma enak, walaupun ada bau alkohol juga, tapi aku suka menghirup dirinya. Dia memelukku, erat dan membuatku nyaman.

Untuk beberapa saat aku membiarkan diriku larut dalam dekapannya, mengizinkan tubuh tegapnya menenangkanku karena memang inilah yang kuinginkan, dirinya di dekatku. Saat perasaanku sedikit demi sedikit mulai tenang, tiba-tiba Boyd mengucapkan kalimat yang selama ini kutakutkan. Dia mengenal Brad.

Bagaimana bisa?

Dan...dia tahu aku tidur dengan Brad.

Pada akhirnya dia memang harus tahu, jika aku akan bersamanya segala masa laluku adalah bagian yang harus diketahuinya. Menyimpannya adalah tindakan yang salah, hubungan ini takkan bergerak ke manapun. Aku memberitahunya tentang Brad yang meneleponku. Tubuhnya berubah keras, dekapannya hampir menyakitkan, namun dia tetap diam.

Aku jujur padanya, dengan terisak mengakui apa yang terjadi antara aku dan Brad, aku telah tidur dengan Brad. Tapi itu bukan atas kemauanku sendiri. Brad menjebakku, bisa dibilang dia memperkosaku.

Boyd tidak jijik padaku, dia tidak pergi, dia masih ada bersamaku, dan memelukku. Boyd mengangkatku agar duduk di pangkuannya, aku semakin membenamkan wajahku di dadanya, merasakan degup jantungnya. Aku merasa ada di sana, di dalam hatinya karena diapun selalu ada di hati dan setiap detak jantungku.

Aku sudah mengatakan Brad menjebakku, aku menyiapkan diri untuk pertanyaannya berikutnya. Boyd takkan puas hanya mengetahui setengah-setengah, dia pasti ingin seluruhnya.

"Aku mengenal Brad," bisik Boyd di telingaku. "Aku bertemu dengannya malam ini."

Tubuhku menegang, merasakan hal itu Boyd mengusap punggungku, mengecup puncak kepalaku. Perasaan tenang tak juga kutemukan. Apa yang telah dikatakan Brad padanya? Apakah...?

"Apakah dia mengatakan bahwa..." napasku tersekat, aku menarik napas kuat. ''Bahwa..." ya Tuhan, aku tak sanggup melanjutkannya.

"Bahwa dia memperkosamu?" Aku bergetar mendengar nada sinis dalam suara Boyd.

Apakah saat-saat yang mengerikan itu bisa disebut perkosaan? Aku tidak sepenuhnya menolak, aku bisa mengingat aku mendesah. Membayangkan itu aku jijik pada diriku sendiri.

"Brad mencampur obat ke minumanku," kataku di dadanya, aku belum berani menatapnya. "Tubuhku berubah panas, aku tidak mengerti apa yang terjadi padaku. Brad lalu datang, memaksa menciumku, dia menyentuhku, aku..aku."

Beautiful Bastard (Playstore)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang