BB 14 - Kanaya

16.1K 1.2K 91
                                    

Bab 14

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bab 14

Cahaya matahari yang masuk ke dalam kamar membuatku terbangun. Aku menghindari silau itu dengan tanganku. Mataku sedikit tertutup menyesuaikan penglihatan di tengah terpaan cahaya yang memendarkan debu-debu halus.

Boyd sudah tidak ada di sampingku. Dia pasti sudah bangun daritadi, dari panasnya matahari yang melewati jendela, dugaanku pagi sudah lewat. Ya ampun, aku tidur sampai siang. Tidak heran, kejadian semalam membuat batinku terguncang. Lelah menyelimutiku, seolah tulangku remuk di dalam. Begitu Boyd berbaring di sampingku aku langsung tertidur. Samar-samar aku mendengarnya bicara tadi malam, namun aku tidak tahu apa yang dia katakan.

Boyd membiarkan jendela kamarnya terbuka, gordennya yang berwarna coklat gelap tersampir di kanan dan kiri jendela itu. Aku menurunkan kakiku dari tempat tidur lalu berjalam ke sana. Begitu sampai di jendela, aku menutup mata dan menghirup napas. Hal itu kulakukan beberapakali. Pagi mungkin sudah berlalu, namun udaranya masih enak dihirup.

Dari sini aku bisa melihat bagian belakang kelab. Halaman belakangnya tidak kalah luas dari bagian depan. Seluruhnya ditumbuhi rumput hijau yang segar, ada meja dan empat kursi diletakkan di sebelah timur halaman itu.

Sembari memandang ke luar, aku memikirkan apa yang telah terjadi. Aku berpacaran dengan pria bertato---tapi memperlakukanku dengan lembut, Seseorang mencoba membobol rumahku, Boyd terluka, Boyd membawaku ke kelabnya, dan aku membiarkannya tidur di atas ranjang yang sama denganku. Semua itu terjadi dalam waktu singkat. Tidak sampai satu bulan.

Aku merasa sedikit takut dengan perubahan tiba-tiba ini. Sebelumnya hidupku begitu tenang dan...biasa-biasa saja. Aku bangun pagi, bekerja di salon, sesekali makan malam di luar bersama Reny. Sudah, itu saja. Begitu membosankan sebenarnya, tapi sesuai untukku.

Setelah peristiwa itu, kehidupan biasalah yang kupikir kuinginkan. Aku tidak perlu takut, dan mimpi burukku tidak kembali.

Namun sekarang aku membiarkan seorang pria---yang memiliki sisi gelap---memasuki kehidupanku yang tenang. Aku bisa saja menyuruhnya pergi, menutup kesempatan untuk kami. Tapi itu tidak kulakukan. Aku membuka diri untuk Boyd, mengizinkannya mengisi hatiku. Saat ini segalanya tak lagi sama.

Boyd, ada sesuatu pada dirinya yang tidak bisa kuabaikan, selalu menuntunku agar tetap memikirkannya. Dia telah menjadi seseorang yang penting hanya dalam beberapa hari, aku menginginkannya. Kehadirannya di sisiku membuatku nyaman. Aku senang dia menciumku, aku bahagia dipeluk dalam lengannya yang kokoh, aku merasa tenang bersamanya.

Terdengar suara pintu terbuka lalu tertutup. ''Kau sudah bangun?" tanya Boyd dari balik punggungku, kemudian kurasakan sebelah tangannya melingkari pinggangku.

Beautiful Bastard (Playstore)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang