Prolog

10.6K 288 10
                                    

Matahari mulai terbit dari ufuk timur, memancarkan sinarnya dengan malu-malu, menerangi sebuah bola bumi kecil yang memiliki banyak kehidupan di dalamnya. Banyak perasaan di sana, kehangatan, serta canda tawa, namun tak jarang jika di bumi pun memiliki duka cita, kengerian bahkan keganasan yang tidak ada batasnya.

Membunuh, menerkam, semua seolah-olah sudah menjadi bagian dalam kehidupan. Perlahan-lahan, bumi mulai tergerus oleh kerusakan. Namun sekali lagi, itu bukanlah urusan pria yang kini tengah mengencangkan dasinya.

Bola matanya menelisik ke arah penampilan kemeja putih dengan motif garis-garis berurut, celana hitam bahan, serta rambut klimis telah tertata rapi. Sangat berbeda dengan nuansa kamar yang dipenuhi sampah sejauh mata memandang, dan pakaian kotor dengan bersih yang tercampur aduk. Benar-benar sulit membedakan mana yang bersih dan kotor karena bau mereka sama. Ditambah, makanan sisa bekas semalam atau dua hari yang lalu berceceran nyaris di setiap meja. Entahlah, jika dinilai itu sungguh menjijikkan.

Pria itu bergegas mengambil jas hitam mahal nan mengkilap, ia mengenakannya dengan cepat lalu memutar kenop pintu. Ia sedikit mengernyit ketika cahaya matahari menembus kedua bola matanya, ia berdecak kesal lalu mulai memasuki Mercedes hitam yang telah dipoles sampai semengkilap mungkin.

Pria itu akan mulai bekerja hari ini. Lucunya, pria dengan rambut hitam itu bekerja di perusahaan milik keluarganya sendiri. Lebih tepatnya, sekolah milik keluarga Winston. Keluarga ini terkenal sebagai pengusaha multimiliuner, yang artinya, hampir semua aspek digenggam di lengan seorang Winston.

Termasuk pendidikan, Winston pun memegang kendali. Dalam dunia pendidikan, Winston memegang peringkat kedua se-Indonesia, serta keluarga Winston adalah keluarga terkaya urutan lima besar dalam tiga tahun terakhir ini.

Pria yang mengemban nama Winston itu memiliki nama lengkap Michael Lowel Winston. Sebenarnya, Michael ini bisa menyewa seratus atau bahkan seribu pelayan rumah tangga dalam apartemennya yang memiliki luas berlebih. Lalu, mengapa ia bekerja? Salahkan saja James Winston, sang kakek Michael.

Ia mesti bekerja sebagai guru honorer di sekolah pendidikan kakeknya, bukankah itu merepotkan? Sangat merepotkan. Michael sampai berdecak malas beberapa kali karena selain lalu lintas Jakarta yang tidak pernah sepi kendaraan, sekolah kakeknya itu memiliki luas berlebihan jika dipakai hanya untuk seribu tiga ratus sembilan siswa. Ruang kelas yang luas dan lengkap AC pun terlihat berlebihan bagi siswa, serta fasilitas seperti laptop-padahal sekolah telah menyediakan komputer-dan kantin yang malah semakin dilihat seperti restaurant mewah bintang lima.

Papan mengkilap itu menyapa penglihatan Michael yang tengah dilapisi kacamata bening yang tidak kalah mengkilapnya, papan itu bertuliskan "Bixbite". Kakeknya itu memang selalu narsis, baik tampilan maupun kelakuan.

Bixbite, heh? Nama konyol apalagi yang ia berikan. Nama-nama konyol lainnya yang pernah diberikan James antara lain: Lord and Warior; Dove's School; sampai Bear's school. Syukurlah sekolah-sekolah tersebut berada di luar Indonesia, jika tidak, Michael mendatanginya saja pun enggan.

Namun sialnya, si kakek tua bau tanah itu mengancam penundaan warisannya ketika ia mati kepadanya jika Michael tidak menuruti keinginan James, si kakek narsis dan menyebalkan. Bisakah kau tidak terus menghinanya Michael, bisa saja ia langsung terkena serangan jantung jika terus saja diumpat.

Mungkin itu akan menjadi kabar bagus untuk Michael. Ia tidak perlu repot-repot mengajar dengan menjadi guru honorer disaat ia bisa langsung membeli sekolah beserta aset di dalamnya. Michael mendapatkan harta bukan karena semata-mata mengemban nama Winston, pria itu pun menyelesaikan S2 miliknya bulan kemarin. Umur? Ia tidak tua, sungguh. Ia baru saja 23 tahun. Muda bukan? Sangat muda.

Ketika mobil hitam mahal itu mencapai gerbang utama sekolah, seseorang dengan sigap membuka gerbang yang besarnya terlalu berlebihan itu. Memang, Bixbite adalah salah satu sekolah favorit. Lulusan Bixbite akan selalu dipertimbangkan di manapun mereka berada.

The Jerk (Yandere)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang