part 20 : Awal mula (2)

1.2K 75 1
                                    

Hal yang paling Alexa benci selain diganggu oleh Michael, yaitu harus berurusan dengan fans fanatik guru itu. Ah, sepertinya Alexa membenci setiap hal yang berhubungan dengan manusia satu itu. Bukan benci, tapi risih.

Bagaimana tidak? Mentang-mentang para guru sedang rapat, segerombolan anak gadis sudah berdiri manis di depan pintu kelasnya. Melipat tangan di dada, seperti layaknya seorang ratu pada jaman dahulu kala. Jangan sangka, sekolah berkelas seperti ini lebih rentan terhadap pembulian. Orang yang memiliki uang akan seperti Putri Raja, sebaliknya orang yang lebih rendah kekayaannya akan menjadi bawahan si putri. Hukum kasta Bixbite telah berlaku sejak sekolah ini ditetapkan sebagai sekolah bertaraf Internasional.

Dorongan keras membuat tubuh Alexa terhuyung ke belakang. Gadis dengan permen di mulutnya terus menatap sinis Alexa tanpa berpaling. Alexa yakin sekali, gadis ini adalah salah satu penggemar gila Michael. Ketika melihat gurunya itu, gadis dengan permen di mulutnya akan berjingkrak-jingkrak, berteriak seperti orang kesetanan, dan menggoda Michael.

Sebuah tamparan mendarat mulus di pipi Alexa, menimbulkan bercak merah. Alexa tidak gentar, ia tidak menangis atau menunjukan wajah kesakitan. Meski sejujurnya rasanya lumayan panas dan perih, sialan. Ia akan membuat perhitungan pada si dalang masalah.

Ketiga gadis itu terus mengoceh, Alexa tidak tau mereka berbicara apa, yang Alexa tau, mereka selalu menyematkan sumpahan seperti "bitch", "jalang", "wanita murahan" dan ungkapan kasar lainnya. Belum cukup tamparan, satu guyuran dingin dari air bekas kain pel mengguyur tubuh Alexa.

Alexa tidak akan melawan, karena melawan sama saja menyerahkan surat pengunduran diri secara tidak terhormat alias keluar dari sekolah, tidak ada yang tau kekuasaan uang akan sebagaimana jadinya. Dibandingkan Alexa yang tidak memiliki uang, diperlakukan seperti ini pun tak masalah. Setelah ini selesai, ia akan pergi sejauh mungkin dari manusia bernama Michael Winston.

Ah sial, dingin sekali. Tidak bisakah akhiri saja bully-an ini? Pakaian Alexa sudah cukup kotor, sekujur tubuhnya menggigil, pipinya terasa mati rasa. Alexa tetap tidak ingin menangis, ia tau itu tidak akan membantu. Diam lebih baik, di saat kondisi seperti ini.

"Tanggung, selain buka bajunya aja terus foto." usul yang begitu buruk, bukan? Mereka memang bukan manusia.

Dingin yang menggigit tubuhnya membuat tenaganya menguap, suara kamera terdengar setelah mereka menanggalkan pakaian Alexa. Tubuh Alexa semakin mati rasa ketika tidak ada sehelai pakaian pun di tubuhnya. Cuaca sedang turun hujan, hingga dinginnya semakin menusuk kulit. Mungkin bagaimana pun, ia tidak akan bertahan di sekolah ini hingga akhir. Setelah foto itu tersebar, Alexa tidak akan memiliki wajah lagi, atau mungkin mereka akan menggunakan foto itu untuk memeras Alexa.

Apakah takdir karena ia harus dilahirkan dari keluarga tidak mampu? Apakah ini akhir dari masa sekolahnya? Apakah seburuk ini bertemu dengan Michael? Sejujurnya Alexa tidak membenci gurunya itu, ia malah sedikit senang dan pria itu tanpa disangka telah mengusir sedikit kesepian dihati Alexa.

"XA... LEXA... ALEXA!" suara yang familiar di telinga Alexa, setelah itu derap langkah kaki semakin mendekat.

    Teriakan demi teriakan terdengar, lalu suara benda yang menghantam lantai dengan keras, dilanjut teriakan kembali, derap langkah menjauh, dan hening terdengar. Lalu kesadaran Alexa mulai terenggut secara paksa, kegelapan menghampirinya. Dan saat itu pula, pertahanan Alexa luntur. Satu tetes air mata meluncur mulus di pipinya... tanpa ia sadari.

💦💦💦

    Kedua kelopak mata itu terbuka, mata cokelat berkilauan itu terbuka, menatap pantulan cahaya yang kini menyorot mata Alexa. Ia sedikit mengernyit, lalu bangkit perlahan-lahan. Sebuah suara menginterupsi pergerakannya, suara yang sangat tidak ia duga.

The Jerk (Yandere)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang