Part 26 : Rahasia

1.2K 65 7
                                    

Alexa berlari dengan tergesa-gesa, Michael berada di belakangnya. Sedikit terkejut karena tiba-tiba gadis itu berlari begitu saja, reflek Michael mengikutinya. Bukan hanya untuk mencari tau apa yang dilakukan Alexa, tapi lebih untuk melindunginya.

Alexa berlari, matanya menyisir seluruh area sekolah. Bukan Lucy yang ia dapat, ia malah mendapat Rey tengah berdiri menatapnya. Sorot matanya berbeda dari Rey biasanya. Jika di hari biasa, sobatnya akan melambaikan tangan sambil menyerukan namanya di lorong, tersenyum ceria lalu melontarkan lelucon konyol. Kali ini berbeda, mata itu tampak lebih suram, lebih dingin, dan tidak cukup bersahabat.

Alexa menghentikan langkahnya. Ia harus buru-buru namun saat ini keadaan Rey lebih mengkhawatirkan. Akhirnya gadis itu mendekati Rey, menatapnya dengan pandangan khawatir karena Rey terlihat berbeda. Rey tidak pernah seperti ini sebelumnya, apakah ia sudah menyadari bahwa sebenarnya Alexa hanyalah pembawa sial. Karena semua orang terus-menerus tewas ketika gadis itu melangkah kemanapun ia berada.

"R-rey..." Alexa memanggil itu, sedikit tersendat karena tatapan pria itu semakin menggelap. Rey menolehkan kepalanya yang tengah tertunduk muram. Dengan gerakan cepat, ia mencengkram lengan Alexa, membuat gadis itu terkejut. Cengkeraman itu sedikit nyeri, namun bukan itu yang Alexa tangkap. Ia menatap bola mata biru itu, bola mata biru pucat yang biasanya terlihat cemerlang kini tanpa adanya cahaya di sana, seolah kosong. Alexa menatap bola mata itu. Mencoba menembus kedalaman di sana.

  Pria itu menyeringai, "Menurut lo," pria itu menjeda ucapannya sejenak sebelum melanjutkan. "gue ga seberguna itu ya?" suara pria itu terdengar serak, sarat akan keputus asaan dan frustrasi yang melingkupi jiwanya. Ia merasa bahwa ia tidak berguna, bahkan melindungi gadis kecil ini saja ia tidak mampu.

Lagi-lagi pembunuhan kembali terjadi. Parahnya lagi, sang pembunuh merencanakan bahwa Alexa harus melihat aksi pembunuhannya yang begitu tidak manusawi seolah-olah ia mengetahui apa yang akan terjadi dan akan di mana Alexa berada, apa yang coba ditunjukkan oleh pembunuh ini? Dan Rey selalu menjadi orang yang terlambat untuk menyelamatkan Alexa. Meski pria itu yang paling dekat dengannya, ia tidak bisa mencegah, dan pembunuhan berantai ini terus disaksikan Alexa entah sampai kapan, bagai sebuah teror.

"Rey..." Alexa tidak tau harus berkata apa, ia enggan melibatkan Rey dalam bahaya karena pria ini sudah begitu baik menemani hari-harinya yang terasa seperti di neraka. Di mana rasa malunya ketika ia melibatkan Rey dalam masalahnya sendiri. Ia tidak ingin membahayakan orang-orang yang begitu penting dalam hidupnya.

Michael hanya melihat kedua interaksi manusia di hadapannya. Sejujurnya, ia sedikit kesal karena terabaikan oleh kisah yang mengharukan ini. Namun, keadaan Rey saat ini nyaris seperti cerminan masa lalunya sendiri. Ia berdehem sedikit keras, memangnya ia di sini di anggap sebagai latar atau bagaimana. "Kita akan terlambat, saya sarankan pembicaraan kalian di tunda dulu hingga tujuan kita selesai, Alexa." pria itu menekankan kata-katanya. Michael tidak sepenuhnya salah, mereka memang benar-benar tengah buru-buru.

Dan sejujurnya, diabaikan seperti ini membuat harga diri Michael yang tinggi sedikit terluka. Tidak ada yang bisa mengabaikannya, bahkan ketika Michael tengah membaca buku atau sedang berdiam diri. Tidak akan ada yang bisa mengabaikannya, karena Michael selalu terlihat menarik di mana pun orang melihatnya. Lalu gadis ini berani sekali mengabaikannya, bahkan keberadaannya hanya angin lalu. Bukankah itu sedikit menyebalkan?

Alexa menghela napasnya, ia akan menjelaskan ini nanti setelah ia berhasil melindungi Lucy. Alexa menduga bahwa gadis itu adalah korban selanjutnya, setelah Alexa pikir-pikir pembunuhan ini selalu terarah pada orang yang menjahatinya. Hanya satu yang tidak Alexa mengerti, mengapa pembunuh ini membunuh Anne. Selama ini, gadis itu tidak pernah terlalu dekat dengan Anne-meski gadis itu duduk tepat di hadapannya. Ia hanya pernah berbicara tiga kali, itupun ketika Alexa meminta tugasnya untuk di kumpulkan. Selebihnya, Alexa tidak pernah punya hubungan apapun.

The Jerk (Yandere)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang