Part 7: Begitukah Mister?

2.5K 121 11
                                    

Petir masih saja menggelegar, menumpahkan segala emosinya. Alexa ikut merasakan dampak kemarahan langit. Dingin terus menggigit kulitnya, bibirnya terasa mengigil. Alexa meringkuk, mengikis ruang agar merasa hangat. Namun nihil, kehangatan tidak juga mendatanginya. Semakin lama, dingin semakin merajamnya tanpa ampun, sekali lagi Alexa berpikir bahwa ia benci hujan.

Alexa mengumpat dalam batinnya beberapa kali. Kini tenggorokannya terasa kering-ia dehidrasi. Saking dehidrasinya, tenggorokan Alexa terasa sakit, berdampak pada bibir serta wajahnya yang semakin pucat. Pakaian basahnya terasa menembus kulit, dingin tidak henti-henti nya mencecap kulit Alexa. Setiap detik, setiap menit, dingin itu terasa seolah menembus kulitnya, sepertinya pakaian Alexa masih belum terganti dengan pakaian kering.

Alexa merasakan tangan dingin menepuk pipinya beberapa kali, membuat gadis itu membuka kelopak matanya dengan tidak nyaman. Wajah tampan familier menatap Alexa, serasa begitu khawatir. Mungkim hanya perasaan Alexa saja? Entahlah, Alexa tidak mempedulikannya. Kehangatan adalah satu-satunya yang tengah ia butuhkan sekarang.

"Hei, Hei! Ganti bajumu!" sayup-sayup Alexa mendengar suara itu, terdengar serak. Jika saja Michael tidak pernah jahat padanya, mungkin Alexa akan langsung jatuh cinta padanya.

Gadis itu berusaha bangkit-setidaknya hanya seperempat kepala gadis itu terangkat dari bantal, pening langsung menyambar Alexa selaras dengan suara petir yang bersahutan. Tidak tahan dengan pusing yang terus merajam, Alexa kembali ambruk. Ia benar-benar seperti tidak punya tulang belakang. Alexa benci menjadi lemah seperti ini. Alexa tidak suka dikasihani.

Ugh, perut Alexa seolah terkocok. Namun lebih parah dari insiden kematian Dave, perut Alexa terasa melilit hingga dari mulutnya menyemburkan cairan berwarna kuning keputihan. Sepertinya makanan tadi pagi yang telah tercerna. Benar juga, Alexa belum makan apapun sejak siang.

Michael mengumpat ketika muntahan itu menyembur, mengenai pakaiannya yang basah. Bersyukur bahwa Michael belum mengganti pakaiannya, namun sama saja menjijikkan. Tidak sampai di situ, ia disiksa rasa bingung sekarang. Gadis di hadapannya terlihat begitu kedinginan. Ketika Michael mengecek suhu tubuhnya, pria itu sampai dibuat terkejut. Termometer menunjukan empat puluh dua derajat celcius, panas sekali, bukan?

Michael pernah membacanya, bahwa tinggi suhu demam di atas empat puluh satu derajat celcius-disebut juga hiperpireksia. Ini menyebabkan rusaknya sistem syaraf pusat. Seperti yang diketahui, jika sistem syaraf pusat mengalami kerusakan, akan ada banyak penyakit lain yang menghampiri penderita. Mengetahui fakta ini saja membuat Michael panik sendiri sekarang.


Haruskah Michael menggantinya? Ia akan terlihat seperti pria mesum yang tengah mencari-cari kesempatan ketika murid perempuannya sakit. Michael mengambil benda persegi dalam kantung celananya. Jangan khawatir, smartphone Michael anti air. Ia tidak menghubungi siapa-siapa, melainkan membuka aplikasi bernama google, jari-jari panjang Michael menari-mengetik "cara mengatasi demam".

Michael masih mengingatnya, bagaimana ia memasuki toko tempat Alexa bekerja. Untuk apa? Tanyakan saja pada tuhan karena Michael sendiri tidak tau jawaban akan pertanyaan itu. Michael terperanjat ketika sebuah teriakan menyapa pendengarannya, lebih terkejut lagi bahwa ia mendengar teriakan itu memanggil nama orang yang tengah ia khawatirkan.

Michael langsung menerobos, tidak peduli bahwa ia menerobos ruang ganti pakaian wanita. Saat Michael tiba, ruangan sempit itu telah disesaki oleh berbagai staf toko. Mau tak mau, Michael harus mendorong beberapa orang agar ia bisa masuk. Tepat seperti dugaan Michael, Alexa terkapar tidak sadarkan diri. Sial! Gadis itu selalu keras kepala hingga Michael selalu kesusahan.

The Jerk (Yandere)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang