Alexa menenggak salivanya susah, ia bertanya-tanya. Suasana apa ini sebenarnya? Alexa canggung sendiri, pria di sampingnya pun sepertinya tidak ada niat menghempas kecanggungan diantara mereka; tidak memulai pembicaraan seperti biasanya, ah benar juga, Alexa baru sadar bahwa ia tidak pernah memulai pembicaraan.
Gadis itu melirik wajah Michael dari samping, menggunakan ekor mata. Tau apa yang terjadi? Michael juga ikut melirik Alexa. Lirikan mereka kembali bertemu, seperti biasa Alexa lah yang memutuskan itu pertama kali. Dadanya berdegup cepat. Tidak, Tidak, Tidak boleh. Alexa tidak boleh seperti ini, ia harus tetap menjauhi Michael jika enggan terluka.
"Kamu tidak mau turun?" Alexa tersentak ketika suara pria di sampingnya menyahut, terdengar cukup dingin bagi Alexa.
Gadis itu tersadar dari lamunannya, sejak kapan Michael turun dari mobilnya? Pasalnya, Michael membuka pintu mobil bagian kiri; tempat dimana Alexa duduk. Alexa bisa menatap siluet wajah Michael, tengah menatap dingin Alexa dari bawah, terkena sinar panas matahari membuat wajah Michael sedikit-err lebih mempesona. Sialan!
Mengapa, Pria itu membukakan pintu untuknya? Bodo amat lah, suka-suka dia. Alexa tidak peduli dan tidak akan peduli lagi. Ini juga akan menjadi terakhir kali Alexa berbicara pribadi dengan gurunya. Jika gadis itu berpapasan dengan Michael, ia akan menghindar, terlihat kekanak-kanakan memang; namun patut dicoba. Mereka hanya akan bertemu dalam kelas, itu pun Alexa akan fokus terhadap pelajaran. Siapa yang peduli jika Michael ngajar? Bukan Alexa yang pasti.
Alexa turun dari mobil mahal tersebut. Gadis itu menggendong tas sekolahnya, berjalan cepat-cepat menjauhi Michael. Ia ingin segera sampai di kelas. Baru saja beberapa langkah, tubuh Alexa kembali terhempas ke belakang. Siapa lagi pelaku dari ketidaksopanan itu selain Michael Lowell Winston, yang luar biasanya lagi masih saja menahan Alexa.
"Di dunia ini tuh gak ada yang gratis, kamu juga nggak mengucapkan terima kasih. Mana sopan santun kamu?" duh, sejak kapan Michael jadi bawel begini. Rasa-rasanya Alexa juga tidak secerewet ini mengomentari orang, apa Michael sudah gila?
Alexa menunduk dalam-dalam, "terima kasih mister ATAS TUMPANGANNYA." Ucap gadis itu seraya menekankan dua kata sakral tadi agar Michael mendengarnya.
"Sebagai gantinya, bawakan tas saya." tanpa aba-aba, Michael melemparkan tas itu-mengenai wajah Alexa hingga gadis itu benar-benar mengumpat.
Alexa akan membalas ini, dan itu pasti. Lihat saja Michael Lowell Winston, gadis itu bukanlah mainan. Alexa pasti akan membalas Michael sama dengan yang pernah ia lakukan, pokoknya akan dibalas entah itu kapan. Rasa-rasanya terdengar mustahil, mau bagaimana lagi? Alexa kesal. Akhirnya gadis itu menghela napas lelah. Sudahlah, tidak ada gunanya mengumpat.
☘☘☘
Alexa menutupi wajahnya ketika seorang guru berjalan ke arah mereka. Michael melirik gadis itu sekilas, alu kembali melanjutkan langkahnya. Kali ini langkah mereka sejajar, berkat Michael yang memelankan langkah lebarnya agar Alexa tidak tertinggal. Tidak ada gunanya juga, pria itu hanya ingin melakukannya.
"Oh Mister Michael, anda belum masuk kelas?" wanita itu menyapa Michael, kacamatanya melorot. Jika berjalan, high heel itu akan berbunyi sepanjang lorong, kadang guru ini ditertawakan karena cepolan rambutnya yang aneh.
Namun jangan kira, guru ini adalah salah satu manusia yang memiliki mulut pedas. Kata-katanya bisa merobek hatimu, atau bahkan bisa menghilangkan kantukmu. Bicaranya tidak pernah bisa selow, selalu tancap gas.
![](https://img.wattpad.com/cover/150894889-288-k198733.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Jerk (Yandere)
Mystery / ThrillerTakdir seolah terus saja menghempas Alexa tanpa henti, tanpa istirahat, dan tanpa jeda. Kedua orang tuanya diketahui meninggal di saat Alexa berumur lima tahun. Saat masuk SMA pun, Alexa harus bertemu pria gila yang memiliki kelainan. Pria ini...