Bab 22: Merasa Berharga

1.1K 69 9
                                    

  Alexa menghirup cokelat panas yang menguar dari cangkir lucu bergambar beruang, itu cukup membantu menenangkan. Akira tidak berbicara apapun melainkan mengamati cinta pertamanya. Ia suka bagaimana memperhatikan seluruh ekspresi Alexa, cukup beragam meski ia hanya mengeluarkan wajah sebal, sinis, serta marah. Dan kali ini ekspresi yang baru, yaitu sedih.

  "Maaf, gue ngerepotin lo lagi." sahut Alexa merasa malu, ia sudah dua kali digotong dengan menyedihkan kerumah ini. Mungkin Alexa akan balas budi nanti, ia sudah berhutang dua kali pada pria yang menurut Alexa tidak punya sopan santun, sombong, dan keras kepala tapi diluar dugaan ia cukup lembut.

    Akira kembali menoleh pada dinding kosong. Akhir-akhir ini, pemuda itu sering memperhatikan dinding putih kosong dengan satu tangan menutupi wajahnya. Ia memperhatikan lamat-lamat bibir Akira; cukup tipis dan sedikit pucat, kulitnya putih meski ia sering berada di luar ruangan. Tidak ada yang pernah bisa berpaling dari mata setajam elang dengan alis tebal, ia sempurna dan Alexa tidak menolak pemikiran barusan.

"Lo sebaiknya nginap di sini. Keluar jam segini bahaya, lho. Apalagi lo baru sembuh," Sahut Akira.

    Alexa mencibir, "terus tinggal di rumah cowok gak bahaya, gitu?"

   "Terserah lo," dengus Akira sembari merapikan nampan. 

Alexa tersenyum, senyuman yang ia lepaskan setelah kabar buruk menimpanya bertubi-tubi. Bebannya terangkat meski sedikit. Saat punggung pemuda itu hampir menjauh, Alexa mengucap pelan, namun tidak cukup pelan untuk didengar oleh Akira.

"Makasih ya, kak."
 
"Mending lo istirahat, deh. Besok sekolah." Akira mematikan lampu utama dan menutup pintunya perlahan.

Dan Alexa tidak membantah, ia menutup kelopak matanya perlahan. Namun tidak tidur, mustahil ia dapat tidur setelah mendapat kabar buruk separah ini. Alexa melanjutkan tangisannya. Jujur ia merasa nyaman berada dipelukan Akira. Dan jujur, ia masih memerlukannya.

     Alexa selalu bertanya-tanya, dimana Ibunya? sedang apa dia? apakah ia makan dengan baik? bagaimana kehidupannya? mengapa ia meninggalkan Alexa? Gadis itu tidak pernah tau, ia tidak mengingat bagaimana Ibunya pegi meninggalkannya. Yang gadis itu tau hanya ketika ia pulang ke rumah dan bukan ibunya yang ada di sana, melainkan orang yang sama sekali Alexa tidak tau. Orang yang disebut-sebut sebagai kerabat jauhnya.

     Kemudian, semuanya terasa baik-baik saja. Hingga seluruh tugas rumah mulai dikerahkan pada anak kecil yang baru berumur enam tahun. Alexa sudah mencuci, menyapu, dan bahkan ia pernah memasak. Mirip seperti Cinderella, namun Alexa lebih muda dari usia seharusnya, dan gadis itu juga dipaksa oleh keadaan. Hingga akhirnya ia ditempatkan di rumah kecil miliknya, rumah tidak layak huni.
 
     Ada keluarga yang mengurusnya hingga ia hampir lulus SMP, orang tersebut bagai malaikat. Alexa diberi makan dan sekolahnya ditanggung, orang itu bahkan menawarkan tempat tinggal. Sudah cukup banyak merepotkan, Alexa menolak hingga akhirnya malaikat yang ia temui pergi. Sungguh tiba-tiba sehingga Alexa bahkan tidak tau di mana keberadaan keluarga itu sekarang.

    Dan kalian tau? Pagi ini Alexa mendapat kabar bahwa Ibunya... sialan, Alexa tidak mampu melanjutkannya. "Ibumu dinyatakan meninggal pagi ini." ucapan Kepala Sekolah kembali terngiang.

   Jika ingin bertanya, jangan kepada Alexa. Karena ia sendiri tidak tau harus melakukan apa, bersikap seperti apa, dan bagaimana melanjutkan hidupnya mendengar kabar seperti itu. Alexa tertawa dalam hati, mengapa Ibunya tak pernah menemuinya? Kemana ia selama ini? Mengapa begitu mendapat kabar tentang ibunya, Alexa malah mendapat kabar buruk seperti itu? Ia benci menjadi lemah, namun ia tidak tau bagaimana cara menjadi kuat.

👔👔👔

   Michael menutup laptopnya. Beberapa menit lagi pesawat yang ia tumpangi akan segera berangkat. Jam menunjukan pukul 12 malam, mungkin pagi nanti ia akan sampai di Indonesia. Setelah urusannya selesai, Michael segera menuju bandara tempat ia menyimpan pesawat pribadinya. Selama dua hari ini, Michael mendadak pergi ke Seoul. Ia juga tidak sempat istirahat apabila ia tidak mengebut dan rela lembur demi pekerjaan di salah satu perusahaan kakeknya.

Diketahui bahwa perusahaan yang diurusi Michael adalah salah satu perusahaan produk pakaian ternama di korea. Namanya Kolor n Colour. Produk yang membuat perusahaan ini naik daun adalah sebuah gaun malam yang dibuat dari sutra berkualitas tinggi dan dibanderol seharga belasan juta. Benar benar mahal untuk sebuah gaun malam.

Walau ia memiliki banyak pesawat pribadi, michael memilih pesawat pribadi layaknya pesawat ala maskapai penerbangan sebagai kendaraan favoritnya.

Menatap langit malam bertabur bintang, Michael sempat mendengar bahwa Alexa sempat dianiaya di sekolah hingga pingsan. Lalu apa kabar gadis itu sekarang? Apakah ia baik baik saja selama ditinggal? Apakah ia dekat dengan lelaki lain? Michael tidak suka itu.

Entah angin apa yang membuat Michael ingin menelpon Alexa. Jari jemarinya mulai mencari nomor di antara ratusan kontak penting di ponsel mahalnya.

Nada telepon masih berdering menunggu jawaban....

Percobaan kedua, telepon masih belum diangkat.

Walaupun dicoba berkali-kali, tetap saja tidak ada tanda tanda bahwa Alexa mengangkat teleponnya. Rasa rasanya, Alexa tidak akan mengabaikan telepon dari Michael semenjak mereka berdua sudah mengenal. Bahkan apabila Alexa kesal, kemungkinan besar ia menutup teleponnya seperti saat sebelum kepala Dave ditemukan di rumah siswinya.

Setelah percobaan ke sepuluh dengan Michael yang masih bersabar menunggu, akhirnya usahanya terbayar.

Maaf, sisa pulsa anda tidak mencukupi untuk melakukan panggilan ini. Tekan satu untuk--

Seharusnya pria dengan harta melimpah ini mengisi pulsanya. Bukankah agak memalukan apabila orang kaya tidak bisa menelepon karena tidak sanggup membeli pulsa. Ugh, Michael tidak suka ini.

Pesawat pribadi telah siap, dan saatnya Michael bersiap untuk pulang ke Indonesia.

Yosh '3' *ketuk ketuk mik* Busug hadir menemani kalian >3< soalnya Bu Sug akhir akhir ini sakit =_= jadi ya gitu deh '3'

Sana : kalo boleh tau, sakitnya kayak gimana ya? (    ・▽・)🎤 ? ? ?

Sug : gue pilek, panas dingin, cape jiwa dan raga, itu aja sih =3= mo apa lu? ┐(  ˘з˘)┌

Sana : kemaren tetangganya Alexa juga sakit kek lu ┐(  ˘з˘)┌ eh besoknya dia meninggal (❛ᴗ❛  )

Sug : BANGSUUULLL (╥益╥)ノ彡└─┘

Alexa : tetangga gue masih fine fine aja ampe sekarang '-')

Sana : FAK Σ(°△°|||)︴orangnya muncul beneran yekan *kabur

Keep enjoy yak '3')/

Happy reading~

The Jerk (Yandere)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang