Alexa menguap dengan tangan menutup mulutnya. Ia melirik manusia di sampingnya, diam tak bergerak bagaikan orang mati. Ketika bola mata itu bergulir ikut melirik Alexa, gadis itu akan mengalihkan tatapannya. Benar sekali, orang yang dimaksud tidak lain dan tidak bukan adalah Mister Michael Lowell Winston, atau haruskah Alexa menambahkan "yang terhormat".
"Mister, anda yakin tidak ingin pulang?" kesekian kali Alexa menanyakan ini, dua? Atau tiga? Bukan berarti Alexa ingin mengusir gurunya itu, tapi Alexa hanya ingin Michael pergi.
Michael sendiri seolah menjadi bongkahan batu dengan berkilo-kilo beratnya. Ia seolah mengurangi kepekaan terhadap usiran halus Alexa.
"Hujan masih deras dan baju saya belum kering, salah sendiri. Suruh siapa mencipratkan genangan air itu?"
Memang belum terlalu malam, jam masih menunjukan pukul sembilan malam. Masalahnya, esok hari sekolah dan apakah guru tampan namun agak sableng ini terus-menerus menetap disini? Ayolah, Alexa akan menua sebelum waktunya.
"Apa kau tidak punya wali selain kepala sekolah?" Michael memulai pembicaraan yang nampaknya menjurus pada privasi Alexa.
Gadis itu membisu. Hanya derasnya hujan yang sanggup menceritakan segala yang Alexa rasakan. Biarkan rintik rintik hujan meluapkan segala isi hati Alexa yang berkecamuk. Bahkan, sang surai coklat brunette itu sempat melupakan presensi pria di sampingnya.
Merasa kesal kehadirannya tidak dianggap, Michael mulai mengganggu Alexa. Aksi kecilnya dimulai dengan jentikan jari di sekitar indera pendengaran Alexa. Usahanya gagal. Kemudian ia mencoba menusuk pipi gadis di sampingnya berkali kali.
"Jawab pertanyaan saya, Alexa,"
Nihil. Presensi Michael masih belum terasa dalam suasana sendu Alexa. Kali ini Michael punya rencana lain. Ia mencubit pipi Alexa, berharap rasa sakit bisa menyadarkan gadis muridnya sendiri.
"Apa sih mister woi AKMJ!" Responsnya.
"AKMJ?" Michael bertanya tanya dalam benaknya.
Memang Michael adalah sosok guru yang rupawan dan sedap dipandang. Terlebih seandainya ia bermain sosial media selain aplikasi chat, mungkin kepopulerannya akan setara dengan artis-artis papan atas. Karena kosakata tersebut terdengar asing, maka Alexa tahu apa yang harus ia lakukan sebelum nama baiknya tercoreng.
"Amanat Kreatif Maju kedepan dan Jiwa pemimpin," Timpal Alexa dengan keringat menetes di dahinya, hujan dan cuaca dingin namun gadis itu malah berkeringat.
Hanya terdengar Michael yang ber-oh-ria menanggapi Alexa, yang kemudian dilanjutkan dengan iris hitam legamnya yang kini dilapisi kelopak berbulu mata lentik. Tebak, ini kedua kalinya gadis itu melihat gurunya sendiri tertidur pulas. Tunggu, ini artinya pria mesum ini benar-benar menginap di sini? Tentu saja. Tangisan langit yang belum mereda sampai detik ini, bahkan lebih deras.
Tumpukan mangkuk porselen itu Alexa pungut, lalu ia bersihkan, menjunjung martabat dirinya sebagai seorang gadis mandiri yang suatu saat akan menjadi sosok ibu bagi anak-anaknya kelak. Alexa memang mengatakan bahwa ia akan menjadi Ibu, tentu bukan dengan manusia ini. Alexa akan dengan lantang mengucapkan "big no, mister", tidak mungkin kau menikahi gurumu sendiri yang notabenenya orang yang kau benci. Michael menginap saja sudah membuat Alexa menua sebelum waktunya, terlebih apabila janji suci sudah terucap kelak. Seperti snow white yang telah mengigit apelnya, aurora yang telah berumur 16 tahun, dan bahkan Cinderella ketika Ibu perinya tidak datang.
Sadar bahwa embusan angin di luar mulai merajam kulitnya, gadis itu segera mengambil sehelai dan satu satunya selimut yang ia punya. Jangan salah, walaupun Alexa membencinya, ia tetap manusia yang memiliki empati, simpati dan berperikemanusiaan. Diambilnya sehelai selimut hangat itu, lalu ia bentangkan sehingga setiap inci selimutnya bisa menutupi seluruh tubuh pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Jerk (Yandere)
Tajemnica / ThrillerTakdir seolah terus saja menghempas Alexa tanpa henti, tanpa istirahat, dan tanpa jeda. Kedua orang tuanya diketahui meninggal di saat Alexa berumur lima tahun. Saat masuk SMA pun, Alexa harus bertemu pria gila yang memiliki kelainan. Pria ini...