"Kayaknya aku bakalan suka ama murid sendiri deh."
Dengan tubuh yang lelah setelah lima jam dua puluh empat menit membersihkan apartemen luas milik Michael, lenyap seolah menguap ke udara tatkala Michael mengucapkan itu. Tatapan mereka beradu di udara, deru napas keduanya seolah berpadu. Hingga Alexa lah yang pertama kali memutuskan kontak mata mereka, lalu mulai menyuap sarapan-yang entah mengapa Alexa semakin nafsu menyantapnya. Bodoh, Alexa! Ia gurumu.
"Apa sih, mister!" Alexa berucap canggung, mengatakan itu dalam keadaan mulut penuh dan malah semakin membuatnya salah tingkah. Membuat Michael menahan senyum gelinya.
Alexa sendiri tidak bisa fokus terhadap hidangan yang telah ia buat sendiri, karena sadar pria di depannya masih menatapnya. Entahlah, Alexa hanya merasakan. Mungkin itu hanya perasaan Alexa yang kege-eran, Michael gitu lho! Ganteng cuy!
Alexa penasaran, lalu ia mendongak, hanya sedikit sebelum deheman menampar Alexa kembali ke alam bawah sadar.
"Cepat habiskan makananmu!" titah Michael, suruhannya itu langsung Alexa turuti tanpa membantah.
Kini ia menatap kesal Michael yang meninggalkannya sendirian ketika telah selesai melakukan ritual makannya, moto hidupnya ketika melihat Michael adalah; setampan apapun dirinya, ia tetaplah pria yang menyebalkan. Hei, setidaknya ucapkan terimakasih! Alexa bersungut-sungut.
Alexa juga mengakhiri acara makan singkat antar guru dan murid itu, ah badannya pegal-pegal. Kantuk yang sempat hilang kini datang lagi, ia membereskan tempat makan itu. Mencuci piringnya, lalu menyusun dengan hati-hati agar piring Michael-yang pasti mahal itu-tidak pecah.
Michael hanya memperhatikan Alexa pada undakan pintu, kini bola mata Michael tertuju pada wajah Alexa yang terlihat-err dengan mata sayu dan lingkar mata hitam itu sudah menjelaskan semuanya bahwa ia kurang tidur. Apakah dia benar-benar manusia normal? Tidak ada orang yang akan bertahan membersihkan gudang sampah seperti apartemen milik Michael. Oke, Michael mengaku bahwa memang tempatnya kotor dan mirip gudang sampah.
Alexa sendiri mana bisa tidur dengan tenang malam itu. Pertama; siapa yang bisa tidur ketika didatangkan sebuah kepala, dengan kotak cantik berisikan kepala teman sekelasmu sendiri-lengkap dengan pita. Kedua; Dengar, Alexa bukan hewan yang mau tidur di kubangan sampah. Entah dorongan setan apa dan dari mana Alexa mau menginap di rumah gurunya, orang yang merebut ciuman pertamanya. Ketakutan seolah lenyap ketika melihat wajah Michael-mungkin Alexa sebentar lagi akan gila karena merasa seperti itu.
Alexa sontak menoleh ketika jari-jari besar menyentuh pundak Alexa. Tatapan itu menyorot Alexa, membuat gadis itu salah tingkah (lagi)-yang benar saja. Tidak bisakah Alexa bersikap biasa saja, tidak perlu berlebihan dan canggung seperti orang bodoh macam ini. Dengan Rey saja bisa, lalu kenapa orang ini tidak bisa?! Oh god, Alexa akan pingsan sekarang ketika Michael memegang lengan Alexa.
"Mister apa yang-" dan tubuh mungil Alexa sudah berada diantara kedua lengan Michael. Pria itu membopong Alexa tanpa kesulitan, pikiran-pikiran tidak senonoh mulai bermunculan di kepala Alexa hingga ia menendang-nendang udara-yang notabene tidak ada gunanya.
Michael menurunkan Alexa pada sofa ruang tamu, lalu kemudian ia melesat pergi lagi. Membuat Alexa mendecak sebal, apa sih yang dilakukan pria itu? Alexa tidak pernah bisa mengikuti jalan pikirannya. Tidak lama, Michael telah kembali.
Alexa mengernyit melihat benda apa yang dibawa oleh Michael, kaus hitam serta celana pendek Michael. Jangan becanda, mister. Alexa tidak disuruh memakainya, kan?
"Ini, pakai! baju kamu basah." Michael dengan tidak punya hati melemparkan kaus itu, tepat mengenai wajah Alexa yang terbengong dengan raut bodoh. Shit! Pikiran Alexa benar.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Jerk (Yandere)
Misterio / SuspensoTakdir seolah terus saja menghempas Alexa tanpa henti, tanpa istirahat, dan tanpa jeda. Kedua orang tuanya diketahui meninggal di saat Alexa berumur lima tahun. Saat masuk SMA pun, Alexa harus bertemu pria gila yang memiliki kelainan. Pria ini...