Alexa sedikit terkejut dan bingung barangkali, mendengar kalau ia dipanggil ketua OSIS. Itu sedikit tidak biasa-Alexa sering dipanggil guru karena mengikuti lomba-lomba akademik, dan sejenisnya tapi OSIS?! Hal itu sedikit tidak biasa. Siapa yang tidak mengenal Ketua OSIS yang katanya paling tampan seantero-jujur, Alexa juga hanya mendengar gosipnya. Alexa sendiri pernah mendengar kalau sang Ketua Osis dan sekretarisnya memang orang yang populer di sekolah, katanya lagi sekretaris itu adalah bayangan ketos sendiri. Bahkan ia hampir menyamai ketos itu sendiri, ketampanan pun jangan ditanya. Darimana Alexa tau? Ia hanya mendengar gosip.
Alexa menghentikan langkahnya, dada bidang menghentikan langkah gadis itu. Terdapat dua pria, jika dibayangkan mereka terlihat seperti pangerang dalam dongeng-dongeng. Pria yang paling depan dan sedikit lebih tinggi itu memiliki rambut coklat gelap, rambut yang tidak biasa untuk seukuran orang Indonesia-rambut hitam dan hitam pekat adalah biasa. Sedangkan di belakangnya seorang pria lagi, kali ini ia sedikit terlihat Indonesia karena rambutnya hitam. Namun hidung mancung itu, serta mata dilapisi kaca bening itu, dengan hawa keberadaan yang pekat membuat Alexa mengingat sosok seseorang.
"Alexa?" alunan suara itu terdengar seperti pertanyaan, oh pria berambut brunette yang bertanya-melihat sekilas bagaimana sikap manusia di sebelahnya pastilah irit bicara-pria bermata hazel itu tersenyum hingga kedua matanya menyipit seperti kesilauan. Astaga, tampan sekali.
Gadis itu mengangguk tanda mengiyakan bahwa itulah namanya, fokusnya seolah hanya tertuju pada pria yang kini tengah tersenyum semanis madu itu. Sungguh, sangat manis dan bisa membuat hati berdebar. Omong kosong jika melihat senyuman itu wanita tidak klepek-klepek. Alexa pun merasakan hal yang sama, ia berdebar-debar
"Izinkan kami memperkenalkan diri, Alexa." gadis itu mengiyakan saja ketika pria dengan almamater hitam mahal itu berbicara, "saya Leon Martadinata, ketua osis. Di samping saya Dimas Febrian, sekretaris osis, ia memang sulit bergaul."
Pintu kembali berderit membuat ketiga pasang mata itu menatap sang pelaku, pelakunya tidak lain adalah manusia bernama lengkap Adinda Larassati. Yep, benar itulah nama lengkap Laras. Gadis itu berjalan cepat, dua insan-Leon dan Alexa dengan cepat lalu menarik lengan sekretaris itu, hanya sekretaris, seolah memberikan mereka ruang. Atmosfir yang tadinya ringan seolah berubah secara perlahan-lahan menjadi berat dan membuat Alexa sulit bernapas.
"Lo pasti tau kenapa gue nemuin lo, kan?!" Leon mulai merubah cara bicaranya yang sopan, Alexa berusaha memasuki dan mengerti apa yang tengah terjadi, namun tetap saja terasa sulit. Akhirnya Alexa menggeleng, pria di hadapannya berdecak. Ia menyisir rambut kecoklatan itu selaras menatap Alexa dari bawah dagunya.
"Kepala Dave gak bisa dijadiin angin lalu begitu aja, kan?" Leon melanjutkan dengan senyum sinis di bibirnya, "dan juga lo ga bisa nolak, kalo nolak lo bisa jadi tersangka dan malah lo yang dipenjara." Rasanya, senyum sinis dan kata-kata tadi serasa familier bagi Alexa.
Kini, Alexa paham apa yang ketua osis itu inginkan, senyuman ramah pada sudut bibir Alexa yang tengah ia sunggingkan kembali menurun; mereka hanya butuh informasi. Bukankah data-data tersebut sudah dianalisis dan sudah diceritakan Alexa pada kepolisian langsung di tempat kejadian? Alexa benar-benar mengingatnya dengan jelas kejadian di sabtu malam kemarin. Lalu mengapa? Leon meminta Alexa kembali menceritakannya.
📝📝📝
Ini pertama kalinya Alexa berkunjung ke Ruang Osis. Berbeda jauh dari suasana kelas yang biasanya dingin, disini hangat, benar benar hangat. Aksen jam antik yang terpasang di dinding, lantai parket dan sofa berwarna kecoklatan yang menambah kesan elegan. Bahkan di ruang tersebut disediakan alat untuk membuat teh. Secangkir teh hijau tersaji di depan Alexa dan Leon. Siapa lagi yang membuat teh tersebut selain Dimas.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Jerk (Yandere)
Mystery / ThrillerTakdir seolah terus saja menghempas Alexa tanpa henti, tanpa istirahat, dan tanpa jeda. Kedua orang tuanya diketahui meninggal di saat Alexa berumur lima tahun. Saat masuk SMA pun, Alexa harus bertemu pria gila yang memiliki kelainan. Pria ini...