20. He Knows

2.7K 160 29
                                    

Queen memuntahkan sesuatu yang bergejolak di perutnya. Dengan gerakan lambat Queen menyalakan kran dan membasuh wajahnya. Dia melirik tiga testpack yang berjajar di atas wastafel. Saat mencoba testpack pertama, Queen tertawa karena hasilnya positif. Pasti testpack ini sudah rusak, pikirnya. Tapi dia benar-benar shock setelah mencoba yang kedua dan ketiga, semuanya positif.

Huek.. Huek..

Tubuh Queen benar-benar lemas. Setelah mengambil nafas lalu menghembuskannya, Queen membasuh wajahnya lagi dan melihat ke cermin.

"Sudah selesai huh?"

Queen merasa takut melihat Bryan sedang berdiri di pintu sambil bersedekap. Sejak kapan dia berada di situ?

"Kenapa kau tidak bilang padaku?" tanya Bryan.

"Biar ku lihat tiga benda itu." Bryan bergerak maju untuk mengambil testpack yang sudah berada di genggaman Queen. Sebenarnya Queen berniat menyembunyikannya.

"Apa, Sky? Aku tidak membawa apapun." ucap Queen.

Bryan menatap Queen tajam, "berikan!"

Queen berdecak kesal lalu menyerahkan testpack itu kepada Bryan.

"Kau positif, Queen. Kenapa kau tidak memberitahuku? Bagaimana kalau itu anakku?"

Queen memutar bola matanya, bisa iya bisa tidak. Sean sudah lebih dulu meniduriku.

"Aku baru tahu beberapa menit yang lalu, Sky. Sudahlah jangan berdebat, tubuhku lemas. Aku ingin istirahat." Queen menggapai lengan Bryan.

"Kau tidak boleh terlalu lelah." Bryan langsung mengangkat tubuh Queen ala bridal style lalu membaringkannya ke atas ranjang.

"Hari ini kau tidak boleh bekerja dulu, aku akan menelfon sekretarismu. Kau mau sarapan apa? Biar aku yang memasak."

"Tidak perlu, Sky. Aku masih kuat untuk pergi ke butik meskipun tidak sekarang, mungkin setelah makan siang."

Bryan menggeleng, "tidak, kau harus istirahat total di kamar. Aku akan menjagamu di sini."

"Aku masih bisa berjalan, aku tidak lumpuh." Queen merasa kesal.

"Tidak ada penolakan, sayang! Aku hanya tidak mau hal buruk terjadi kepada anakku." Bryan membuka beberapa kancing kemejanya lalu melepas celana bahan yang dikenakannya.

Anakmu? Yang benar saja, Sky. Ini anak Sean juga, sebelum aku benar-benar mengetahui benih siapa yang dengan lancang tumbuh di dalam sini, batin Queen.

"Sky, apa yang kau lakukan?!" pekik Queen sembari menutup wajahnya menggunakan bantal.

"Aku tidak ingin memasak menggunakan pakaian formal, Queen. Lagipula, aku masih memakai kemejaku, kau tidak perlu malu. Bahkan kau sudah pernah melihat aku secara keseluruhan malam itu." Bryan terkekeh geli.

"Diam!!" pekik Queen. Pipinya nemerah, untung saja ada bantal yang menutupi wajahnya.

"Tunggu di sini baby girl, aku akan segera kembali." Bryan menyingkirkan bantal yang menutupi wajah Queen lalu mengecup keningnya sekilas.

◽◾◽

Queen duduk di kursi meja makan sembari mengamati Bryan yang tengah berkutat di dapur. Pria itu menggulung lengan kemejanya sampai ke siku dan membiarkan rambutnya sedikit berantakan.

"Dari mana kau mendapatkan celana pendek itu?" tanya Queen ketika melihat Bryan sudah mengenakan celana pendek entah dari mana asalnya.

Bryan menoleh, "ah, sudah ku bilang istirahatlah di kamar, biar aku yang memasak. Kau ini keras kepala."

Revenge Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang