24.

2.3K 151 31
                                    

Setelah urusan di rumah sakit selesai, Queen tidak berani meminta Bryan untuk menjemputnya dan dia memilih untuk naik taksi saja.

Saat ini dia sedang berada di kamar.  Queen memejamkan matanya, dia terus berdoa di dalam hatinya. Dia sangat berharap orang misterius itu tidak mengetahui pertemuannya dengan Sean tadi.

Getaran dari ponselnya membuat Queen was-was. Dengan takut Queen membuka sebuah pesan yang masuk.

From: Unknown Number

Mengatakan yang sebenarnya, huh?
Kau berani sekali. Tunggu saja tanggal mainnya.

Queen melempar ponselnya ke atas ranjang, inilah yang dia takutkan. Orang misterius itu mengetahui semua hal tanpa terkecuali.

Ah, ya, Queen baru ingat penyerangan yang dilakukan secara terang-terangan di pusat perbelanjaan tadi. Jadi, Ia pasti melihat Sean membopongnya. Ya Tuhan, Queen benar-benar tidak mengerti dengan jalan pikirannya dan apa yang sebenarnya dia inginkan.

"Sky, aku harus menghubunginya." Queen meraih ponselnya dan mendial nomor Bryan.

"Sky, angkat!" Queen khawatir,  tidak pernah main-main dengan ucapannya. Entah mengapa, yang saat ini Queen khawatirkan adalah keselamatan Bryan.

"Sayang."

Queen menghembuskan napas lega, Bryan menjawab telponnya dan berarti dia baik-baik saja.

"Kau dimana, Sky?"

"Di parkiran bawah, ada apa?"

"Tidak."

"Kau merindukanku?" Bryan terkekeh.

"Jangan terlalu percaya diri, Sky."

"Aku akan segera naik, tunggu sebentar. Matikan saja telponnya, sayang."

"Baiklah, Sky. Hati-hati."

Queen mendekap ponselnya, untunglah Bryan baik-baik saja. Queen tidak akan membiarkan Bryan terluka karena dirinya.

◽◾◽

Sean menatap Angel jengah. Wanita itu terus saja bercerita mengenai masa kecilnya kepada Sean. Sean merasa bosan, dia tidak tertarik dengan cerita Angel.

William tersenyum remeh di sudut ruangan, seakan William merasakan kebosanan yang Sean rasakan. Dan Sean merasa, saat ini William tengah menertawakannya di dalam hati.

Angel tiba-tiba berhenti bercerita karena melihat pemandangan di sudut ruangan. William sedang berciuman dengan kekasihnya. Angel menatap Sean yang tengah memainkan ponselnya.

"Apa?" tanya Sean sadar dengan tatapan Angel.

"William berciuman." ucap Angel tanpa suara. Sean melirik sudut ruangan, benar, saudaranya tengah berciuman dengan panas di atas sofa.

"Biarkan saja, aku tidak peduli." ucap Sean tak acuh. Toh, itu urusan William, bukan dirinya.

"Apa kau tidak ingin melakukannya, Sean?" tanya Angel tiba-tiba.

Revenge Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang