"Bagaimana ini bisa terjadi?"
Queen menggeleng lemah, lehernya sudah diperban dan syukurlah dokter mengatakan tidak ada yang harus dikhawatirkan karena lukanya tidak terlalu dalam.
"Bagaimana kau bisa ada di sana?" tanya Queen.
"Aku kebetulan ingin membeli sesuatu dan aku tidak sengaja melihat kerumunan orang. Aku mendekat dan melihat dari belakang, aku melihatmu terduduk di lantai. Ku kira aku berhalusinasi, tapi ternyata itu memang benar kau."
Queen tersenyum tipis, beruntung dia masih punya tenaga untuk mengangkat panci besar itu. Kalau tidak, mungkin saat ini dirinya sudah tergeletak tak bernyawa di lorong peralatan dapur.
"Queen, dia anakku, 'kan?"
Queen menggeleng.
"Bukan? Yang benar saja? Apa benihku tidak cukup kuat untuk menghasilkan anak dengan sekali bercinta?"
"Ah, aku tahu! Bagaimana kalau kita bercinta lagi?" seru Sean. Queen memelotot tajam ke arah Sean.
"Aku menggeleng bukan untuk tidak, tapi untuk tidak tahu." lanjut Queen.
Sean mengerutkan keningnya, "apa maksudmu?"
"Aku tidak hanya melakukannya denganmu, Sea."
"Apa?!" pekik Sean.
Queen melirik Sean sekilas sebelum menghembuskan nafas kasar, "aku melakukannya dengan Bryan juga, setelah aku melakukannya denganmu."
Sean memutar bola matanya kesal. Bryan lagi, Bryan lagi.
"Bryan tidak tahu aku pernah melakukannya denganmu. Ku harap kau bisa tutup mulut, Sea." pinta Queen dengan wajah melasnya.
"Memangnya kenapa kalau dia tahu? Itu bagus!"
"Sea!"
"Apa? Apa aku tidak boleh berdekatan dengan anakku?" Sean bersungut-sungut.
"Belum tentu ini anakmu. Dan meskipun ini anakmu, ku harap kau tetap menjaga jarak antara kita."
Sean terkekeh, "apa maumu? Kenapa aku harus melakukannya pada anakku sendiri?"
"Karena ini salah. Hubungan kita keliru. Kau sudah bersama Angel dan aku sudah punya Bryan, ku harap kau mengerti apa yang aku bicarakan." Queen tersenyum tipis.
"Jadi, aku harus menjauh dan bersikap biasa saja meskipun itu anakku?"
Queen mengangguk.
"Dan kau akan berpura-pura bahwa Bryan adalah ayah dari anak ini?"
Queen menunduk, ini sulit, sangat sulit. Queen akan memilih tidak tahu siapa ayah bayi ini yang sebenarnya daripada harus merusak hubungan Sean dan Angel.
"Dan kau akan membiarkanku hidup berjauhan dengan anakku sendiri dan berpura-pura bahagia atas kelahirannya nanti?"
Queen terdiam.
"Apa aku juga harus mengucapkan selamat kepada Bryan atas kelahiran anakku?"
Queen menggeleng.
"Bahkan kita belum mengetahui anak siapa ini, Sea. Diamlah! Atau aku akan pergi dari kehidupan kalian berdua dan memilih untuk mencari ayah lain."
"Kau tidak boleh melakukan itu, Queen!"
"Lalu apa yang harus aku lakukan?! Apalagi yang harus aku lakukan?!" pekik Queen diiringi dengan air matanya yang mulai membasahi wajahnya.
"Baiklah, aku akan menjauh, hanya untuk sementara. Setelah kau tahu siapa ayah anak itu, kau harus memberitahuku. Ah, dan Bryan juga. Bagaimanapun hasilnya nanti, kau harus memberitahu kami berdua, aku akan lega menjauh darimu jika itu anak Bryan. Tapi, jika itu anakku, aku tidak akan menjauh sejengkal pun darimu."
"Aku tidak mau dicap sebagai pria yang tidak bertanggung jawab dan memilih lari dari kenyataan, Queen."
"Bagaimana dengan Angel? Apa kau tega menyakitinya? Jujur, aku tidak bisa melakukannya. Kami sama-sama perempuan, aku tidak sampai hati menyakitinya. Aku tidak mau dianggap perebut kekasih orang, Sea." Queen semakin menunduk. Tidak sanggup menatap mata Sean yang tengah menatapnya intens.
"Kita jujur saja kepadanya. Aku akan bilang kita telah membuat suatu kesalahan indah yang menyebabkan kau hamil. Selesai."
"Bagaimana dengan mom Isabel? Bagaimana dengan Bryan? Bagaimana dengan mom Kristina? Apa kau tidak memikirkan perasaan mereka?"
Sean menggeleng, "tidak untuk Bryan. Tapi untuk dua wanita cantik itu, ya, aku memikirkannya."
"Biarkan semua berjalan seperti biasa, Sea. Aku akan mencari waktu yang tepat untuk jujur kepada Bryan tentang apa yang telah kita lakukan di belakangnya. Ku harap dia mengerti."
"Bagaimana jika aku mengantarmu pulang?" tawar Sean.
"Terima kasih, Sea. Tapi Bryan akan curiga jika aku pulang bersamamu."
"Kalian tinggal bersama?"
Queen mengangguk, "untuk sementara."
"Tidur satu ranjang?" tanya Sean.
Queen mengangguk.
"Ah, double shit!"
Queen mengernyit, tidak mengerti dengan sikap Sean.
"Aku harus pulang, Sea. Aku akan meminta Bryan menjemputku."
Queen turun dari ranjang dan merapikan penampilannya sebelum berpamitan pada Sean.
"Ingat! Bersikap biasa, atau aku akan meninggalkan kalian berdua. Bye, Sea!"
❄❄❄
To be continue...
9 Mei 2020
20.39
KAMU SEDANG MEMBACA
Revenge
Romance-SEQUEL MY NAUGHTY BILLIONAIRE- [Adult Story] Kehidupan berubah menjadi rumit semenjak kedatangan seseorang yang datang dari dendam masa lalu. *** DISARANKAN UNTUK MEMBACA MY NAUGHTY BILLIONAIRE TERLEBIH DAHULU, KARENA CERITA INI BERHUBUNGAN. ©2018