Pesta pertunangan Queen dan Bryan berlangsung meriah. Seperti biasa, akan ada lempar bunga di akhir acara. Dan dua orang yang beruntung adalah Sean dan Angel. Suatu kebetulan yang luar biasa.
Senyum Angel tak pernah luntur dari bibirnya. Sean selalu berada di dekatnya selama acara dan selalu menuruti permintaannya.
Meskipun Angel tahu Sean melakukannya setengah hati, tapi Angel tidak peduli. Yang terpenting adalah Sean miliknya, dan akan selalu begitu.
Tidak ada yang boleh memiliki Sean, kecuali dirinya. Siapapun itu!
"Sean, bagaimana kalau kita berciuman?" tawar Angel.
Sean mengerutkan keningnya, "untuk apa? Aku tidak berminat."
"Lihatlah, Sea! Queen dan Bryan saja berciuman di sana!" Angel menunjuk Queen dan Bryan yang tengah duduk sambil berbincang. Terkadang Bryan memang mengecup sekilas bibir Queen lalu memeluknya.
"Biarkan saja. Tidak usah iri dengan mereka dan jangan memintaku untuk menciummu!"
Sean beranjak pergi meninggalkan Angel sendirian. Angel mengepalkan tangannya, kenapa Sean selalu menolak untuk menciumnya?
Kenapa?
"Sean, tunggu aku!" teriak Angel.
Angel merasa kesulitan saat melewati kerumunan orang-orang, seandainya aku tidak memakai kursi roda, aku pasti akan berlari mengejar Sean. Sialan.
"Kau mau kemana?"
Angel berhenti lalu menoleh, ada William di belakangnya sedang bersedekap dada.
"Bukan urusanmu. Cepat bantu aku!"
William terkekeh, "kenapa kau tidak berdiri dan langsung lari saja?"
"Apa maksudmu?"
William menunduk dan menyingkirkan anak rambut yang menghalangi telinga Angel, "kau rela bersusah payah menggunakan kursi roda hanya demi Sean. Lucu sekali."
"Kau bahkan rela kehilangan masa mudamu dengan cara seperti ini, kau tidak bisa pergi ke club, kau tidak bisa menikmati betapa senangnya berlarian di pinggir pantai dan--"
"Cukup!" ucap Angel pelan tapi penuh penekanan.
William memperbaiki posisinya lalu tersenyum miring, "semua yang ku katakan benar, 'kan?"
Angel menggeleng, "tutup mulutmu itu! Kau tidak tahu apa-apa tentang diriku, semua yang kau katakan itu salah!"
"Oh, benarkah?"
Angel berdecak kesal.
William kembali menunduk dan berbisik, "sebenarnya aku ingin sekali membicarakan kelakuanmu beberapa tahun lalu, saat aku memergokimu tanpa menggunakan kursi roda. Tapi aku tidak ingin mengacaukan kebahagiaan di pesta Queen dan Bryan."
"Oh, ngomong-ngomong, Queen adalah wanita yang sempurna. Dia baik, cantik, seksi dan ah, aku tidak tahu bagaimana lagi harus mendeskripsikan dirinya. Pantas saja semua mata pria tertuju padanya. Jika aku masih sendiri dan Queen bukan tunangan Bryan, aku pasti akan mendekatinya."
"Apa maksudmu membicarakan Queen di hadapanku?" tanya Angel.
"Apa kau tidak pernah berpikir Sean menyukai Queen? Kau tahu sendiri 'kan, Queen lebih sempurna dari dirimu."
"Siapa bilang? Aku yang lebih sempurna. Tidak ada yang bisa menandingiku!"
William terkekeh geli, "lihatlah dirimu! Kau berada di kursi roda, Ngel. Aku tidak bilang jika wanita berkursi roda tidak bisa menjadi seseorang yang sempurna. Bukan itu. Yang aku maksud adalah, kau. Kau hanya pura-pura. Jika kau mempertahankan caramu ini, cepat atau lambat Sean pasti akan meninggalkanmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Revenge
Romance-SEQUEL MY NAUGHTY BILLIONAIRE- [Adult Story] Kehidupan berubah menjadi rumit semenjak kedatangan seseorang yang datang dari dendam masa lalu. *** DISARANKAN UNTUK MEMBACA MY NAUGHTY BILLIONAIRE TERLEBIH DAHULU, KARENA CERITA INI BERHUBUNGAN. ©2018