"Apa maksud Jennie tadi?" Tanya Rose kini menatap pada Hoseok disampingnya. Masih menampakkan wajah bingungnya sekarang.
"Jangan dengarkan dia. Kau seperti tidak tahu bagaimana Jennie saja."
"Tapi dia menyemangatimu tadi. Untuk apa memangnya dia menyemangatimu?"
Hoseok memilih untuk tak menjawabnya. Beranjak dari duduknya lalu berjalan lebih dulu di depan Rose.
"Ya, tunggu aku." Rose beranjak dari duduknya. Menyusul Hoseok dan menyamakan langkah pria itu dengan cepat.
"Kalian menyembunyikan sesuatu dariku?"
"Tidak." Jawab pria itu kelewat cepat dan menghentikan langkahnya. Membuat Rose juga ikut menghentikan langkahnya.
Rose memicingkan matanya. Melipat kedua tangannya di dada lalu mempersempit jaraknya dengan Hoseok saat ini.
"Dimana kata persahabatan yang selalu saja kau sebutkan, huh? Sekarang, kau malah menyembunyikan sesuatu padaku."
"Sungguh, Rose. Aku tak menyembunyikan sesuatu darimu."
"Lalu, apa maksud Jennie tadi?"
Hoseok mendorong pelan kepala Rose. Membuat jarak di antara keduanya sedikit menjauh dan membuat gadis itu sedikit kesal karenanya.
"Kenapa sekarang kau menjadi menyebalkan seperti Jennie, hmm?"
Hoseok lagi-lagi pergi meninggalkan Rose lebih dulu. Tapi seakan tak menyerah, Rose kembali menghentikan pria itu dengan berdiri dihadapannya saat ini untuk menghalangi langkahnya.
"Lalu, kau juga tahu bagaimana sifatku, kan? Aku orangnya tak akan pernah menyerah untuk mendapatkan sesuatu yang kuinginkan."
Hoseok terdiam. Tampak ragu apakah ia akan mengatakan hal itu pada Rose apa tidak. Bukannya ia tak berani. Tapi ia hanya tak ingin persahabatannya menjadi canggung nantinya. Belum lagi, Rose yang seakan belum menyerah untuk berhenti mengejar Seokjin.
"Hoseok--"
"Aku menyukaimu. Itu yang dimaksud Jennie."
Rose terdiam. Ia tak pernah menyangka ia akan mendengar pernyataan cinta itu dari Hoseok. Dan satu lagi, ia mulai mengetahui jika Jennie menyukai Hoseok dan mendengar itu pun, pikiran pertamanya kini tertuju pada Jennie.
"M-Mungkinkah jika Jennie mengetahuinya?"
Hoseok menggeleng menjawabnya. "Saat itu, aku dan dia sedang minum bersama dan sama-sama mabuk. Dan dari situ dia mengetahui jika aku menyukaimu." Jeda Hoseok sebelum mengalihkan pandangannya dari Rose. "Termasuk jika ia menyukaiku. Aku juga mengetahui itu."
Rose menghela napasnya. Merasa hubungan diantara mereka terdengar rumit baginya. Oh, ini bahkan lebih rumit daripada perasaan sukanya pada Seokjin.
"Maaf."
"Untuk apa kau meminta maaf?"
"Karena aku menyukaimu dan membuat semua ini menjadi rumit."
Rose menghela napasnya. Mendekat dan menepuk pundak Hoseok. "Tidak ada yang salah dari orang menyukai." Dan membuat pria itu kini mengalihkan pandangannya kembali pada Rose.
"Akan lebih baik jika kau mulai belajar menyukai Jennie. Walaupun dia sedikit tengil, tapi aku yakin kau tak akan menyesal jika menyukainya nanti. Dia bercerita padaku bahwa dia mencoba untuk menjadi perempuan yang kau sukai. Tapi aku selalu mengatakan padanya jika itu tidak perlu. Hanya jadilah dirinya sendiri itupun sudah cukup. Jika dia memang jodohmu, dia pasti akan kembali padamu."
Hoseok terdiam. Mendengarkan semua cerita barusan semakin membuatnya gundah saat ini.
"Sudahlah. Aku tak ingin membahasnya lagi. Aku masih memiliki kelasku lagi." Ucapnya cepat dan berlalu begitu saja melewati Rose.
KAMU SEDANG MEMBACA
fool for love ❌ jinrose
Fanfiction[18+] ✔ Bodoh karena cinta? Bahkan untuk seorang pria yang sempurna seperti Kim Seokjin pun bisa merasakan bodoh karena cinta. ----- ©iamdhilaaa, 2018