Pagi hari kembali datang. Membangunkan orang-orang dari dalam alam mimpi mereka. Tak terkecuali seorang pria yang masih meringkuk disana. Selimut yang masih menutupi tubuhnya bersama dengan gadis di sampingnya.
Kedua matanya terbuka perlahan. Dan langsung disambut dengan wajah gadis yang masih terlelap di sampingnya. Ia mengernyit. Berusaha mengingat bagaimana ia bisa tidur bersama dengan gadis di sampingnya saat ini.
Kedua bibir itu masih berciuman. Sementara sang pria terus mendorong gadis yang berada dalam dekapannya saat ini untuk lebih masuk ke dalam rumah.
Hingga langkahnya membawanya untuk masuk ke dalam kamar gadis itu. Seolah dirinya telah menghapal seluk beluk tempat tinggal milik gadis itu.
Ingatan itu muncul begitu saja menyerangnya. Dan dengan perlahan, ia melirik pada dirinya yang tak berbalut pakaian atasnya. Lalu pada gadis dihadapannya yang memiliki penampilan sama sepertinya.
Kedua matanya membulat. Tidak. Tidak mungkin kan jika mereka melakukannya? Ia masih bersikap tenang. Berusaha kembali mengingat apa yang terjadi padanya sehingga mereka berdua dalam keadaan seperti ini.
Sang pria masih menciumnya. Dengan dirinya kini menindih tubuh gadis dibawahnya dimana kedua tangan kecil itu memeluk tubuh pria di atasnya.
Sang pria melepaskan ciumannya. Hingga membuat deru napas keduanya bertemu saat itu juga. Keadaan mabuk masih mendominasi keduanya. Tentu saja. Keduanya adalah peminum yang payah. Jadi dengan beberapa botol soju saja sudah mampu membuat mereka mabuk.
"Tak bisakah kau menyerah untukku?"
Sang gadis belum menjawabnya. Tersenyum tipis setelahnya.
"Aku ingin. Malahan sangat ingin sekali karena ini semua benar-benar membuatku muak. Tapi apa yang bisa kulakukan? Aku terlalu bodoh sampai harus terus berada dalam cinta sepihak ini."
Sang pria tak lagi menjawabnya. Tangan besarnya menyentuh wajah sang gadis. Apakah ia sudah sangat keterlaluan karena membiarkan gadis itu menunggunya? Tapi, apa yang bisa dia buat? Jika ia berpura-pura mencintainya, itu sama juga dengan menyakitinya.
"Jangan memberiku tatapan seperti itu." Sang gadis mulai mendorong tubuh pria itu perlahan dari atas tubuhnya. Beranjak bangkit dari berbaringnya sebelum sang pria kembali menahannya. Menariknya untuk kembali berbaring dan dirinya yang sudah kembali berada di bawah kuasa sang pria.
"Y-Ya, apa yang kau lakukan?
"Kalau begitu, biarkan aku mencobanya. Mencoba untuk menyukaimu hingga kau tak lagi berada dalam cinta sepihak itu."
Sang gadis hanya mendecih mendengarnya. Menyampirkan helaian rambutnya. "Kau mabuk, Hoseok."
"Aku memang mabuk. Tapi aku sadar apa yang baru saja kukatakan padamu, Jennie."
Dan obrolan itu diakhiri dengan Hoseok yang kembali mencium Jennie. Membuat gadis itu terkejut dan selanjutnya adalah keduanya yang melakukannya.
Tangan-tangan itu membantu satu sama lain. Dengan bibir yang masih bertaut. Meninggalkan mereka dalam keadaan tanpa busana. Rintihan, desahan dan erangan menjadi satu nada yang begitu nyaring terdengar pada malam itu. Hentakan-hentakan itu terus sang pria berikan. Membuat suara kulit mereka yang bersentuhan terdengar sangat vulgar di telinga mereka. Dan puncak itu mereka dapatkan bersamaan dengan ambruknya tubuh Hoseok di atas Jennie dimana gadis itu dengan cepat memeluknya.
Hoseok menutup matanya kembali setelah ingatan malam itu sepenuhnya ia ingat. Lalu membuka matanya kembali dan sedikit terkejut karena mendapati Jennie kini telah membuka kedua matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
fool for love ❌ jinrose
Fanfiction[18+] ✔ Bodoh karena cinta? Bahkan untuk seorang pria yang sempurna seperti Kim Seokjin pun bisa merasakan bodoh karena cinta. ----- ©iamdhilaaa, 2018