Rose tak tahu harus berapa kali ia menghela napasnya. Menetralkan kerja jantungnya yang berdetak dengan cepatnya setiap detiknya.
Bagaimana tidak? Hari ini adalah hari yang paling mendebarkan sekaligus hari paling membahagiakan bagi dirinya. Hari pernikahannya.
Rose tak pernah menyangka jika satu bulan akan secepat ini. Padahal, ia masih mengingat bagaimana pertemuan pertamanya dengan Seokjin saat itu. Lalu menyukai pria itu. Berakhir dengan dirinya mempermalukan dirinya sendiri dengan mengatakan di depan semua orang bahwa ia menyukai pria itu.
Lalu takdir seolah mempermainkan hidupnya. Mengetahui jika Ayahnya dan Ayah Seokjin adalah sahabat dan kini mereka dijodohkan. Tinggal di rumah Keluarga Kim dan melihat Seokjin setiap harinya. Lalu berangkat bersama menuju kampus. Dan saat pernikahan mereka diumumkan, tentu saja banyak orang-orang di kampus cukup terkejut. Namun mereka juga tak bisa berbuat banyak selain mengucapkan selamat mereka pada keduanya.
Helaan napas itu keluar lagi darinya. Menatap pada buket bunga yang masih ia genggam saat ini. Beberapa menit dari sekarang, mungkin akan jadi menit yang paling mendebarkan untuknya. Menatap pada semua orang yang dulu melihatnya menyatakan perasaannya pada Seokjin. Dan sekarang, mereka kembali. Tentu saja untuk menyaksikan bagaimana ia berjalan di altar sana untuk pernikahannya.
Tok Tok
Pandangannya mendongak. Mendengar suara pintu yang diketuk dan kini terbuka. Menampakkan Jennie disana yang menutup mulutnya untuk menahan teriakannya ketika melihat penampilan Rose saat ini.
"Tuhan, lihatlah dirimu sekarang, Rosie."
Jennie tak bisa untuk tak tersenyum saat ini. Memeluk Rose dengan cepat dan dibalas oleh gadis itu.
"Selamat untukmu, bodoh. Aku tidak menyangka jika kau benar-benar akan menikah dengan Sunbae kesayanganmu itu."
Rose hanya tersenyum sebagai responnya. Kini pandangannya tertuju pada Hoseok yang masih berdiri disana. Berjalan mendekat dan memeluk gadis itu setelahnya.
"Selamat untukmu. Berbahagialah."
"Terima kasih. Aku juga berharap kau dan Jennie juga bahagia."
"Tentu saja." Jennie dengan cepat merangkul lengan Hoseok. Menunjukkan jari-jemarinya pada Rose. "Dia sudah melamarku. Tinggal aku saja nanti yang akan mendapatkan buket bungamu itu dan kami akan menyusulmu nanti setelahnya."
Rose hanya tersenyum dengan gelengan kepalanya. Hingga percakapan ketiganya terhenti ketika pintu ruangan itu kembali terbuka. Menampakkan Ny. Kim dan Jisoo disana. Membuat Jennie dan Hoseok pun pamit pada Rose begitu juga pada Ny. Kim.
"Sayang, lihatlah dirimu saat ini."
"Ya, aku tahu. Temanku sudah mengatakannya."
Ny. Kim hanya tersenyum. Kini mendekat dan duduk di samping Rose. Satu tangan wanita itu kini menggenggam salah satu tangan Rose. Membuat gadis itu kini menatap pada wanita yang sebentar lagi akan menjadi Ibu baginya itu.
"Terima kasih. Karena telah datang ke keluarga kami dan menjadi pendamping bagi Seokjin. Kau tak tahu betapa bahagia aku saat ini melihat kalian berdua akan bersatu. Berbahagialah. Aku, ayah Seokjin, dan juga ayahmu, akan selalu mendoakanmu."
Rose merasa tersentuh disana. Hanya bisa mengangguk sebagai jawabannya saat ini. Dan Ny. Kim yang kini mulai membawa Rose ke dalam pelukannya.
"Selamat untukmu, kakak ipar."
Rose hanya tersenyum mendengarnya ketika Jisoo mengatakan sebutan itu padanya. Sama seperti Ny. Kim yang juga ikut tersenyum. Menyentuh pipi Rose dengan lembutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
fool for love ❌ jinrose
Fanfiction[18+] ✔ Bodoh karena cinta? Bahkan untuk seorang pria yang sempurna seperti Kim Seokjin pun bisa merasakan bodoh karena cinta. ----- ©iamdhilaaa, 2018