31

1.7K 231 11
                                    

"Kau gila?"

Rose menundukkan kepalanya saat mendengar suara lengkingan Jisoo padanya baru saja. Sedang Jisoo saat ini sudah menghela napasnya.

"M-Maaf, eonni. Kurasa, hanya itu satu-satunya cara agar Yoongi Sunbae mau menerimamu."

"Bukan begitu. Hanya saja, aku bahkan tak mengingat kapan terakhir kali aku memegang tuts piano."

"Mwo? Eonni bisa bermain piano? Kenapa eonni harus marah-marah tadi padaku?"

"Itu karena kau terlalu bodoh. Bagaimana bisa kau mengatakan semua itu dengan gampangnya?"

Rose kembali terdiam. Tak lagi menjawabnya. Pun dengan kedua gadis itu yang hanya menyandarkan diri mereka pada sofa yang mereka duduki saat ini.

"Aku pulang."

Keduanya berbalik bersamaan. Menemukan Seokjin disana yang baru saja pulang.

"Kau baru pulang sekarang?"

"Hmm."

Seokjin berlalu begitu saja. Membuat Jisoo mendengus begitu saja ketika pertanyaannya dijawab dengan seadanya. Lalu gadis itu mengingat sesuatu. Mengarahkan pandangannya pada Rose yang masih menatap Seokjin disana yang kini sudah masuk ke dalam kamarnya.

"Ya!"

"Huh?"

"Bagaimana hubunganmu dengannya? Sudah tahu kapan kalian akan menikah?"

Rose tak bisa untuk menyembunyikan rona merah di kedua pipinya. Dan itu semakin membuat Jisoo berniat untuk menggoda gadis yang lebih muda darinya itu.

"A-Apa maksud, eonni? Menikah? Aku bahkan belum menyelesaikan kuliahku."

"Itu tidak masalah. Menikah sambil kuliah itu bisa dijalani."

"Jisoo benar, sayang."

Kedua gadis itu kembali harus beralih pada seseorang yang baru saja mengintrupsi keduanya. Ada Ibu si kembar yang kini mendekat pada keduanya dan duduk di samping Jisoo.

"Eomeonim, apa maksudnya?"

"Kami semua sudah memutuskan. Ayahmu dan kami berdua. Kau dan Seokjin akan menikah. Satu bulan lagi."

"Ne?"

"Eomma gila."

Suara itu membuat ketiga orang disana mengalihkan pandangan mereka. Berdiri Seokjin disana yang ternyata sudah mendengarkan semuanya.

"Aku berada di tahun terakhirku. Tentu saja aku sangatlah sibuk. Dan eomma mengatakan jika kami akan menikah sebulan lagi."

"Jin-a, apa masalahnya? Bukankah lebih cepat akan lebih bagus? Kau juga setuju bukan saat itu dengan pernikahan ini?"

Seokjin tak mengatakan apapun lagi. Hanya kini beranjak kembali untuk pergi meninggalkan ruang tengah disana.

Sementara Rose nampak tak terbaca saat ini. Menatap pada kepergian Seokjin. Apa pria itu tak menginginkan ini semua?

Drrt...Drrt...

Ponsel milik gadis itu berdering. Membuyarkannya dari lamunannya dan memilih mengangkat panggilan itu.

"Oh, Hoseok?"

"Bisa kau ke rumah sakit sekarang?"

"Huh? Wae?"

"Siang tadi, Jennie mencoba untuk mengakhiri hidupnya."

"Mwo? L-Lalu, bagaimana dengannya?"

"Dia sudah tidak apa. Aku hanya ingin mengatakan itu saja. Bagus jika kau ingin kemari."

fool for love ❌ jinroseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang