26

1.6K 225 3
                                    

Jam sudah menunjukkan hampir tengah malam. Namun kantuk bahkan belum pria itu rasakan. Dirinya masih bersandar pada kepala ranjang miliknya. Membalikkan kembali halaman pada buku yang berada dalam pangkuannya saat ini.

Ia membaca sepenggal tulisan yang ada disana. Mencermatinya dengan seksama sebelum akhirnya memilih untuk mengakhiri membacanya. Menutup buku itu dan meletakkannya pada meja nakas di sampingnya.

"Aku Kim Jisoo. Aku sering sekali mendengarmu saat aku tinggal di Jepang. Tak menyangka jika aku bisa bertemu denganmu secara langsung."

Ia mengingat nama gadis itu sekarang. Oh, tentu saja dengan bantuan dari buku itu setelah ia melihat nama yang tertulis di sampulnya.

"Bagaimana caranya agar aku bisa membuatmu terkesan padaku? Seperti kau terkesan pada Rose?"

"Ini. Aku bahkan sudah susah payah hanya untuk membuatmu terkesan dengan beberapa lirik yang aku buat."

"Setidaknya, tolong hargai usahaku ini. Aku ingin membuatmu terkesan dengan apa yang kutulis dan kupikirkan."

"Itu karena aku menyukaimu. Kau bodoh, atau sama sekali tak menyadarinya?"

"Sudah kubilang, aku sudah menyukaimu sejak saat di Jepang."

"Itu terlihat sekali ketika kau melihatnya bermain piano. Kau tahu? Itu bukan hanya sekedar kagum saja. Tapi kau memiliki ketertarikan padanya. Dan aku ingin kau juga memberikan raut wajah itu padaku."

"Aku akan membuatmu terkesan padaku. Memberikan raut wajah lembutmu hanya untukku. Kau bisa menganggapku gila atau gadis bodoh. Karena itu memang benar. Aku bodoh karena dirimu."

Ujung bibir pria itu tertarik membentuk sebuah senyuman. Menganggap bodoh semua perkataan gadis itu padanya tadi.

Lalu pandangannya kembali pada buku yang ia letakkan sebelumnya. Menghela napasnya sebelum akhirnya mengambilnya kembali.

"Baiklah, Nona. Mari kita lihat apakah kau bisa membuatku terkesan dengan apa yang kau tulis dan kau pikirkan."

.

.

"Masuklah."

Jennie hanya mengangguk. Kini mulai melangkahkan kakinya masuk. Pun dengan pandangannya yang kini mulai mengelilingi sekitarnya.

"Aku tahu. Tempatku mungkin lebih kecil daripada tempat tinggalmu atau rumah orangtuamu."

"Tidak apa. Aku suka disini."

"Mau sesuatu?"

"Apa saja."

Hoseok hanya mengangguk. Pun kini beranjak pergi meninggalkan Jennie disana yang masih mengelilingi pandangannya.

Tempat tinggal pria itu cukup rapi. Berbeda dari semua pikirannya mengenai bagaimana rumah seorang pria yang terkenal cukup berantakan ataupun mereka semua yang malas untuk membersihkan. Lihatlah betapa rapinya pria itu merapikan seluruh barang yang ada di rumahnya. Jennie bahkan yakin, kamarnya di rumah ataupun apartement tempat tinggalnya tidaklah serapi ini.

Hingga pandangannya terhenti pada sebuah bingkai foto yang terletak di atas meja di dekatnya. Senyumannya terbentuk begitu saja ketika melihat sosok bocah laki-laki yang ada di dalam foto itu. Lalu Jennie bisa mengetahui pula jika dua orang yang ada disana adalah orangtua Hoseok.

fool for love ❌ jinroseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang