Rose terbangun pagi itu. Berkat cahaya sang surya yang masuk melalui celah jendela kamarnya. Ia beranjak dari berbaringnya. Menemukan dirinya sendirian di kamar itu.
Benar. Ia sudah kembali ke kamarnya. Ke rumahnya. Lagipula, Ayahnya sudah kembali dan tak mungkin pula ia tetap tinggal di kediaman Keluarga Kim. Apalagi, mengingat kembali pernikahan mereka yang akan diadakan sebentar lagi.
Drrt...Drrt...
Rose beralih pada ponselnya yang berada di atas nakas. Pun dirinya dengan cepat mengangkat panggilan itu sementara dirinya mulai beranjak dari atas tempat tidurnya.
"Oh, eonni. Ada apa?"
"Rose, apa menurutmu, aku akan berhasil?"
Rose tampak bingung dengan apa yang dikatakan oleh Jisoo. Namun akhirnya ia memilih untuk tak bertanya lagi setelahnya.
"Ya. Aku yakin eonni akan berhasil.
"Bagus. Itu sudah cukup bagiku."
"Tapi eonni, ada apa sebenarnya?"
"Min Yoongi. Kau ingat dia menyuruhku untuk datang padanya dan membuktikan kemampuanku? Aku akan melakukannya hari ini."
"Huh? Eonni yakin?"
"Tidak lebih yakin daripada ini."
Dan panggilan itu berakhir oleh Jisoo. Sementara Rose dengan cepat pula kini membersihkan diri dan menyiapkan dirinya. Ia perlu cepat untuk sampai ke kampus. Karena tak menyangka jika Jisoo akan mau mengikuti kemauan Yoongi saat itu.
"Hey, kenapa terburu-buru seperti itu?"
Rose menghentikan langkahnya. Menatap pada sang Ayah disana dan kini mendekat.
"Appa, aku akan berangkat."
"Tidak sarapan dulu?"
"Tidak ada waktu."
Rose mendekat pada sang Ayah. Mencium pipinya sebelum benar-benar berlalu dari sana. Membuat sang Ayah yang melihat bagaimana Rose hanya bisa menggelengkan kepalanya.
.
.
Gadis itu begitu gugup saat ini. Namun ia berusaha untuk menutupi kegugupan dihadapan pria yang bahkan masih sibuk membolak-balikkan buku yang ia pegang sedari tadi.
"Ini. Coba kau lakukan."
Jisoo melirik pada buku yang disodorkan Yoongi padanya. Buku itu adalah buku yang ia berikan pada pria itu beberapa hari yang lalu. Buku berisi tulisan-tulisannya dan pemikirannya hingga membentuk sebuah lirik.
"Tunggu apa lagi? Aku tidak punya banyak waktu sekarang. Datang padaku tiba-tiba dan menyeretku kemari. Setidaknya, kau harus berikan aku kemampuanmu yang terbaik."
Jisoo mengambil perlahan buku itu. Membawanya bersamanya sementara dirinya kini mendekat pada sebuah piano di ruang klub musik itu. Tak ada siapapun disana selain mereka berdua karena memang hari ini bukanlah bagi para mahasiswa klub musik untuk melakukan ekstra.
Yoongi sudah bersandar pada kursi yang ia duduki. Dengan kedua tangan yang sudah terlipat di dada. Memerhatikan Jisoo disana yang bahkan masih mencoba untuk menghilangkan kegugupannya.
Dan memang benar adanya. Tapi Jisoo berusaha untuk tak menunjukkan kegugupannya saat ini. Ia kembali menghela napasnya, sebelum akhirnya memulai permainan pianonya.
"Appa, aku juga ingin bermain piano seperti Seokjin."
Tn. Kim mengalihkan pandangannya. Tersenyum setelahnya ketika melihat putri kecilnya kini sudah memberengut disana. Pun dengan sang putri yang kini mendekat padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
fool for love ❌ jinrose
Fanfiction[18+] ✔ Bodoh karena cinta? Bahkan untuk seorang pria yang sempurna seperti Kim Seokjin pun bisa merasakan bodoh karena cinta. ----- ©iamdhilaaa, 2018