16

2.1K 287 6
                                    

Rose duduk dengan canggungnya saat ini. Menatap pada Jisoo disana yang seperti tengah mengelilingi kamarnya dengan tatapannya saat ini.

"Wah, kamarku ternyata tidak berubah dari sebelumnya. Kau pasti merawat kamarku dengan baik, kan?"

"Ne." Hanya itu saja jawaban yang bisa Rose berikan. Dirinya masih mengutuk kebodohannya saat ini. Mengira jika gadis dihadapannya mungkin saja akan menjadi penghalangnya untuk membuat Seokjin menyukainya.

"Kenapa kau terlihat tegang seperti itu?"

Jisoo memilih untuk duduk pada sisi ranjangnya, dimana Rose yang duduk pada sebuah kursi meja rias sedikit terkesiap ketika jarak antara dirinya dan Jisoo memang sangat dekat.

"Ada apa? Kau tak menyukai kehadiranku disini?"

"Huh? B-Bukan. Aku tidak bermaksud seperti itu." Lalu kembali menundukkan kepalanya kembali. "Hanya saja, aku ingin meminta maaf padamu karena telah berpikir buruk padamu. Tapi ternyata, kau adalah adik kembar Seokjin Sunbae."

Jisoo hanya tersenyum tipis. "Kau menyukai pria membosankan itu?"

Pria membosankan? Oh, rasanya Rose ingin tertawa saat ini.

"Hah, aku tak percaya. Bagaimana bisa gadis-gadis begitu cepat menyukainya? Kau hanya tak tahu jika dia itu benar-benar sangat membosankan dan selera humornya benar-benar jelek sekali. Beruntung karena dia tampan dan pintar. Jadi itulah yang membuat gadis-gadis di luar sana begitu menyukainya."

Rose hanya diam. Menyetujui dalam hati perkataan Jisoo.

"Kudengar, kalian berdua juga dijodohkan. Itu berarti, kau benar-benar beruntung karena kau dijodohkan dengan pria yang kau sukai."

Rose lagi-lagi hanya diam. Kali ini tersenyum tipis sebagai tambahannya. Namun, senyuman itu perlahan menghilang. Membuat Jisoo yang menyadari itu kini menyentuh wajah Rose dengan satu tangannya. Menyuruh gadis itu untuk menatapnya.

"Apa ada perkataanku yang salah?"

Rose menggeleng. "Tidak. Hanya saja, apa aku memang beruntung?"

"Maksudmu? Tentu saja kau sangat beruntung karena kau dijodohkan dengan pria yang kau sukai."

Rose menghela napasnya. "Apa aku boleh memanggilmu eonni?"

Jisoo tersenyum. "Tentu saja. Aku merasa senang mendengarnya."

"Eonni, apa kau mau mendengar ceritaku bagaimana bisa menyukainya?"

"Tunggu sebentar. Aku sudah sering mendengar bagaimana orang-orang menyukai Seokjin. Sepertinya, kau juga memiliki alasan yang sama seperti yang lainnya."

"Memang apa?"

"Jika dia tampan. Belum lagi, dia juga sangat pintar."

Rose hanya diam. Membuat Jisoo akhirnya mengerti jika ucapannya memang benar. "Sudah kuduga. Lalu, kau sudah mengatakan padanya perasaanmu?"

Rose mengangguk. "Aku bahkan menyatakan perasaanku padanya dihadapan seluruh kampus."

"Mwo? Wah, sepertinya kau benar-benar menyukainya. Lalu bagaimana jawabannya? Dia menolakmu?"

"Ya, eonni bisa mengatakan seperti itu. Tapi aku tak bisa membencinya, eonni. Aku begitu menyukainya hingga untuk membencinya pun tak bisa kulakukan. Aku bahkan berpikir keras untuk melupakannya saja. Menghapus perasaanku padanya. Tapi takdir bahkan tak berpihak padaku. Ayahku ternyata adalah teman ayah kalian. Dan mereka berniat menjodohkan kami berdua. Aku bahkan tak tahu harus senang atau sedih karena mengetahui semua itu."

fool for love ❌ jinroseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang