X

8.4K 1K 51
                                    

Neji menjadi pemenang.

Akan tetapi, lelaki itu memuji kehebatan Tenten. Perempuan itu juga memiliki kemampuan beladiri yang baik. Ia sempat kewalahan menghadapi serangan perempuan itu pada pertengahan pertandingan.

"Ini untukmu," kata Tenten sambil menuangkan air bekalnya pada gelas kayu milik Neji.

"Arigatou," kata Neji dan meminum habis isinya. Latihan tadi benar-benar membuatnya haus. "Aku belum pernah melihatmu."

"Aku memang baru tiba di ibu kota," kata Tenten mengakui. Ia tersenyum dan menuangkan air kembali pada gelas di tangan Neji. "Aku akan memulai latihan di dojo ini besok."

"Lebih baik kau menjadi pengajar," kata Neji jujur. "Hanya ada aku, Hinata, dan Hanabi di sini. Itu pun sebentar lagi Hinata akan menikah."

"Bolehkah?" tanya Tenten dengan mata berbinar-binar. Ajakan Neji menghidupkan semangatnya kembali.

"Hm. Jangan terlalu keras pada anak-anak tetapi tetap tegas!"

"Ha'i!"

Tenten memberikan hormat dan tertawa. Entah mengapa keceriaan di wajah gadis itu membuat Neji tersenyum tipis. Sejenak nama Sakura tersingkir dari pikiran lelaki itu.

🏰
.
.
.
.
.
.
.
.

Sasuke menunggu Sakura di depan penginapan dengan dua kuda mereka. Ia membelai lembut surai kuda milik sang putri dan tersenyum.

"Kau sudah mandi, hm?" tanya Sasuke. Ia memang membayar penjaga kandang di penginapan untuk memandikan kedua kuda mereka. Hewan-hewan itu tampaknya juga kenyang.

Sasuke memandang pasar yang ramai. Ia memutuskan untuk mencari bekal sembari menunggu Sakura berbenah.

Sasuke membeli beberapa onigiri yang dimasukkan ke dalam kotak bekal. Tak ketinggalan tiga buah apel karena Sasuke tahu Sakura menyukai buah itu. Setelahnya, laki-laki itu kembali ke penginapan dan menemukan Sakura telah bersiap. Mereka masih mengenakan jubah coklat yang sama, namun kali ini Sakura mengenakan dress selutut berwarna violet.

"Apa kita akan berangkat sekarang?" tanya Sakura setelah naik ke atas kuda coklatnya.

"Hn. Kita bisa mencapai telaga menjelang malam," kata Sasuke menjelaskan. Hari ini hari kelima mereka berkelana.

"Ha'i!" jawab Sakura dengan semangat. Tak ingin membuang waktu, mereka memutar kuda dan mulai berderap meninggalkan keramaian pasar.

Sepanjang perjalanan, Sakura banyak melambaikan tangan pada anak-anak yang tersenyum padanya. Setelahnya, perempuan itu menghela napas melihat keadaan mereka. Pakaian yang lusuh dan berlubang menjadi mayoritas. Tak banyak anak yang mengenakan baju layak.

Selain itu, kebanyakan dari mereka membawa barang dagangan. Sakura telah membeli salah satunya, sebuah syal yang dirajut oleh seorang anak perempuan. Sayang ia tak membawa banyak uang dan juga tak mungkin membeli semua barang yang dijual anak-anak itu.

Sakura menghela napas untuk kesekian kalinya membuat Sasuke menoleh. Lelaki itu memincingkan matanya memperhatikan ekspresi wajah Sakura.

"Ada apa?" tanya Sasuke dingin.

"Hanya anak-anak itu," jawab Sakura tanpa memandang Sasuke. Agaknya perempuan itu benar-benar menyesal tidak bisa melakukan keinginannya.

Beautiful Glows (Sasusaku)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang