XIII

7.7K 975 43
                                    

"Ku kira kalian akan tiba di sini lebih lama," ucap Sasuke setibanya di depan pasangan itu. "Rupanya kalian lebih cepat."

"Obito-kun tak ingin melewatkan festival, Sasuke-kun," jawab Rin dengan tawa lembut. Kemudian, pandangan wanita itu beralih pada Sakura yang berdiri di belakang Sasuke. "Kau membawa seorang gadis?"

"Perkenalkan, Asuna Sakura," kata Sasuke memperkenalkan Sakura yang tampak meragu. Ia menoleh ke arah gadis di sampingnya dengan wajah datar. Sakura mengangguk memberi hormat lalu memberikan senyuman.

"Kami bertemu secara tidak sengaja," tambah Sasuke lagi. Ia tak ingin terjadi kesalah pahaman karena melihat tatapan yang ditujukan Rin pada Sakura membuat lelaki itu khawatir. Istri sepupunya pasti tengah merencanakan sesuatu terlihat dari seringai tipis dan tatapan jahil di mata wanita itu.

"Ku kira kau akan memperkenalkan Asuna-san sebagai kekasih," gerutu Obito dengan gamblang. Seketika kedua pipi Sakura merona merah. Begitu pula Sasuke yang mendengus kesal menahan malu.

Rin yang lebih sensitif hampir tertawa menyadari reaksi pasangan di hadapannya. Ia memutuskan untuk menggoda mereka nanti. Keduanya sama-sama seorang tsundere namun membuat mereka terlihat imut.

"Yare-yare! Sepertinya kita bisa mengobrol besok!" ucap Rin kembali menggandeng lengan pasangannya. Obito baru saja menguap untuk ketiga kalinya. "Anata, kita belum menemukan penginapan."

"Obito bisa tidur bersamaku," ajak Sasuke. "Kami menyewa dua kamar."

"Aku memilih tidur bersama Rin ketimbang dirimu, bocah!" kata Obito ketus. Bagaimana bisa Sasuke memisahkan kamar mereka? Ia sedikit merajuk karena tak akan menghabiskan malam bersama istrinya.

Akan tetapi, tampaknya semua penginapan telah terisi penuh mengingat tamu-tamu yang berdatangan untuk melihat festival di desa ini. Obito menghela napas.

Sementara, Rin di sampingnya terlihat antusias.

"Aku akan bersama Sakura-chan!" seru Rin bersemangat. Sakura tertawa melihat keceriaan di wajah wanita itu. Setidaknya, malam ini ia tidak akan tidur sendirian.

🏰
.
.
.
.
.
.
.
.


Sedari tadi Sasuke hanya melihat Obito dari balik perkamen yang tengah ia bentangkan. Lelaki itu cukup kesal melihat sepupunya berjalan mondar-mandir di depan ranjang dengan kedua tangan terlipat. Beberapa kali, Obito menggerutu dan berdecak. Pria itu tampaknya tak memedulikan Sasuke yang merasa terganggu karena ulahnya.

"Bisakah kau diam?" tanya Sasuke setelah menghela napas untuk ketiga kalinya. "Aku sedang serius membaca laporanmu."

"Aku sedang bingung karena mengkhawatirkanmu, bocah!" jawab Obito ketus.

"Khawatirkan dirimu sendiri," gumam Sasuke dan kembali tenggelam dalam bacaan panjang laporannya. Ia sedikit membetulkan letak bantalnya. Tempat tidur penginapan ini cukup nyaman dan memanjakan sekujur tubuhnya yang pegal meskipun bukan penginapan mewah. Bahkan, lantai ruangan itu masih terbuat dari kayu yang menimbulkan bunyi berderit jika dipijak.

Laporan yang ditulis Obito tidak mengejutkan Sasuke tetapi membuatnya khawatir. Rupanya, Amegakure telah bergerak lebih cepat dari yang Sasuke perkirakan. Obito telah menemukan dua mata-mata di desa sebelumnya.

"Aku belum menemukan alasan mereka berada di sini," kata Obito berterus terang. "Sejujurnya, aku tak yakin dengan pendapatku ini, tetapi lambat laun mereka akan menemuimu."

Beautiful Glows (Sasusaku)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang