VIII

8.9K 1K 81
                                    

Kelinci itu berada pada jarak 30 meter dari tempatnya berdiri. Sasuke duduk bertekuk lutut, mengambil anak panah dari tabung wadahnya, lalu mengarahkan busur tepat pada sasaran empuk di kejauhan. Sasuke menutup salah satu mata sebagai fokus dan menarik tali busur. Ujung panahnya mengarah pada tubuh kelinci itu.

"Apa yang ingin kau panah?" tanya Sakura berbisik tepat di telinga kiri Sasuke.

"Sstt!"

Sasuke mendesis meminta perempuan itu untuk diam. Bisikan Sakura tadi cukup mengejutkan dan menggagalkan fokus bidikannya. Ia memandang kelinci itu lagi memastikan sasarannya tak melarikan diri. Beruntung, kelinci itu hanya mendongak dan belum menyadari keberadaan Sasuke.

Sementara itu, Sakura yang duduk berjongkok di samping Sasuke berusaha melihat mangsa lelaki itu. Ia mendongak, kemudian menatap lurus ke depan mulai mencari di antara semak belukar dan pepohonan. Cukup lama hingga perempuan itu menemukan sesuatu bergerak di kejauhan. Ia memincingkan mata melihat sepasang telinga panjang menyembul dari semak-semak. Detik berikutnya, Sakura menyadari mahluk itu adalah seekor kelinci berbulu abu-abu.

"Hei, kau tidak boleh membunuh kelinci itu!" seru Sakura dengan panik.

"Astaga!"

Seruan Sakura seketika membuyarkan konsentrasi. Ia terlonjak kaget. Apalagi, perempuan itu langsung bangkit berdiri begitu saja. Sasuke mendengus kesal ketika sang kelinci menyadari keberadaan mereka dan berlari terbirit-birit. Ia berdiri dan memandang Sakura dengan ekspresi jengah.

Perempuan itu balas menatapnya tajam.

"Kau baru saja menghilangkan sebuah harta karun!" ucap Sasuke jengkel.

Sakura memandang lelaki di hadapannya dengan tak percaya. Bagaimana mungkin daging hewan menggemaskan dengan mata bulat itu disebut sebagai harta karun?

"Bagaimana kelinci bisa disebut harta karun? Kau tidak boleh membunuh hewan menggemaskan seperti itu!"

Sasuke membuang napas kasar. Ia membutuhkan kesabaran tingkat dewa menghadapi gadis yang tengah merajuk. Sakura tak mengerti betapa berharganya seekor kelinci sebagai tunjangan hidup seorang pengelana seperti dirinya. Sasuke tak mungkin membawa banyak uang yang beresiko hilang dalam sekejap apabila terjadi perampokan.

"Harga daging kelinci sama dengan tiga ekor ayam hutan, Sakura. Kita bisa makan selama tiga hari dengan uangnya!" kata Sasuke berusaha menjelaskan dengan sabar.

"Kalau begitu kita harus menangkap tiga ayam hutan!"

Sakura mengatupkan bibirnya ketika Sasuke menyerahkan busur dan anak panahnya. Sasuke menyeringai dan mendengus mengejeknya. Ia tahu, lelaki itu benar-benar kesal.

"Kalau begitu kau sendiri yang menangkapnya!"

Detik itu pula, sang putri menyesali usulannya. Sasuke meninggalkannya begitu saja, kembali ke tempat dimana mereka mengikat kuda mereka. Sakura meringis memandang senjata di tangannya. Tetap saja, ia tidak mau membunuh seekor kelinci untuk mengisi dompetnya.

🏰
.
.
.
.
.
.
.
.

Giliran Sasuke merajuk kesal teringat akan harta karunnya yang kabur. Ia tidak selalu menjumpai kelinci hutan ketika berkelana. Sasaran empuknya menghilang begitu saja karena rengekan seorang perempuan yang sekarang berjalan mengekor di belakangnya.

Hari ini adalah hari ketiga perjalanan mereka. Keduanya tiba di sebuah desa kecil menjelang tengah hari dengan membawa hasil perburuan.

Sakura perempuan yang cukup bisa diandalkan. Dengan sebuah anak panah yang Sasuke berikan setelah kegagalannya, Sakura memanah seekor ayam hutan. Sasuke tahu gadis itu berusaha memamerkan kepandaiannya, tetapi ia itu masih memikirkan kelinci abu-abu itu.

Beautiful Glows (Sasusaku)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang