XXII

7K 850 108
                                    

Note: Dengerin "Heaven and Earth" - Kitaro cocok banget

.
.
.
.
.
.
.
.

"Kita berbaikan?" tanya Sasuke pada Sakura yang berjalan bersisian. Gadis itu terus menatap langkah kakinya. Hari belum fajar ketika mereka berangkat dari rumah seorang petani terdekat. Keduanya harus menempuh perjalanan dengan berjalan kaki, mendaki kemudian menuruni bukit untuk mencapai lembah.

"Aku tak pernah bisa bertengkar lama denganmu," gumam Sakura dan menghela napas. Perempuan itu selalu merutuki dirinya sendiri yang terlalu mudah berdamai dengan Sasuke. Ia mendongak memandang lelaki jangkung di sampingnya yang tetap menatap dengan penuh tanda tanya.

"Wakata," kata lelaki itu akhirnya. Mereka kembali berjalan dalam diam. Jalan yang mereka lalui semakin menanjak ketika keduanya hampir mencapai puncak perbukitan. Sasuke cukup mengagumi fisik Sakura yang jauh lebih kuat dari yang terlihat. Gadis itu belum menunjukkan tanda-tanda lelah.

Harus ia akui, Sakura memiliki karakter seorang warrior ketimbang putri istana. Sasuke kembali diingatkan bagaimana perempuan itu menatap tajam target bidik setiap akan memanah.

"Sasuke-kun!"

Sasuke mendongak ke atas memandang Sakura yang entah sejak kapan berjarak sepuluh meter mendahuluinya. Gadis itu lumayan lincah terutama saat dirinya benar-benar bersemangat. Dari ketinggian tempat Sakura berdiri, Sasuke menduga gadis itu telah melihat tempat tujuan mereka.

Hal itu membuat Sakura cukup tak sabaran. Tetap saja Sasuke menikmatinya.

Akhirnya, ia tiba di tempat Sakura berdiri menunggunya. Onyx matanya mengikuti arah pandangan gadis itu. Sebuah lembah yang dipenuhi dengan berbagai macam bunga terbentang di bawah sana. Gradasi warna yang memanjakan mata dan harum semerbak yang menggoda indra penciuman. Perpaduan yang pas dengan udara sejuk dataran tinggi dan langit pagi.

"Indah sekali!" kata Sakura tanpa sadar. Detik berikutnya, gadis itu menoleh memandang Sasuke yang juga tengah melihat ke arahnya.

"Ikut aku!" ucap Sasuke pada Sakura mengajak gadis itu untuk turun. Ia terus memastikan Sakura berada tak jauh darinya. Gadis itu menapaki setiap tempat pijakan yang dipilih oleh Sasuke. Ia tak ingin tergelincir mengetahui medan untuk mencapai lembah cukup licin.

Sasuke sigap memeluk gadis itu ketika Sakura hampir terjungkal. Lelaki itu sama kagetnya seperti Sakura. Sejenak, mereka berpandang-pandangan sebelum Sakura melepaskan tubuhnya.

Sasuke berdeham canggung dan merendahkan pandangannya.

"Hati-hati!" katanya pelan dibalas anggukan oleh Sakura.

Sasuke diam saja ketika Sakura menggenggam tangannya. Kali ini, lelaki itu memperlambat langkahnya dan menunggu. Lima menit berlalu ketika mereka mencapai lembah. Sakura cukup puas meski ia mulai merasa gerah akibat olahraga pagi itu. Mereka meninggalkan kuda pada rumah penduduk terdekat karena hewan-hewan itu tidak bisa menjangkau medang yang curam.

"Bunga-bunga ini tumbuh subur dengan sendirinya," komentar Sakura dan menunduk memandang bunga terdekat. Kumpulan bunga lily putih dan kuning yang kuncup-kuncupnya mulai membuka sempurna. Udara dingin khas pegunungan membuat tubuhnya ringan.

"Lily putih adalah bunga favorit Okaa-san," kata Sasuke teringat akan sang ibu.

"Benarkah? Ibumu pasti sangat cantik."

Sasuke membenarkan perkataan Sakura. Baginya, wanita itu adalah wanita tercantik di dunia ini. Kelak jika ia telah memiliki istri, kedua wanita itu akan menjadi wanita yang paling ia hormati.

Beautiful Glows (Sasusaku)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang