Pasukan Konohagakure telah berangkat meninggalkan ibu kota seminggu yang lalu. Rakyat di sepanjang jalan memberikan penghormatan, seperti yang selalu mereka lakukan, ketika kuda-kuda besar kerajaan berderap menuju perbatasan timur tempat perang akan berlangsung. Pasukan akan membangun kekuatan di dekat gerbang perbatasan dan menunggu hingga Amegakure bergerak. Mereka tidak akan menjadi penyerang pertama.
Selama itu, Sakura hanya berdiam diri di istana setelah melepas kepergian Sasuke di depan gerbang ibu kota. Naruto berjanji akan menjaga Sasuke dengan segenap hidupnya namun Sakura melarangnya karena pernikahannya dengan Hinata pun telah tertunda. Ia juga melarang Neji melakukan hal serupa karena Sakura tahu seseorang tengah menunggu lelaki itu kembali.
Ini hari kelima sejak Sakura mulai mengurung diri di kamar. Ia tak bernafsu untuk menyentuh makannya sama sekali.
"Sakura-chan!" seru seseorang di luar.
Sakura menengok ke arah pintu yang terbuka tanpa persetujuannya. Toh, ia tak akan marah karena itu adalah Ino, sahabatnya. Gadis berambut pirang itu tersenyum dan segera menutup pintu dengan perlahan. Ia beranjak duduk di samping Sakura yang tengah bersandar pada jendela.
"Kau sangat buruk, Sakura-chan," komentar Ino melihat bibir pucat sahabatnya. Ia menangkup kedua pipi Sakura membuat gadis itu kesal. Sakura segera menepis tangan sahabatnya membuat gadis pirang itu tertawa.
"Aku benci harus tidak melakukan apapun," kata Sakura mengingat instruksi Kaisar padanya. Ia tidak diperbolehkan keluar dari ibu kota selama situasi genting. Sementara itu, tampaknya pasar di luar istana tetap ramai dan orang-orang di sekitarnya beraktivitas seperti biasa. Sakura hanya tak berminat melakukan apapun.
"Aku juga benci melihatmu seperti ini," gumam Ino mengayunkan kedua kakinya. "Kau tak ingin keluar? Aku bisa membantumu. Ratu memperbolehkanku membawamu berkeliling ibu kota. Banyak prajurit di setiap sudut pasar sehingga kau akan baik-baik saja."
Sakura hanya terdiam memikirkan ajakan Ino. Setengah dirinya memang menginginkan kebebasan. Sesuatu cukup lama mengganggunya dan mungkin dapat menjadi tujuannya unuk keluar dari istana sementara waktu.
Sakura bangkit berdiri. Ino tersenyum tipis mengetahui usahanya telah berhasil. Gadis berambut merah muda itu mengambil sebuah busur dan wadah anak panah yang diletakkan di samping tempat tidurnya. Sasuke meminta gadis itu untuk mengandalkan kekuatannya dalam memanah sebagai pertahanan diri.
"Aku akan membantumu bersiap!" seru Ino berubah riang.
🏰
.
.
.
.
.
.
.Tampak luar rumah Neji Hyuga tidak mengalami banyak perubahan. Pintu gerbang rumah itu tampak terbuka. Tanpa ragu, Sakura diikuti oleh Ino memasuki gerbang itu.
Mereka langsung disambut pekarangan yang asri dengan kolam teratai dan tiga rumah utama di dalam. Hyuga memang salah satu marga ter-kaya di Konoha setelah Namikaze. Setidaknya ada dua menteri bermarga Hyuga yang kini menjabat di istana.
Sebuah bangunan yang Sakura kenali sebagai dojo bela diri keluarga. Bangunan yang lain adalah kamar tamu dan rumah utama. Sakura cukup mengenal tempat ini sehingga tak mengalami kesulitan untuk segera menemukan pintu utama. Ia mengangguk pada Ino dan gadis pirang itu mengetuk pintu.
"Tunggu!" seru seorang pria dari dalam. Suara tergopoh-gopoh terdengar dari bunyi berderit lantai kayu.
Ketika pintu terbuka, Sakura segera tersenyum. Hizashi Hyuga, pria tua yang menyambutnya terdiam tak percaya melihat kehadiran sang putri di hadapannya. Sesaat ia tak mengatakan apapun karena terlalu terkejut.
"Yang Mulia?" tanya Hizashi tak percaya. Ia hampir bersujud sempurna jika Sakura tak menahannya.
"Bagaimana kabar Anda, Ojii-san?"
![](https://img.wattpad.com/cover/148843019-288-k514943.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Glows (Sasusaku)✔
Фанфик[Complete ✔] Semua tokoh milik Paman Masashi Kishimoto Kaisar Jiraiya menginginkan seorang penerus. Akan tetapi, ia hanya memiliki seorang cucu perempuan, Putri Mahkota Haruno Sakura. Ia memutuskan untuk mengadakan sayembara. Tidak harus seorang pan...