30

7.3K 909 109
                                    

"yakin ni?" tanya pria bertubuh gempal.

"yakin lah, gua mau ketemu mantan plus calon doi again" kekeh pria beperawakan jangkung.

"baale yang bener'' Omen masih melirik Iqbaal yang membenarkan kacamatanya.

"doain aja" Iqbaal tersenyum tipis keluar dari mobilnya.

Iqbaal menatap lurus rumah yang pernah ia datangi demi gadis yang pernah singgah dihatinya.

"gua si b aja ketemu siapa aja, semoga doi di rumah." Iqbaal berjalan kearah pekarangan rumah tersebut.

Iqbaal memencet bel, selang beberapa menit pintu pun terbuka.

Ceklek!

"loh nak Iqbaal, malem-malem nyari siapa?" tanya Ambar

"maaf ganggu Tante, Iqbaal nyari (namakamu)" sebelum bertanya Iqbaal terlebih dahulu salim kepada Ibunda (namakamu).

"oh (namakamu), lagi pergi sama Karel. Baru beberapa menit si. Mau nunggu aja baal?" Ambar memang akrab dengan semua teman putra dan putrinya.

"Iqbaal ada acara Tante, kalo nunggu (namakamu) aja kayaknya ga bisa, nitip salam aja Tante, Iqbaal pamit dulu tante" pamit Iqbaal tak lupa mencium tangan ambar.

Bugh!

"gimana?" tanya Omen

"dia ga ada dirumah" jawab singkat Iqbaal.

"tadi Mika telvon" kata Omen memberikan handphone kepada Iqbaal.

"keangkat ga?" Iqbaal kaget bukan main atas penuturan Omen.

"engga, takut salah ngomong gua" Omen memainkan handphonenya lagi.

"hallo baby" Iqbaal melakukan video call entah dengan siapa.

Omen hanya meliriknya.

Berbeda dengan Karel dan (namakamu) mereka berada di mall.

"Rel, asli nanti pas balik-"

"iya gua gendong, nunggu hanif sama caitlin otw sini" Karel merangkul (namakamu).

"kita kaya pacaranya ya" celetuk Karel

"mau banget ya?" (namakamu) memainkan handponenya.

"kata Ibu Iqbaal kerumah. Untung gue jalan sama lo" ucap (namakamu).

"Iqbaal kaya depkolektor, lu takut banget ketemu Iqbaal." kekeh karel.

"Rel, lo kan mantan artis yang udah ga laku lagi. Traktir gue jajan kek." pinta (namakamu)

"mau jajan apaan? Lu kalo jajan mah sepatu kalo ga kaos-kaos" ujar Karel merangkul (namakamu).

"gue pingin beli jam aja si" ucap (namakamu).

"jangan jam deh, Caitlin mau gua beliin sepatu sama jam soalnya" kata karel

"ya ya"

"ihh itu cowo gue" tunjuk (namakamu) kearah Hanif yang berjalan kearahnya dengan celana jeans panjang dan jaket hitamnya.

"kenapa make jaket yang ini si lo?" (namakamu) memukul lengan Hanif.

"jaket gua ga ada yang kering'' ujar Hanif.

"lipstik lu ih" Hanif mengomentari make up kekasihnya.

"gue cantik ya? Keturunan pakistan mah bebas" (namakamu) berbicara dengan angkuhnya.

"songong nih si geblek"

"nunggu Caitlin ya?" (namakamu) melirik Karel.

"tuh dia"

BUKTITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang