35

6K 848 80
                                    

(namakamu) sedang berada disebuah mall. Namun ia tak sendirian melainkan bersama Teh Ody.

"iya Teh masa, kok bisa si?" (namakamu) menggelengkan kepalanya.

''Teteh juga tau, lagian biasanya ga gitu juga"

"makan dong teh aku laper" ujar (namakamu) dengan cengiran.

"eh iya lupa, ke restoran aja yuk kasian deh kamu. Nanti ga makan-makan terus kecil mulu ga gede-gede'' ledek Ody

"ngeledek nih orang" kata (namakamu)

Ody dan (namakamu) berjalan menuju restoran.

"kamu nyari apa kesini?" Ody bertanya kepada (namakamu).

"jam tangan, aku gatau kado buat cowo itu apa" kata (namakamu).

"sepatu juga boleh, apa kaos" ujar Ody

"nanti aja deh, makan dulu" (namakamu) melahap makananya.

"laper banget bu?" kekeh Ody.

"mayan"

Setengah jam mereka berada direstoran, karena sudah kenyang mereka akhirnya berjalan mencari kado.

"kue ulang tahun engga sekalian?" tanya Ody.

"udah ada, tinggal kado. Aku mau jam aja deh" (namakamu) melangkah bersama Ody menuju toko jam tangan.

"sekalian dibungkus bisa?" tanya (namakamu)

"bisa"

"ini mba"

"makasih ya" (namakamu) melangkah keluar dari toko jam.

"ga nyangka ya kita jalan-jalan sampe siang" ujar Ody.

"terlalu asik"

"Teteh nanti dijemput, kamu ikut Teteh?" tanya Ody.

"aku juga dijemput sama Hanif"

"siap, kayaknya kita harus berpisah deh. Aku udah ada yang nungguin tuh" Ody menunjuk mobil SUV silver yang sudah ada didepan sana.

''dadah Teteh"

Selang Teh Ody pergi, Hanif sudah menjemputnya.

"mau langsung pulang apa gimana?" tanya Hanif.

"pulang lah ngapain emang ha? Nunggu kamu yang lama banget iya?" sentak (namakamu)

"kok sewot sih, ya udah si maaf. Lagian macet juga" bela Hanif.

"ga usah alesan deh, basi tau ga." (namakamu) menatap keluar jendelanya.

"ya udah si orang udah minta maaf juga, baper bener si lu" Hanif sebenarnya sudah tidak fokus mengendarai mobilnya.

"ga usah banyak omong deh, tinggal nyetir aja rewel. Gue cape mau tidur dirumah" kesal (namakamu).

Sesampainya dipekarangan rumah (namakamu), ia lantas keluar dari mobil tanpa mengajak hanif untuk mampir.

Tapi itu tak dipermasalahkan oleh Hanif, ia lebih memilih pulang karena gadisnya tengah marah padanya.

***

"iya Teteh abis jalan sama (namakamu)" ujar Ody.

"dia berubah ga si sama Teteh?" tanya Iqbaal.

"engga si biasa aja, emang kenapa? Sama kamu berubah?" tanya Ody penasaran.

"dia ga mau maafin Ale, gatau si sampe saat ini dia ga mau bales atau angkat semua tentang aku. Gatau juga aku Teh" lirih Iqbaal.

BUKTITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang