(namakamu) benar-benar muak melihat tingkah Iqbaal. Yang bergelantungan tak jelas.
"kamu langsung pulang nak?" tanya Ibunda Iqbaal.
"iya Tante." dengan senyum tipisnya.
Shenna sibuk memvideo Iqbaal, Devan terlelap sama halnya dengan Karel dan Hanif.
(namakamu) memang sedang sakit karena masuk angin, sehabis sahur ia meminum obat.
"muka kamu pucet" omen berkomentar karena (namakamu) yang memang sudah pusing.
"aku ga pake make up soalnya" alibi (namakamu).
Iqbaal menatap intens mantan kekasihnya itu, padanganya teralih kepada jaket yang dikenakan (namakamu). Itu adalah jaket Hanif.
Bahkan Hanif tidur pun (namakamu) mengalungkan lenganya di lengan Hanif.
Meski Hanif tidur percayalah hanif juga mengeratkan lenganya.
"kamu sakit ya?" tanya Tante Rike mengelus pipi mulus (namakamu).
"kamu anget" tambah Tante Rike.
"bangunin lah doi masa sakit ga dipeduliin" celetuk Iqbaal membuat (namakamu) melirik sinis Iqbaal.
Bisa-bisanya ia bercara langsung mengenai kekasihnya, karena Iqbaal tak tau, semalaman Hanif dan Karel yang mencari obat di Apotik.
Wajar Hanif dan Karel mengantuk, karena semalaman ia mereka tak tidur, Hanif yang sampai di hotel sudah larut malam jam 1 malam.
'kalo ga ada emaknya gue caci maki balik lo' batin (namakamu)
"kamu pulang naik mobil Tante aja" ajak Tante Rike.
"aku ada janji sama adik, jadi ga bisa. Maaf ya Tante." (namakamu) menolak secara halus.
Bukan ia tak mau, namun ia enggan satu mobil lagi dengan Iqbaal.
'kalo ga sebar fotonya, gua yakin ga bakal putus gua, mantan gua yang ini makin cantik lagi.' batin Iqbaal.
"Nif bangun" bisik (namakamu)
Hanif bangun dari tidurnya mendenger lirihan kekasihnya. Hanif menatap kekasihnya dengan mata memerah akibat ia tidur sebentar.
"kok nambah pucet?" bisik Hanif.
"ada Iqbaal bikin aku pusing" bisik (namakamu) hanya mereka yang mendengar.
"ya udin si ya, tidur aja biar ga pusing banget" bujuk Hanif dan dianggukin oleh (namakamu).
(namakamu) tertidur dipundak Hanif dengan memeluk lengan kekasihnya.
Hanif memainkan iphonenya, karena rasa katuknya menghilang seketika.
"Nif"
Hanif melirik Karel yang sudah membuka kedua matanya.
Hanif menyeritkan alisnya pertanda bertanya 'apa?'.
"lu dengerin omongan Iqbaal tadi engga?" Karel bertanya dengan suara yang pelan
"denger semua Alhamdulillah" bisik Hanif.
Karel menepuk pundak hanif, membuat Hanif mengangguk paham.
***
(namakamu) dan Hanif berada disalah satu cafe bersama dengan karela dan caitlin.
(namakamu) yang sudah sehat, ikut hadir diacara buka bersama. Mereka menikmati menu yang sudah mereka pesan, karena suara adzan sudah berkumandang.

KAMU SEDANG MEMBACA
BUKTI
Teen Fiction"Kau berhasil membuat kutak bisa hidup tanpamu" - Iqbaal Ramadhan UDAH SELESAI YA