Back to home

337 31 3
                                    

Setelah kejadian kemarin Harris memutuskan untuk kembali kerumahnya, walaupun jarak antara rumah dan sekolah nya lumayan jauh sekitar 45 km, tetapi ia mulai mengetahui bahwa menjadi anak indigo itu tidak semudah yg ia bayangkan dan banyak yg harus mereka hadapi mulai dari rasa takut, hawa negatif, dan merinding tujuh keliling.

****
"Assalamualaikum Bu...". Seraya mengetuk pintu.

"Waalaikumusalam, eh harris kok kamu sudah pulang katanya mau ngekost sampai seminggu." Tanya ibu.

"Iya gpp bu, kostsannya sepi blm ada teman yg asik di ajak ngobrol di tambah harga nya mahal." Kekeh ku.

"Oh ya sudah ayo masuk." Ibu mempersilahkan.

"Oke Bu!". Jawab ku.

Aku langsung berjalan menuju kamar dan merebahkan seluruh tubuh ku.

"Ah... Lelah sekali hari ini, tubuhku serasa lemas dgn kejadian kemarin itu." Keluh ku.

Kupejamkan mata ku dan aku melihat seseorang dalam bayangan ku, ia adalah Liana kakak kelas ku yg sudah lulus SMA ia seperti menuju tempat yg jauh, aku tidak tahu tempat itu dimana tetapi yg jelas ia sedang menaiki KAI untuk melanjutkan studinya di kota Jawa tengah.

Aku melihat ia akan menjadi tumbal makhluk gaib yg tinggal di dalam Rumah kos tetapi sebenarnya rumah kos itu adalah bekas kuburan pembantaian sadis dan sudah banyak org yg menjadi korban nya.

"Astaghfirullah, ada apa dengan ku ini perasaan ku jadi tidak enak, aku sangat gelisah terhadap keselamatan kak Liana, apakah benar aku dapat menerawang seperti anak indigo?." Perasaan ku bercampur aduk.

Hari ini juga kuputuskan untuk menemui kak liana pada sore nanti.

***

"Assalamualaikum, kak Liana?". Seraya mengetuk pintu

"Waalaikumusalam, eh Harris ada apa, kok tumben sekali mampir kesini apa mau pinjam buku SBMPTN, untuk belajar?". Tanya ibu Liana.

"Oh tidak Bu terimakasih, maaf ya Bu sebelumnya tapi saya mempunyai firasat yg buruk terhadap kak liana, sebaiknya kak Liana jgn pergi ke luar kota bu". Jelas ku.

"Loh, knp? Bukannya universitas di Jawa tengah itu bagus ya?." Tanya ibu Liana heran.

"Bukan masalah universitas nya Bu, tapi rumah kos yg akan di tempati oleh kak Liana, rumah kos itu di huni oleh nenek paruh baya yg sebenarnya adalah jin yg sering mencari tumbal untuk keabadian hidupnya, dan aku khawatir kak Liana akan menjadi tumbal berikutnya." Jelas ku.

"Ah... Km jgn ngaco deh, memang kalau ajal tidak ada yg tau dan km tidak boleh mendahului tuhan untuk menakdirkan anak saya akan meninggal, sudah sana pulang." Dgn nada yg cukup tinggi .

"Tapi... Bu." Terkejut aku dgn suara ibu kak Liana yg cukup keras.

"Sudah, sana pergi jgn kemari lagi, jika km masih terus berkata aneh tentang keluarga saya." Bentak ibu kak Liana.

Kemudian aku pulang dengan perasaan yg kecewa, ternyata menjadi orang yg tidak sengaja membuka mata batinnya sama halnya dengan anak indigo namun bedanya ia tidak terlalu peka dgn hal² yg gaib.

Bersambung....
Hai para readers👋 aku kembali dgn judul yg tak kalah menarik dari part 1 yuk ikuti keseruan cerita selanjutnya 💕 loveeee you

"Aku Bukanlah Anak Indigo" [Harris J]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang