Kesempatan Kedua

221 28 4
                                    

#Harris POV

"Aaaaaaaaaahhhh, jangan, jangan dekati kak Liana pergi sana, pergi...!". Teriak ku memecah keheningan malam.

Sontak seluruh keluarga ku panik dan mengecek kamar ku.

"Astaghfirullah, Harris kamu kenapa?". Tanya ibu seraya berusaha membangunkan ku.

"Jangan, aku mohon jangan jadikan ia tumbal mu, ia anak satu-satunya dari pasangan Bu ernia (ibu Liana) dan bapak Suherman (bapak Liana)." Teriak ku mengigau.

"Ayah, bagaimana ini bantu Harris untuk bangun." Jawab ibu panik.

"Iya Bu, bismillahirrahmanirrahim." Jawab ayah seraya mengusap kening ku.

Kemudian aku terbangun dengan badan yg penuh dengan keringat dingin.

"Ya Allah nak, kamu kenapa? Kamu mengigau tadi?." Tanya ibu panik.

"Iya bu, maaf ya jadi ngerepotin ibu, Bu kita harus tolongin kak Liana dia lagi dikejar-kejar oleh makhluk gaib, yg menginginkan nyawanya bu!". Jelas ku.

"Hah.. yang benar Harris kok kamu bisa berfikiran seperti itu?" Tanya ibu heran.

"Maaf bu, jangan sekarang ya ceritanya panjang, yg penting sekarang kita harus bantu kak Liana bu.!" Jawab ku panik.

"Iya, ayo tapi dia sedang dimana?" Tanya ayah.

"Sekarang kak Liana lagi di sebuah rumah kosan yg angker di daerah Jawa tengah, aku mohon ayah bantu ya." Seraya memohon.

****

Akhirnya semua menyetujui untuk menolong Liana dan langsung menuju Jawa tengah.

Jam menunjukkan pukul 02.00 wib.

Ayah ku langsung memacu mobilnya dgn kecepatan 80km/jam dan banyak melalui jalan tikus untuk menghemat waktu.

"Ya Allah, semoga aku masih sempat menyelamatkan kak Liana." Keluh ku seraya terus berdoa dan beristighfar.

Di sepanjang jalan aku melihat keluar jendela mobil, ternyata banyak arwah penasaran dan korban kecelakaan yg sedang menatap diriku dgn tajam dan membuat aku ngeri.

"Ada apa, ris?." Tanya  yusha (adalah kakak Harris, hanya beda 1 thn).

"Oh.. gpp bang aku cuma mikirin kak Liana terus dari tadi." Aku berbohong.

"Oh.. ya udah lu istighfar terus ya, jangan bengong." Saran yusha.

"Iya bang, makasih." Kekeh ku.

#Liana pov

Lalu Liana berusaha melarikan diri keluar dari rumah kos yg angker itu. Dengan kaki yg berdarah Liana berlari pontang-panting tanpa peduli melihat ke depan karena panik di kejar sepanjang tangan menyeramkan tanpa pemilik itu.

Akhirnya Liana jatuh tersungkur dan sepanjang tangan itu berhasil menangkapnya.

"Uwaaaahhh..... Tolong!!!." Jerit liana.

*Prankkkk suara piring jatuh

"Aduh knp ya ini, kok perasaan ku jadi tidak enak!". Gumam ibu kak liana.

Dalam keadaan setengah sadar Liana melihat tangan seram itu mencekik lehernya dgn kuat.

Tiba-tiba ada suara yg sangat kencang memecah konsentrasi makhluk gaib itu untuk mengambil nyawa Liana.

#Harris POV

"Stoppp... Jangan sakiti dia." Jawabku lantang.

Sontak saja makhluk gaib itu menoleh ke arah ku dgn wajah yg seram bisa di sebut (kuntilanak) berambut merah menyeringai di hadapan ku.

"Hihihihihihi, mau apa kau disini, kau sudah menggangu konsentrasi ku." Jawab makhluk itu dgn seram.

"Jangan, sakiti kak Liana!." Teriak ku kepada makhluk itu.

"Hihihihihihi,jangan banyak bicara kamu, hahahaha." Seraya melamparku hingga terpental lumayan jauh.

Brukkkkk!

"Aduh.... Uhuk,uhuk,uhuk." Aku terbatuk-batuk karena menahan sakit di perut ku.

Tiba-tiba ku dengar ayah ku berteriak dari arah belakang.

"Harris bacakan suratan pendek yang telah kamu hafal." Teriak ayah dengan keras.

"Baik, ayah." Seru ku dengan keras.

Aku mulai membacakan suratan pendek.
Annas ayat 1-6
Al-falaq ayat 1-5
Al-Ikhlas ayat 1-4
Ayat kursi ayat 255

"Argggggg, jangan tidakkkk, panasss!." Jawab makhluk itu kesakitan.

Seketika makhluk gaib itu menghilang dari pandangan ku.

"Alhamdulillah." Jawab semua dengan perasaan lega.

Kemudian aku langsung menolong kak Liana yg sedang terduduk di tanah.

"Ayo kak, jangan takut sekarang makhluk gaib itu sudah binasa." Jawabku menenangkan kak Liana.

"Makasih ya Harris kamu sudah mau jauh-jauh datang hanya untuk menolong ku saja." Seraya berusaha berdiri.

"Iya kak, sama-sama insha Allah semoga dengan terbuka nya mata batin ku, aku bisa menolong orang yang sedang kesulitan/ mengalami gangguan gaib." Jelas ku.

"Iya sekali lagi terimakasih banyak ya." Seraya memeluk ku dengan erat.

Tetapi aku tidak membalas pelukannya itu, aku hanya terdiam heran, karena baru pertama kali ada seorang wanita yg memelukku selain ibu ku.

Yusha yg melihat aku dan Liana berpelukan, ia jadi salting.

"Bu... Kapan ya aku bisa kayak gitu." Keluh yusha.

"Hehehehe, blm saatnya yus sabar ya." Kekeh ibu kpd yusha.

"Ehmmmm." Lerai ayah.

Suara ayah memecah konsentrasi Liana dan segera melepaskan ku dari pelukan nya.

"Maaf, ya ris." Jawab Liana tersipu malu.

"Hehe, iya gak apa-apa kok." Kekeh ku.

Bersambung....
Hai para readers 👋 bagaimana makin seru dan penasaran kan?
Ikuti terus kisah selanjutnya ya
Jgn lupa vote dan comet di bawah ini 👇👇👇

-salam literasi-💕

"Aku Bukanlah Anak Indigo" [Harris J]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang