Dalam bahaya

149 21 2
                                    

****

Hari sudah mulai senja semua murid membereskan barang-barang mereka dan mulai masuk kedalam tenda masing-masing.

"Ayo anak-anak cepat bereskan semua barang-barang kalian. Hari sudah mulai senja." Perintah Bu Susi.

Author pov

Semua siswa sedang sibuk membereskan semua barangnya, tetapi tidak dgn Alya ia terus saja menatap pohon beringin di ujung jalan sana. Ia tampak seperti terhipnotis karena sedari tadi ia tidak mengedipkan matanya.

"Hei! Al km gpp?." Kejut seorang temannya.

"Astaghfirullah. Iya ada apa?." Dgn nada terkejut.

"Dari tadi km melamun terus. Knp?." Tanya temanya.

"Aku lagi lihat pohon itu. Bagus deh... Tapi aku juga ngerasa kalau ada yg manggil² aku dari sana." Jelas Alya.

"Sudahlah km jgn terlalu lama disini. Sudah hampir senja, ayo kita balik Kesaung." Jelas Cindy. (Just info: Cindy adalah teman sekelas Alya.)

Alya mengangguk pelan.

#Alya pov

Jam menunjukan pukul 18.00 wib.

"Alhamdulillah. Sudah adzan Magrib. Waktunya shalat." Gumam ku dlm hati.

Aku bergegas menuju kamar mandi yg terletak di luar saung, tepatnya di sebelah timur dan lumayan jauh serta gelap.

"Aduh. Gelap banget jalan nya, mana gak ada teman lagi." Keluh ku.

Aku terus berjalan menelusuri jalan yg gelap gulita.

#Kamar mandi

Ketika sedang membuka keran untuk berwudhu tak sengaja aku melihat penampakan seorang nenek paruh baya dgn sedikit bungkuk dan menggunakan tongkat di tanggannya  yg sedang melambai ke arahku seperti ingin mengajakku untuk pergi bersamanya.

Harris pov

"Ya Allah perasaan ku makin gak enak. Aku harus cepat bertemu Alya dan langsung membawanya pulang." Seruku dlm hati.

Setelah selesai shalat magrib aku putuskan untuk langsung menjemput Alya dari tempat kemahnya itu tanpa pamit kepada org tua ku.

"Sebaiknya aku langsung pergi saja. Kalau pun izin pasti akan di larang." Ucapku seraya mengendap-ngendap saat ingin mengambil kunci mobil.

****

Kupacu mobil dgn kecepatan 70 km/jam. Agar dapat menghemat waktu.

Alya pov

Entah apa yg terjadi pada diriku. Aku pun tak sadar jika kaki ku mulai melangkah untuk mengikuti nenek itu.

Aku pun terus saja mengikuti nya dan sampai lah aku di depan punden pohon beringin itu.

"Nek. Kita dimana? Bukankah ini pohon beringin angker?." Tanya ku pelan.

"Gpp ndok. Ini rumah nenek, jgn takut ya. Silahkan duduk." Nenek itu mempersilahkan.

Aku mulai merasa tidak enak dan merinding.

"Kelihatan nya nenek ini sangat misterius dan ada niat jahat di balik sikapnya ini. mendingan aku langsung pergi dari sini!." Gumam ku dalam hati.

Blm sempat aku berbalik badan nenek itu sudah ada di hadapanku.

"Mau kemana ndok? Hihihihihihi ." Tawa nenek itu membuat telinga ku sakit.

"Tolong!!!!" Teriakku dgn keras.

Aku yg sedari tadi teriak meminta pertolongan anehnya tak ada satupun orang yg mendengar ku. Padahal banyak org yg melintas di hadapan ku.

Just info:

Mungkin Alya sudah di bawa ke alam gaib jadi org biasa tak akan bisa melihat dgn mata telanjang.

Rumah pov

Ibu Harris panik ketika mendapati anaknya pergi dari kamar dan tanpa seizin org tuanya.

"Ya Allah pa! Harris gak ada di kamar nya, kunci mobil juga gak ada di meja." Teriak ibu.

Semua orang terkejut dan langsung menuju sumber suara tersebut.

"Pasti Harris jemput Alya ke Jawa Bu! Ayo kita susul dia." Jelas ayah.

Ibu mengangguk pelan.

"Bu yusha ikut ya. Biar Maman sama meya tunggu dirumah." Sambung yusha.

"Ya sudah ayo." Seru ibu.

Harris pov

Aku telah sampai di perkemahan Alya dan aku langsung ke saungnya untuk bertanya kepada Bu Susi.

"Assalamualaikum Bu!." Jawabku seraya mengetuk pintu.

"Waalaikumsalam. Ada yg bisa saya bantu?." Tanya Bu Susi.

"Bu sekarang Alya ada dimana?." Tanya ku panik.

"Tadi Alya pergi keluar untuk mengambil air wudhu dan sampai sekarang ia blm kembali." Jelas Bu susi.

"Ya Allah. Km kemana Alya. Bu sekarang tolong bantu saya untuk cari Alya sampai dapat." Seruku.

"Maaf km siapanya alya?." Tanya bu susi.

"Oh ya Bu saya kakaknya alya. Nama saya Harris." Serya menjabat tangan Bu Susi.

****

Alya pov

Aku terus berusaha untuk lari dari kejaran nenek itu dan akhirnya aku pun tersungkur di tanah dan mulai memohon agar tidak  di jadikan tumbal olehnya.

"Nek aku mohon! Jgn jadikan aku tumbal." Seraya memohon.

"Hihihihihihi. Yg sudah msk wilayah ku tak kan pernah bisa keluar dgn selamat. Hahahaha." Tawa nenek itu sangat mengerikan.

Nenek itu terus mendekati ku dan berjongkok di belakangku seraya mengusap kepala ku yg barbalut hijab.

Tak disangka bahwa ia mengusapkan tangannya kekepala itu merupakan trik ia untuk membuat mangsanya tak sadarkan diri (sihir).

Aku pun tak ingat apa pun lagi.

Harris pov

Aku terus menelusuri tempat yg ada di bayangan ku satu per satu.

Dan tibalah aku di depan pohon beringin angker yg sudah banyak menelan korban.

"Bu itu Alya sedang tertidur di atas punden." Seraya menunjuk pohon itu.

"Dimana ibu tidak bisa lihat!." Jawab Bu Susi heran.

Tiba-tiba ada suara seseorang yg menghentikan langkah ku saat akan menuju punden tersebut.

"Harris km sedang apa!." Teriak ibu khawatir.

"Kok kalian ada disini?." Pikirku heran.

Bersambung.....
Halo para readers 👋 ane balik lagi nih sorry ya udah lama tunggu update cerita nya soalnya ane lagi liburan ke Jawa jadi jarang ada sinyal maklumlah pake kartu murahan😂😅.

Masih serukan ceritanya ikutin terus ya jgn lupa vote dan comet . Makasih yg udah setia terus baca cerita ane.

Love youuuuuu 💕

-salam literasi 📚-

"Aku Bukanlah Anak Indigo" [Harris J]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang