Waduk Gajah Mungkur

169 25 1
                                    

"Kisah ini hanya sebatas mitos yg berkembang di masyarakat Wonogiri Jawa Tengah, walaupun memang benar adanya penulis tidak bertanggung jawab atas yg terjadi." Kutipan dari buku menguak misteri.


#ruang keluarga

Isla pov

"Bu, besok isla akan melakukan tour ke daerah Jawa tengah." Tanya isla.

"Kok jauh sekali. Siapa saja yang ikut bersama mu?." Jawab ibu.

"Seluruh kelas 5 ibu. Ikut semua termasuk kepala sekolah." Jelas Isla.

"Ya sudah ibu izinkan. Tapi kamu jangan nakal dan harus ikuti semua peraturan yang di berikan sama ibu guru." Ujar ibu.

"Sip bos." Salam hormat.

Isla akan pergi study tour ke salah satu waduk yg terdapat di Wonogiri Jawa tengah. Alam disana sangatlah indah dan banyak wahana permainan yang sangat menarik untuk anak-anak.

"Tapi ibu sebaiknya Isla jangan kesana. Bahaya Bu aku punya firasat yg gak enak." Tambah ku.

"Bilang aja kak Harris iri, karena aku mau study tour. Kan di sekolah kakak gak ngadain studi tour." Sambil menjulurkan lidahnya.

"Tapi kakak gak bohong. Pokoknya jangan kesana besok titik." Jawabku kesal.

"Husss, sudah jangan pada berantem. Dan kamu Harris, ibu  sudah mengijinkan Isla dan ibu sudah menitipkan nya sama ibu guru. Jadi kamu jangan  khawatir." Seru ibu.

"Yasudah ibu. Harris pamit keluar dulu ya." Pamit ku.

"Iya tapi  jangan lama-lama ya." Tambah ibu.

Aku hanya mengangguk pelan.

#Harris pov

Aku menuju ke taman belakang rumah untuk bermain bersama teman-teman.

Aku pun duduk di pos sendiri, karena masih menunggu teman-teman.

"Kok aku punya firasat buruk ya tentang waduk itu. Apa mungkin disana ada bahaya?." tanya ku dalam hati.

Tiba-tiba ada suara yang membisikan di telingaku.

"Waduk itu ada penunggu nya dan waduk itu sudah banyak menelan korban. Jaga adik mu baik-baik Harris." Suara itu menjelaskan.

"Astaghfirullah." Aku terkejut.

Seketika aku merinding dan mencari kemana asal bunyi itu, tetapi suaranya mirip sekali dgn pak Tono.

"Pak Tono. Bapak ada disini? Kalau ada tolong muncullah aku ingin bertanya!." Tanya ku seraya memanggil pak Tono.

Seketika pak Tono muncul di hadapan ku dgn baju yg sama dan topi yg sama.

"Iya, kau memanggilku?." Jawab pak Tono.

"Iya pak. Emangnya di waduk itu ada penunggunya pak?." Tanya ku.

"Iya. Disana ada penunggunya jadi kamu harus menjaga adik mu."

"Bapak tau dari mana?." Tanya ku.

Belum sempat aku menghabiskan semua pertanyaan ku pak Tono sudah menghilang dari pandangan ku.

"Yah, kebiasaan deh. Pak Tono hobinya ngilang melulu." 😑

"Hei ris. Lu bicara sama siapa dari tadi?." Tanya salah seorang teman ku seraya menepuk pundak.

"Eh lu do. Ngagetin gue aja. Gue gak ngomong sama siapa-siapa kok!" Jelas ku.

"Jangan bohong gue dari tadi liat lu ngomong sendiri. Wah.. jangan-jangan lu panas lagi!" Seraya memegang dahi ku dan meletakkannya di pantatnya 😑.

"Emangnya gue sedeng apa. Di kira pala gue kaya pantat lu." Sambung ku.

"Hehehehe maaf ris gue bercanda kok jangan marah gitu." Kekeh Aldo.

"Btw yg lain pada kemana kok cuma lu doang yang dateng kesini?" Tanya ku.

"Iya nih. Tumben mereka pada gak dateng biasanya kalau main kerumah lu pasti mereka langsung datang. Karena ibu lu baik banget suka kasih kita makan mulu." Ledek Aldo.

"O... Jadi mereka kesini gara-gara ibu gue yang suka kasih makanan gratis bukannya mau main sama gue." Aku menyilang kan kedua tangan di dada.

"Bukan begitu mungkin sekarang mereka beneran lagi pada sibuk sama urusan masing-masing." Jelas Aldo.

Tak lama kemudian ibu datang dgn membawa beberapa minuman dan makan di atas nampan cantik berwarna merah muda (sebenarnya itu nampan punya si Isla tapi karena jarang di pakai akhirnya ibu yang menggunakan nya😂).

"Ayo silahkan di minum nak Aldo. Kok cuma satu orang doang yang datang? Yang lain mana?." Tanya ibuku.

"Iya Bu katanya pada sibuk sama urusan nya masing-masing." Jawabku asal.

"Yasudah ibu tinggal ke dalam dulu ya." Pamit ibu.

****
Setelah berbincang lama akhirnya Aldo melontarkan sebuah pertanyaan yg membuat aku bingung harus mulai dari mana.

"Ris. Gue denger lu anak indigo ya? Terus lu juga bisa lihat masa lalu dan masa depan?." Tanya Aldo yg membuat ku terkejut.

"Sebenarnya gue bukan anak indigo. Tapi gara-gara gwuengikutin si mbah Google itu jadi mata batin gue jadi kebuka." Jawabku kesal.

"Maksudnya gimana sih gue gagal fokus?." Tanya Aldo heran.

"Tadinya gue hanya iseng pengen jadi anak indigo biar di bilang keren sama anak-anak. Eh.. malah jadi malapetaka buat gue sendiri dan keluarga gue juga." Seru ku.

"Terus lu peka gak sama hal yg berbau mistis?." Tanya aldo.

"Peka banget. Gue aja kadang ngeliat makhluk halus gak siang gak malam nongol mulu. Kan kesel jadinya." Kesal ku.

"Oh ya ris tadi sebelum kesini ada kali 3 menit yg lalu. Gue denger lu ngomong sendiri dan nyabut-nyebut nama pak Tono. Dia itu siapa?." Tanya Aldo penasaran.

"O... berarti lu nguping pembicaraan gue?." Tanya ku kesal.

"Hehehe. Sorry habisnya gue penasaran aja lihat lu ngomong sendiri! Dan lu harus jelasin siapa itu pak Tono." Tanya Aldo.

Bersambung...
Halo para readers 👋 maaf nunggu lama ya soalnya baru kepikiran untuk buat judul ini. Terus ikuti kelanjutan kisahnya ya...

Love youuuuuu 💓
-salam literasi 📚-

Vote and comet please 🤗

"Aku Bukanlah Anak Indigo" [Harris J]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang