Antara Hidup dan Mati

146 20 2
                                    

"bagaimana km bisa terjebak di sekolah itu?." Tanya ku.

"Begini ceritanya kak." Jelas hantu anak kecil itu.

Flashback on

Nama ku adalah Calista.

Dulu sebelum di jadikan sebuah gedung sekolah, tempat itu adalah rumah ku. Pada tahun 1939 terjadi peperangan hebat di daerah ku. Ayah dan ibu ku adalah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia, tetapi mereka terbunuh oleh pasukan Belanda di rumah ku sendiri, waktu itu aku masih berusia 15 tahun.

"Ibu, ayah. Cepat lari....." Aku meneriaki ayah dan ibu ku.

"Calista cepat pergi dari sini!." Teriak ayah.

"Aku tak mau. Aku ingin ikut ayah!" Jawabku sambil terisak.

"Cepat lari jgn membantah!." Perintah ayah.

Aku lari pontang-panting kesana-kemari. Setelah agak menjauh dari rumah terdengar suara tembakan keras yg membuatku ketakutan dan langsung lari kembali menuju ke dlm rumah.

Alangkah terkejutnya aku mendapati ayah dan ibuku yg sudah tak bernyawa lagi dgn darah yg berserakan dimana-mana.

"Ayah, ibu bangun. Jgn pernah tinggalkan aku, hiks, hiks, hiks." Seruku tersendu².

Aku kira pasukan Belanda sudah berhenti untuk mengejar ku, tetapi tidak. Ia terus mengejar ku dan msk ke dlm kamar ku.

"Hai anak cantik. Kau akan aku dijadikan budak nafsu. Hahahaha." Jawab salah satu pasukan Belanda itu.

"Tidak! Lebih baik aku mati dari pada menjadi budak mu. Cuih... " Jawabku sambil meludah kearah pasukan Belanda itu.

"Kau kurang ajar! Akan ku bunuh kau seperti keinginan mu itu." Jawab pasukan Belanda itu kpd ku.

Ia melayangkan sebuah belati ke arah dada sebelah kiri ku. Yaitu tepat pada jantuung. Aku sangat merasa kesakitan sekali.

Tetapi rasa sakit itu tak bertahan lama akhirnya aku pun bebas dari dunia ini ( meninggal dunia)dan akan ku balaskan dendam ayah dan ibu ku.

Aku melihat ia membawa jasad ku dan menaruhnya di dlm kamar mandi hingga membusuk.

Flashback off

"Sangat tragis sekali nasib mu Calista. Aku turut berduka. Maafkan aku, sempat tidak menggubris mu tadi. Jadi apa yg bisa ku bantu?." Jawabku.

"Kuburan aku secara layak. Di pemakaman umum dekat sekolah ini. Disana ada makam ayah dan ibuku, aku mohon baringkan aku di samping kuburannya." Jelas Calista.

"Baiklah akan aku turuti. Tapi bagaimana cara ku untuk menemukan mu, secara sekolah itu sudah sangat rapih dan bagus. Dan dimana sebenarnya letak jasad mu?." Tanya ku pada nya.

"Jasad ku ada di kls mu. Bagian pojok sebelah kiri adalah bekas kamar mandiku dulu, tempat menyimpan jasadku." Seru Calista.

"Pantas saja!. Aku sering melihatmu dan jika ada temanku yg duduk di sana pasti akan kesurupan, makanya bangku di belakang itu tetap dibiarkan kosong." Jelas ku.

"Terima kasih. Itu bentuk rasa penghormatan dari mu bukan?." Sambung Calista.

Aku mengangguk pelan.

"Tapi bagaimana cara ku menguburkan mu? Secara aku masih menjadi arwah gentayangan dan akan sulit bagiku untuk mencari bantuan org lain untuk membantu menguburkan mu?." Tanya ku pada Calista.

"Aku bisa mengembalikan arwah mu pada ragamu. Tetapi kamu harus berjanji pada ku untuk membantu ku kembali ke alam ku." Jelas Calista.

"Baiklah aku berjanji!." Serya mengacungkan jari kelingking nya. ( Tanda janji).

Kemudian Calista setuju untuk mengembalikan arwah Harris ke raganya.

Setelah kembali, perlahan-lahan Harris membuka matanya dan sadar. Di samping nya sudah ada beberapa teman Harris serta org tua Harris yg selalu setia menunggu ia untuk membuka mata.

<> Ternyata Harris baru sadar setelah 3 hari... Untung saja ia tidak terlambat.

"Bu." Panggil ku dgn suara parau.

"Iya nak. Apa yg dirasa? Sakit? Pusing? Atau apa, beritahu saja." Tanya ibu senang bercampur haru.

"Sedikit pusing dan perih di tangan bu." Jawab ku.

"Eh, ada Vito dan Aldo. Sejak kapan lu disini bro." Ledek ku.

"Gw nungguin lu sadar dari kemarin. Dan baru sekarang lu sadar. Alhamdulillah." Senang Aldo.

"Emangnya lu knp si ris. Banyak yg bilang lu itu di kejar-kejar sama hantu anak kecil." Tanah Vito.

"Siapa yg bilang kayak gitu? Gw murni kecelakaan kok dan parahnya lagi tu yg nabrak gw gak mau tanggung jawab." Jelas ku.

"Lah!. Kok lu tau bukannya pas lu di bawa ke RS udah pingsan?." Tanya Aldo.

"Yah. Aku keceplosan." Gumam ku dlm hati.

"Ris!. Kok malah melamun?." Kejut Aldo.

Aku memberikan isyarat kpd Aldo untuk menunduk di samping ku.

"Do. Lu ingetkan gw anak indigo. Jadi gw blm bener² pingsan dan insting gw bisa menunjukkan apa yg akan terjadi selanjutnya." Jelas ku.

Aldo mengangguk pelan.

"Oh iya. Gw lupa."😂

****

Berangsur-angsur keadaan Harris mulai pulih dan kembali untuk bersekolah. Ia tak bersekolah selama 1 Minggu, jadi banyak pelajaran yg harus ia kejar.

Ia masih punya janji yg blm di tepati kepada Calista. Yaitu untuk mengubur kan jasad nya dgn layak.

Bersambung....
Hola para readers 👋 balik lagi nih.. dgn cerita baru dan menegangkan. Coba baca dulu dari atas pasti seru, dan semoga nyambung ya.

Sorry telat post melulu😅.

Beri vote dan comet kalian ya please🙏.

Love you all 💕

-Salam literasi👻❤-


&quot;Aku Bukanlah Anak Indigo&quot; [Harris J]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang