03

1.2K 47 6
                                    

***

Suasana kantin saat itu masih terlihat sepi. Erin dan teman-temannya yang lain sudah duduk di kursi kantin dengan satu porsi batagor dan jus alpukatnya.

Namun saat erin sedang menikmati santapan istirahatnya, suara teriakan memanggil namanya begitu memekakan telinga erin sampai ia harus menghentikan suapan terakhirnya itu.

"erin!" teriak poni sambil tersenggal-senggal.

"ada apa pon? Biasa aja kali, kenapa?" erin bangkit dari duduknya.

"itu...reihan," poni masih tersenggal-senggal.

"reihan kenapa? Kalem dong, atur nafas dulu" ucap erin.

"reihan berantem sama bobi" jelas poni setelah berhasil mengatur nafasnya.

"berantem? Terus Sekarang dimana?"

"kayaknya dibawa ke ruang bp deh"

Tanpa pikir panjang lagi, erin langsung berlari menuju ruang bp. Pasalnya ini sudah yang kedua kalinya reihan berantem sama bobi. Bobi adalah cowok yang bisa dikatakan teman dekat erin, karena rumahnya yang bersebelahan dan kedua orangtuanya menitipkan erin kepada bobi.

"rey!" teriak erin setelah mendapati reihan keluar dari ruang bp dengan luka memar yang cukup serius didaerah mata dan pinggir mulutnya.

"kenapa sih harus berantem?" erin mendekat menatap reihan yang meringis kesakitan ketika menyentuh memarnya.

"kamu pikir aku berantem karena apa?" ketus reihan sambil mengelus luka memarnya.

"aku kan udah bilang, aku sama bobi itu nggak ada hubungan apa-apa" jelas erin, entah untuk yang keberapa kali eein mengatakan hal itu.

"aku nggak mau tau, selama kamu jadi pacar aku, kamu nggak boleh deket sama si bobi, emangnya kamu pikir aku nggak bisa jagain kamu?! Aku cemburu erin!" tegas reihan.

Sedikit lucu sih melihat ekspresi reihan saat cemburu seperti itu. Kadang memang cemburunya terlalu berlebihan dan membuat erin jengah dan risih. Tapi itu juga yang membuat erin merasa tersanjung selama berpacaran dengan laki-laki bertumbuh tinggi tegap yang katanya jadi incaran cewek-cewek centil disekolahnya.

Tapi reihan termasuk tipe cowok yang setia. Kenapa? Karena setiap ada cewek yang mendekatinya ia selalu seperti ini.

"hai rey, sendirian aja, boleh nggak aku temenin"

"sorry, gue udah punya pacar"

Dengan bangga reihan selalu memperkenalkan pacarnya. Cewek mana yang tidak suka dengan reihan? Beruntungnya erin menjadi perempuan yang reihan cintai.

"sini biar aku obatin luka kamu" ucap erin menuntun tangan reihan.

"nggak perlu, aku lapar, kita ke kantin aja" ketus reihan membuat erin geli sendiri.

"diobatin dulu..." erin meraih tangan reihan. Namun reihan sedikit menepisnya.

"aku laper erin, kamu pikir berantem itu nggak banyak ngeluarin tenaga apa? Oh iya, nanti pulang biar aku yang anter, nggak perlu pulang sama si bobi lagi" ucap reihan sebelum meninggalkan erin yang hanya senyum-senyum sendiri.

Reihan itu sangat menggemaskan namun juga kadang menyebalkan, tapi itu juga yang membuat reihan berbeda dengan laki-laki lain. Sifat pencemburu yang berlebihan itu yang membuat erin malu sendiri. Apa coba yang menjadi pikiran bobi tentangnya sekarang.

Bobi dan keluarganya sudah sangat baik, mau membantu membangkitkan perusahaan papahnya erin kembali setelah mengalami kebangkrutan. Dan bobi selalu membuatnya bangkit dari keterpurukan karena itu.

Bobi memang tidak pernah secara terang-terangan menyatakan kalau dia menyukai erin, namun erin selalu menyadari itu dari sikap dan perlakuan bobi kepadanya. Erin bahkan tidak pernah mengerti mengapa reihan dan bobi tidak bisa berteman. Padahal reihan termasuk orang yang tidak pernah memandang apapun dan siapapun dalam berteman.

Setelah menyadari reihan sudah jauh didepannya, segera erin mengejar reihan dan menggandeng tangan kekar itu lagi.

...

REIHAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang