***
Angin sore berhembus kencang menelusup keselah-selah jendela kamar kimi. Udara dingin sore ini membuat kimi bergelung dengan selimut tebalnya. Reihan menatap wajah cantik yang terlelap itu, begitu tenang dan damai. Reihan meniup telinga kimi lembut membuat kimi tersadar dari tidurnya.
"ean, sejak kapan kamu disini?" ucap kimi setelah menyadari keberadaan reihan lalu mengambil posisi duduk sambil mengucek matanya yang memerah.
"aku tadi cari kamu dirumah pohon, tapi kamu nggak ada" ucap reihan membantu kimi mengambil posisi duduknya.
"aku nungguin kamu ean, dirumah pohon dingin, mangkannya aku pulang, dan ketiduran"
Reihan duduk didepan kimi, menatap kimi simpati. Kasian sekali perempuan ini menunggunya.
"maaf ya, tadi aku nganterin erin pulang" ucapnya pelan.Kimi terdiam, menatap lekat wajah reihan, tepatnya di memarnya. "kamu pasti berantem lagi kan?"
"ah, biasa..."
"bentar, biar aku ambilin obat" kimi bangun dari duduknya, namun dengan sigap tangan reihan memegang tangan kimi.
"nggak usah, nggak sakit kok, aku kan jagoan" tukas reihan.
"tapi nanti luka memarnya nggak cepet sembuh" kimi melepaskan pegangan reihan. Setelah beberapa menit kimi kembali dengan sekotak p3k, lalu duduk kembali ditepian ranjang menghadap reihan.
"kamu itu bandelnya nggak ilang-ilang ya! Selalu saja berantem, nggak bisa apa nyelesain masalah itu pake kepala dingin? Kalo kayak gini kan nanti siapa yang bakal liat wajah ganteng kamu" omel kimi sembari mengobati memar reihan.
"lah, aku kan cowok, cowok itu harus gede tenaga, buat ngelindungin ceweknya, lagian orang-orang juga udah tau kalo aku emang ganteng, awww...sakit..sakit, hati-hati dong" reihan meringis.
"mau jadi so jagoan kamu? Jadi cowok itu bukan hanya mengandalkan tenaga, tapi juga hati dan pikiran, bagaimana kamu bisa mengendalikan emosi kamu, jangan dikit-dikit berantem"
"lagian aku nggak berantem kok, cuma main pukul-pukulan, eh malah jadi mukul beneran"
Kimi terkikik melihat ekspresi reihan. Sahabatnya itu memang selalu saja bisa menghiburnya dengan cara apapun. Beruntungnya cewek itu bisa menjadi kekasih reihan yang selalu ia jaga.
"kok malah melamun?" reihan memecah lamunan kimi membuat kimi sedikit terlonjak.
"eh...ini, nanti malem bakal ada pameran dilapang sana, aku mau pergi kesana, mau nggak kamu anter aku?" ucap kimi, wajahnya kembali berseri berharap reihan mau menemaninya.
"malem? Oh nggak, jangan malem, angin malam itu nggak baim buat kesehatan kamu, mending nanti minggu pagi aja aku ajak kamu jalan-jalan" reihan mundur sedikit mengambil jarak dengan kimi.
"tapi ean..."
"aku bisa nganter kamu kemana aja, kapan aja, tapi jangan malem, itu nggak baik buat kesehatan kamu"
"sekali ini aja ean, pliss, aku mohon, yahh? Ean ganteng"
"aku emang ganteng"
"ean..!"
"iya iya,nanti malem jam 7 tunggu aku, oke"
"oke.." ucap kimi sambil mengacungkan jempolnya. Lalu jingkrak-jingkrak diatas kasur.
"hey, jangan seperti itu, nanti jatoh!" umpat reihan, kimi hanya tertawa lalu kembali duduk didepan reihan.
...
KAMU SEDANG MEMBACA
REIHAN [END]
RomanceReihan, cowok tampan berhati lembut jika didekat orang-orang yang dicintainya. Jika sudah singgah jangan lupa baca ya, jangan cuma di scrool doang. Hargai penulis yang udah cape-cape bikin cerita. Happy reading😘