07

791 38 0
                                    

***

Kimi semakin mengetatkan pelukannya dikala reihan semakin kencang menarik pedal gas sepeda motornya. Ini adalah harinya, dimana reihan harus menemaninya sepanjang hari.

Banyak tempat yang mereka datangi selama jalan-jalan termasuk pameran siang dan mall. Tidak lupa juga reihan mengajak kimi jajan dipinggir jalan yang tentunya bersih.

"kimi mau ice cream?" tawar reihan.

Kimi hanya mengangguk dan tersenyum, lalu tidak selang beberapa menit kemudian reihan sudah kembali dengan ice cream corneto coklat kesukaannya.

Mereka tampak asyik menikmati perjalanannya. Bercanda gurau bersama, dan kimi lupa bahwa seharusnya dia marah kepada reihan. Reihan benar-benar sudah membuatnya bahagia hari ini.

"jadi apa bayarannya untuk hari sayang?" ucap reihan kepada kimi setelah mengantarkannya sampai depan rumah.

"apa?" kimi mengerutkan keningnya.

"karena kamu nggak mau jadi pacar aku, berarti kamu harus mau jadi istri aku"

Kimi tertawa mendengar kata-kata reihan yang sangat yakin itu. Tetapi reihan tidak ikut tertawa, wajahnya tampak serius dengan kata-katanya.

"aku serius kimi, aku mau menikah denganmu" ucapnya lagi.

"kamu pikir kita akan menikah begitu saja? Plis deh ean, kita itu bukan anak kecil lagi yang bisa main nikah-nikahan, karena sebetulnya pernikahan itu bukan main-main"

"justru itu, aku sudah bukan anak kecil lagi, jadi kita bisa menikah kan? Kita bisa hidup berdua dalam satu atap, satu kamar" ucap reihan dengan tatapan menggodanya

Namun kimi hanya terdiam. Dan hening, kimi tidak punya jawaban lagi dari pernyataan reihan yang sebenarnya kimi pun tidak mengerti. Bahkan ia tidak tahu sampai kapan ia bisa melihat wajah eannya itu. Sampai kapan ia bisa melihat dunia bersama reihan, dan ia tidak tau mungkin esok ia tidak akan melihat terangnya matari yang masuk melewati jendela kamarnya.

___

Pagi-pagi sekali sudah berisik dengan bunyi handphonennya. Panggilan masuk dari erin tidak henti-hentinya, mungkin sampai reihan mengangkat telponnya.

"hallo rey sayang, udah mandi belom? Udah dong pastinya. Eh iya, jangan lupa pakai baju yang aku kasih waktu itu ya, wajib! Awas kalo nggak pake...rey? Kamu nggak lupa kan kalau hari ini kita ada acara berdua?" cerocos erin dari dalam telpon.

Reihan masih mengantuk sebenarnya. Ia paksakan membuka lebar matanya, melirik kearah jam weakernya yang menunjukkan pukul tujuh pagi? Itu masih pagi sekali di hari minggu untuk bangun. Heuh...

"iya sayang, aku nggak lupa kok, nih aku lagi manasin motornya, bentar lagi berangkat kerumah kamu" ucap reihan yang sebenarnya ia masih bergelung dengan selimut tebalnya.

"oke sayang, aku tunggu 10 menit lagi ya, bye..."

Telpon pun terputus. Reihan mengusap wajahnya kasar, berusaha menormalkan pandangannya. Hari ini ia lupa masih ada acara dengan erin kekasihnya. Padahal sebenarnya hari ini ia ingin tidur sepanjang hari, dan sorenya menengok kimi di rumah pohon.

Lalu reihan meraih handuknya dengan malas, 10 menit? Gila, mandi aja bisa sampe setengah jam. Semoga nanti erin tidak marah karena reihan sedikit terlambat.

...

Semoga kalian makin suka dengan ceritanya😊

Terimakasih...

REIHAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang