28

549 21 2
                                    

***

operasi dimulai

sekitar hampir 3 jam operasi kimimela dimulai. kedua orang tua kimi sudah tak sabar menanti putri semata wayangnya itu untuk bisa sembuh kembali dan menjalani hidup normal dengan jantung barunya. tapi tidak sama sekali terlihat reihan disana.

"dokter, bagaimana opersai anak saya?" tanya yara ibu kimi dengan rasa khawatir yang berkecambuk dalam hatinya.

"alhamdulillah bu, operasi kimi berjalan dengan lancar, dan kimi memberikan respon baik terhadap jantung barunya, kimi hanya harus menunggu pemulihan beberapa hari saja" jelas dokter.

"alhamdulillah, anak saya bisa sembuh, terimakasih ya Allah"

"kalau gitu saya permisi dulu ya bu, pak"

"iya dok, terimakasih"

"sama-sama"

___

"reihan, kamu tidak menemani kimi saat operasi tadi? kenapa?" ucap dokter asgar.

"rey hanya merasa sudah menghancurkan hidup kimi" ucap reihan, ia sama sekali tidak pernah mengangkat kepalanya menatap dokter asgar.

"maksud kamu? bukannya kamu sudah sangat berjuang untuk kesembuhan kimi, kenapa harus merasa kamu menghancurkan hidupnya? toh juga operasinya berjalan dengan lancar, dan kimi akan hidup normal seperti orang lain"

reihan hanya menarik nafas berat.

"semoga kimi tidak pernah membenciku" batin reihan.

Reihan berdiri dari duduknya, meninggalkan ruangan dokter asgar. Berjalan lunglai dan berhenti didepan sebuah pintu coklat terang. Sebelum reihan membuka kenop pintu ruangan itu, tiba-tiba seseorang membuka pintu terlebih dulu dari dalam.

"Reihan? Kamu kemana aja?" Ucap tante yara.

Reihan berkedip beberapa kali dengan waktu singkat untuk memulihkan penglihatannya yang memburam sejak tadi karena menahan air matanya.

"Reihan tadi ada kelas mendadak tante, rey kira kelasnya sebentar terus bisa langsung kesini, tapi ternyata reihan telat ya tante? Tapi kimi baik kan? Sekarang kimi..."

"Kimi sudah nunggu kamu didalem" ucap tante yara menepuk pundak reihan lalu berlalu meninggalkan reihan yang masih berdiri kaku didepan pintu itu.

Reihan perlahan menarik kenop pintu itu menimbulkan suara, reihan menutup matanya dikala pintu terbuka, dan membuka matanya saat pintu benar-benar terbuka lebar. Lalu terlihat seorang perempuan tengah duduk diranjang rumah sakit menatapnya sambil tersenyum.

"Eaannn..." teriaknya. Suaranya terdengar ceria seperti dulu, hanya saja sekarang ua tidak perlu khawatir penyakitnya kambuh lagi.

"Jangan senyum gitu, nanti aku pengen cepet-cepet nikahin kamu" ucap reihan menciptakan suasana tidak canggung.

"Kalau gitu nikahin aku sekarang" ucap kimi disambut tawanya yang renyah.

"Gimana? Udah baikan sekarang?"

"Baik, lebih baik saat liat kamu"

"Eh, belajar dari siapa kayak gitu"

"Dari kamu lah"

Hening sesaat, reihan mengelus rambut kimi lembut, tatapannya begitu sendu.

"Ean, aku mau tanya boleh?"

"Boleh dong"

"Siapa yang donorin jantung buat aku? Siapa orang baik yang mau memberi aku hidup? Setidaknya aku mau berterimakasih kepada keluarganya"

"Nanti ya, aku bakal kasih tau kamu"

"Kenapa nggak sekarang aja?"

"Sekarang kamu harus sehat dulu, keluar dari sini, terus jalan-jalan sama aku"

"Siap bos"

"Kirain mau bilang siap sayang"

Lalu tawa renyah mereka berdua pecah mengisi ruangan bercat putih itu.

***

"Sayang, cepet bangun ya, aku sudah nunggu kamu.." ucap reihan disebuah ruangan dengan dipenuhi alat-alat bantu pernapasan yang reihan pun tidak tahu mengapa ini masih terpasang di tubuh erin hingga saat ini.

...

Pada nungguin gak?
Engga ya? Hehe

REIHAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang