08

771 35 2
                                    

***

Reihan sengaja memberhentikan dan memarkirkan motornya dipinggir jalan yang lumayan sepi dekat dengan taman, karena sedari tadi erin tidak juga mau biacara, reihan bahkan juga masih belum berani membuka suara.

"sekarang kita mau kemana?" reihan membuka pembicaraan setelah beberapa menit hening.

"iya aku salah, aku telat. Aku minta maaf yah" reihan masih terus membujuk erin.

Berbeda dengan kimi yang kalau ngambek sangat menggemaskan, erin ini malah terlihat cantik. Bibir tebalnya sedikit maju kedepan, rambutnya yang hitam ia sengaja biarkan terurai begitu saja.

"bodo amat ah, aku pusing" reihan tampak frustasi melihat erin tidak memberikan ekspresi apapun. Ia membanting helmnya ke jalan, menendang tong sampah hingga berserakan, utung saja isinya tidak terlalu banyak, hanya 3 botol air mineral.

"rey!!" teriak erin.

"apa?!"reihan tidak mau kalah.

"harusnya aku dong yang marah, kenapa jadi kamu!?"

"ya terus aku harus gimana, cuma ini kan supaya buat kamu ngomong. Ayo lanjutin" ucap reihan melembutkan suaranya sambil memungut helm yang ia lempar tadi.

Sebenarnya sih reihan memang benar-benar marah. Tapi ia bisa apa? Didepan perempuan yang ia cintai, mana mungkin reihan memarahinya apalagi didepan umum.

"yaudah, kita mau kemana?" reihan mengulangi pertanyaannya.

"terserah"

"arrgghhh..."

___

Reihan masih menuntun erin menyusuri jalanan kota yang ramai. Banyak juga pedagang kaki lima yang menjajakan banyak makanan disana. Namun reihan masih menunggu keputusan erin yang hanya terdiam sedari tadi.

Reihan tidak akan berhenti, bahkan sampai erin bilang "stop" atau "yaudah, aku maafin kamu, aku mau beli batagor disana" walaupun dengan ketus, tapi reihan berharap seperti itu, dari pada diem-dieman kayak gini.

Jalan-jalan macam apa ini? Sebenernya apa sih mau cewek ini? Harus gimana lagi coba gue? Batin reihan kesal sendiri.

"aku laper" ucap erin akhirnya, membuat sedikit binar dimata reihan.

"laper? Pasti capek ya habis jalan-jalan? Mau makan apa sayang?" ucap reihan dengan manis.

"aku mau batagor itu" erin menunjuk gerobak batagor disebarang jalan yang tak jauh dari tempatnya sekarang.

Benar saja dugaannya, erin akan bilang dia mau batagor. Btw, batagor emang makanan kesukaan erin.

Jam sudah menunjukkan pukul 13.30. Matahari sudah semakin tinggi, udara pun sudah semakin panas. Reihan dan erin masih menyejukkan badannya dibawah pohon rindang didekat taman. Sambil sesekali menyesap es kelapa mudanya.

"kamu cantik deh pake baju itu" goda reihan.

"ah biasa aja" erin dengan ketus.

"etdah, masih marah juga? Enggak kelar-kelar marahnya"

"aku masih kesel sama kamu, janji jam setengah 8 terus dateng jam setengah 10 itu bukan telat lagi namanya. Lagian tinggal nyalain motor terus berangakat kenapa harus lama? Inget ya, jarak rumah kamu ke rumah aku itu mustahil ada macet!" celoteh erin.

"iya iya"

"lain kali awas ya kalau telat lagi, aku nggak mau pacaran lagi sama kamu!"

"iya sayaang, ih gemes deh" reihan mencubit kedua pipi erin.

Satu panggilan masuk.
Dari tante yara.
Sebagian dari paman asgar. Ada apa mereka nelpon? Kalau bukan tentang kimi! Lalu segera reihan mengangkat telponnya.

"iya tante?"

"..."

"ya ampun tante, saya minta maaf baru angkat, ada apa tante?"

"..."

Reihan gusar dan gelisah sendiri mendengar telpon dari tante yara. Membuat erin sangat penasaran. Apa yang sedang reihan bicarakan dalam telpon? Sampai membuatnya menjadi seperti itu.

"ya udah tante, reihan segera kesana sekarang"

Reihan menutup telponnya. Memegang pundak kecil erin yang menatapnya penuh tanya.

"aku ada urursan sebentar, kamu aku panggiln taxi yah buat antar kamu pulang" ucap reihan berusaha tenang agar erin tidak menanyainya.

"tapi ada apa? Kenapa tiba-tiba sekali?" erin menangkap wajah reihan sangat khawatir, meskipun berusaha reihan sembunyikan dari erin, namun itu nampak jelas.

Reihan tidak menanggapi pertanyaan erin. Lalu ia memberhentikan taxi.

"maaf ya, aku nggak bisa antar kamu pulang"

"tapi rey, sebenarnya ada apa?"

"uda mendingan kamu pulang aja, bye sayang" reihan menutup pintu taxi. Setelah taxi itu berlalu, segera reihan mengambil motornya dan melaju cepat menuju rumah sakit.

Kimi pingsan!

...

Sesusai perjanjian aku akan update setiap hari, yeayy...😊
Selama liburan sedikit bisa ngisi kekosongan dengan curhat disini. Semoga kita bisa belajar menghargai disini😊

Terimakasih...

REIHAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang