22

570 24 0
                                    

***

"kamu ngapain sih ngajak aku kesini?" ucap erin seraya terus mengikuti langkah bobi semakin jauh ke dalam sebuah hutan sepertinya, namun saat begitu sampai terlihat tebing tinggi dengan pemandangan yang sangat indah.

Mata erin berbinar ketika melihat pemandangan dibawahnya, angin menerpa wajah dan menyibak rambutnya begitu kencang namun sejuk. Lalu bobi berjalan dan membuat erin berdiri dihadapannya.

"apa ada yang pengen kamu omongin?" ucap bobi seraya menatap erin lekat. Erin hanya menatap bobi heran.

"bukannya kamu yang ngajak aku kesini, aku pikir kamu yang mau ngomong sesuatu sama aku" ucap erin.

Bobi terdiam sesaat seperti berancang-ancang.

"apa kamu masih mencintai reihan?" pertanyaan bobi membuat erin semakin heran dan mengernyitkan dahinya.

"barusan maksud kamu apa tanya kayak gitu ke aku?"

"aku hanya ingin tahu sebelum aku menyatakan perasaan aku sama kamu, seharusnya. Tapi sepertinya kamu mungkin sudah tahu apa maksud aku" jelas bobi.

"bobi, ini kamu bukan mau menyatakan perasaan kamu ke aku kan?"

Bobi hanya terdiam seperti meminta erin untuk menjawab pertanyaannya.

"aku pikir kamu menganggap aku sebagai teman, sahabat, adik? Bobi plis, jangan buat kita jadi canggung setelah ini, karena ini. Jangan buat aku menjelaskan bahwa aku tidak pernah mencintai kamu" ucap erin.

"iya, aku seharusnya tidak bertekad seperti ini. Aku seharusnya sadar diri, aku hanya tidak ingin kamu kembali dengan reihan" ucap bobi.

Erin sangat simpati dengan bobi, tapi lebih dari itu erin lebih penasaran dengan masa lalu bobi dan reihan seperti apa.

___

Reihan langsung bergegas pergi setelah mendapatkan pesan dari tante yara. Kemarin kimi mengatakan bahwa ia sudah sembuh, dan pagi tadi tante yara malah memberi tahunya bahwa kemarin kimi kabur dari rumah sakit.

"apa yang terjadi dengan kimi tante?" ucap reihan.

"kamu ini bagaimana sih? Sudah tau kimi itu lagi sakit, kenapa kamu biarin kimi keluar, reihan!" sentak tante yara seraya menangis.

"reihan nggak tau tante, kimi bilang sama reihan dia udah sembuh"

"kamu pikir kimi bisa sembuh begitu saja?" tante yara semakin menangis.

"udah-udah, kita tunggu apa kata dokter aja dulu" ucap ayah kimi menengahi istrinya.

Reihan ambruk disamping pintu ruang icu, kakinya seperti sudah tidak mampu menopang berat tubuhnya. Ia semakin menundukan kepala seraya meyakinkan dalam hatinya bahwa "kimi akan baik-baik saja"

Lalu tidak lama kemudian pintu ruang icu terbuka perlahan, terlihat om asgar dokter yang menangani kimi keluar dengan wajah yang sulit di prediksi.

"bagaimana keadaan anak saya dok? Apa kimi baik-baik saja?" tanya ayah kimi seraya masih memeluk tubuh istrinya yang terus bergetar menahan tangis.

"saya tidak bisa mengatakan bahwa kimi akan baik-baik saja" om asgar membenarkan kaca matanya sebelum melanjutkan perkataanya.

"kimi harus segera di oprasi, dia membutuhkan jantung baru" ucapnya.

Sontak membuat tante yara semakin tidak bisa menahan tangisnya yang semakin menjadi. Sementara reihan hanya tertegun tak percaya.

...

REIHAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang