30

708 22 0
                                    

Reihan terburu-buru melewati bangsal rumah sakit bercat putih hijau itu dengan sedikit terengah-engah. Hari ini ada seseorang yang menelponnya dan mengatakan hal serius.

Lalu reihan sampai didepan sebuah pintu coklat tua dengan nafas yang masih terengah-engah lalu menarik kenop pintu itu dengan hati-hati.

"Reihan..." suara perempuan paruh baya menyambut kedatangan reihan.

"Ini gak boleh terjadi tante, dia pasti bisa bertahan"

___

"Kimi ayo sarapan dulu" teriak bunda yara menggema membuat kimi sekali lagi memaksakan membuka matanya.

"Kimi...." teriaknya lagi.

"Kimi otw" ucap kimi ditengah rasa ngantuknya. Koma beberapa hari kemarin membuatnya menjadi suka tidur.

Kimi menyibak selimut tebalnya, membiarkan tubuh kecilnya yang hanya berbalut tangtop pink pastel dan celana pendek menggeliat bebas diatas ranjang, rambutnya terlihat berantakan namun masih terlihat cantik.

Kimi menuruni ranjang tempat tidurnya dengan malas. Lalu berjalan kearah pintu keluar kamar.

"Selamat pagi" ucap reihan tiba-tiba yang sudah berdiri didepa pintu membuat kimi terlonjak kaget.

"Eann iihh, kimi kaget, sampai-sampai kimi lupa kalau tadi kimi ngantuk berat" celoteh kimi.

"Jawab dong ucapan selamat pagi aku, kamu bakal denger ini setiap hari nanti, dan aku gak suka kalau kamu nggak jawab" gerutu reihan.

"Iya, selamat pagi juga ean, pagi-pagi udah disini aja, ada apa?"

"Mau ngajak kimi jalan, lari-larian ditaman"

"Kimi mager, kimi mau tidur aja"

"Jangan gitu dong kimi, kapan lagi kita jalan-jalan? Bentar lagi ean uas"

"Iya deh iya"

"Kimii ayoo.." teriak bunda yara sudah terdengar kembali begitu menggema.

"Iya bundaa.."

Kimi menuruni tangga disusul reihan yang menbuntuti kimi dari belakang.

"Eh kamu bukannya pake baju dulu yang bener, atau mandi dulu kek" protes bunda yara.

Reihan meneliti kimi dari atas sampai bawah. Celana pendek itu sangat pendek sehingga memperlihatkan kaki kimi yang putih, dan tangtop yang sangat ketat membentuk tubuh kimi.

"Kenapa ean gak ngeh ya kimi pake baju gitu" ucap reihan dengan sangat polos tanpa mengalihkan pandangannya kepada kimi.

"Sana di baju dulu, gak malu kamu sama reihan"

"Iya bunda, habisnya sih bunda teriak-teriak mulu, sekali aja kan kimi denger"

"Kalau denger kenapa gak bangun dari tadi? Udah sana cepetan, kita sarapan, ayahmu bentar lagi mau berangkat kerja"

"Iya bun.."

Tidak sampai 10 menit, kimi sudah kembali dwngan baju kaos yang terlihat besar ditubuhnya berwarna abu-abu tetapi masih memakai celana pendek.

"Kok celananya masih itu sih?"

"Kan tadi bunda nyuruh kimi ganti baju doang kan? Lagian kimi gak enak lah, masa belum mandi udah pake baju rapih"

"Yaudqh ayo sarapan, ean mau selai apa? Kacang?"

"Cokelat aja tante"

"Kimi juga, cokelatnya yang banyak"

"Ayah strawberry"

Mereka terlihat menikmati sarapan paginya. Irang tua reihan sedang keluar kota, jadi reihan menyempatkan untuk ikut sarapan dirumah kimi.

Kimi sudah terlihat ceria kembali, itu membuat hati reihan sedikit lega, namun masih ada satu yang mengganjal hati reihan, yang bahkan sulit untuk membuat itu hilang.

"Ngomong-ngomong ean pagi-pagi kesini mau ngajak kimi jalan-jalan kan?" Ucap kimi diselah sarapannya dengan mulut yang penuh.

"Iya.."

"Kemana?"

"Kimi mau kemana?"

"Hmm..."

"Kemana aja kimi mau, ean temenin"

Kimi hanya tersenyum. Ya, iya tahu sekarang ia tidak perlu lagi takut sesuatu akan membuatnya menghilang. Apa yang dulu selalu menggerogoti dirinya kini sudah hilang. Tapi kimi merasa ada sesuatu pada diri reihan yang sedikit berubah, sdikit namun kimi masih bisa menyadarinya. Seperti senyumnya yang dulu selalu merekah saat selalu menyemangatinya untuk sembuh, apa karena erin? Mereka baik kah? Semoga saja...


Sorry update jam segini
Author lagi kerja sift malem
Nyempet-nyempetin untuk update
Terimakasih...

REIHAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang