***
"reihan...." teriakan mamahnya membuat reihan seketika terlonjak dan berlari menghampirinya.
"dasar ean bodoh..." umpat kimi sembelum menyusul reihan.
Terlihat tante pamela sedang asyik membuat adonan kue didalam loyangnya. Tangannya penuh dengan terigu dan bau anyir menyeruak dari dapur.
"sini bantuin mamah bikin kue" ucap tante pamela tanpa mengalihkan pandangannya dari adonan kuenya tampak asyik.
"memangnya mau buat kue apa tante?" kimi menghampiri.
"ini loh, tante bikin kue kesukaan kamu, nastar" jawab tante pamela seraya mencubit pipi kimi.
Dari kecil, kimi memang suka dengan kue nastar bikinan tante pamela. Tante pamela juga sering membuatkan kue nastar untuk kimi.
"lah, emang ini hari raya apa?" sahut reihan.
"hari raya, menyambut kimi pulang"
Kimi hanya tersenyum.
Suara dering handphone reihan mengalihkan perhatian kimi. Ia melihat gelagat aneh dari reihan, bukan aneh sih, tapi seperti merasa tidak enak.
Lalu reihan pamit untuk mengangkat telponnya. Masih terdengar samar suara kimi.
"kimi harus bangtu apa tante?" ucap kimi masih memperhatikan reihan.
"hallo" ucap reihan.
"..."
"nggak bisa, aku ada acara"
"..."
"nanti aja ya, nanti aku kabarin lagi, aku lagi sibuk sekarang, dah..."
Reihan menutup telponnya.
----
Jam menunjukkan pukul lima sore, reihan tampak sudah rapi dengan setelan kaos putih polos dengan sweater senada dengan sepatunya dan celana jeans hitam.
Reihan meraup kunci motornya diatas ranjang tempat tidurnya. Pelan-pelan agar tidak membangunkan perempuan yang sedang tertidur pulas disana. Sebelum pergi reihan sempat mengecup keningnya.
"tidur nyenyak kupu-kupu kecilku..." ucap reihan hampir berbisik. Lalu segera pergi menutup pintu pelan-pelan.
----
"emang kamu habis ada acara apa sih?" erin mulai bosan dengan alasan-alasan reihan.
"euh..aku itu, aku" reihan seperti sudah kehabisan alasan lagi.
"keliatan banget ya bohongnya, udah ah aku mau pulang aja" ucap erin hendak pergi namun segera dicegah oleh tangan reihan.
"erin, tunggu dulu"
"apa? Semakin hari aku tuh semakin curiga sama kamu, kamu jadi jarang punya waktu buat aku, kemarin-kemarin bilangnya selalu ada acara, pas aku tanya acara apa? Kamu gugup, seolah ada sesuatu yang kamu sembunyiin" erin sudah tidak bisa menahan lagi emosinya. "kamu selingkuh?" tuduh erin.
Reihan tentu tidak terima dituduh hal-hal yang tidak ia lakukan. Selingkuh? Itu hal yang paling ia jauhi dan tak akan pernah ia lakukan.
"selingkuh? Kenapa kamu mikir kalau aku selingkuh?"
"ya terus aku harus mikir apa? Selama ini aku selalu positif thinking sama kamu, tapi kamu malah mempermainkan kepercayaan aku"
Reihan hanya terdiam. Mana mungkin reihan mengatakan semuanya kepada erin. Erin jelas tidak boleh tau dulu, atau jangan pernah tau.
"iya aku minta maaf ya sayang, aku janji aku nggak bakalan kayak gitu lagi, kamu jangan marah ya"
"dan sekali lagi aku maafin kamu, entah sampai kapan aku bakal maafin kamu dan sampai kapan kamu ngulangin itu terus"
"iya aku janji nggak bakal kayak gitu lagi"
"aku pegang janji kamu, sekarang bawa aku pergi jalan-jalan"
"siap bosku"
----
Jam istirahat, terlihat erin sedang memilah-milah buku novel diperpustakaan. Hari ini ia tidak ingin pergi ke kantin, ia tau kantin pasti akan sesak karena kelasnya keluar paling terakhir.
Untuk menunggu jam masuk pelajaran selanjutnya, akhirnya erin memutuskan untuk menghabiskan waktunya untuk membaca novel diperpustakaan.
Suasana sangat hening, tidak berisik seperti dikelasnya, tidak sesak seperti dikantin. Erin sangat menikmati suasana seperti ini, hening tanpa suara gaduh kedua orang tuanya yang selalu mempermasalahkan hal kecil pun.
Bisa dibilang erin adalah anak broken home, tapi tidak ada yang tau itu, termasuk sahabat dan kelasihnya , hanya dia yang tau.
"bobi?" erin kaget ketika melihat bobi sudah duduk dihadapannya. Ya, hanya bobi yang tau dan mengerti dirinya, untuk saat ini, tapi mungkin jika erin menceritakannya kepada reihan, reihan juga pasti akan mengerti dirinya.
"aku tadi lagi cari buku biologi, terus nggak sengaja liat kamu, boleh kan aku temenin kamu" ucap bobi.
"hmm boleh" erin kembali mengalihkan pandangannya ke arah buku.
"sekarang pulang dianterin reihan lagi?" ujar bobi.
"mungkin, nggak tau juga"
"kalau nggak, aku siap kok"
"makasih yah bob"
"santai..."
Bobi masih duduk didepan erin, ya bobi memang selalu didepan erin, namun erin tidak pernah melihatnya. Erin mungkin melihatnya, tapi sebagai teman.
...
KAMU SEDANG MEMBACA
REIHAN [END]
RomanceReihan, cowok tampan berhati lembut jika didekat orang-orang yang dicintainya. Jika sudah singgah jangan lupa baca ya, jangan cuma di scrool doang. Hargai penulis yang udah cape-cape bikin cerita. Happy reading😘