21

574 24 0
                                    

***

"kimi.. " teriak reihan seraya berlari menghampiri kimi. Kimi mendongkakkan kepalanya menatap reihan yang kini sudah berdiri didepannya.

"selamat atas kemenangan reihan" ucap kimi seraya mengulurkan tangannya. Reihan hanya menatap tangan kimi lalu memeluknya, sangat erat.

Reihan sangat tidak menyangka bahwa kimi hadir disini, menyaksikannya.

"ean, kimi nggak bisa nafas, ean meluk kimi kenceng banget" ucap kimi dalam pelukan reihan.

"maaf kimi, ean kesenengan karena lihat kimi disini" ucap reihan melepaskan pelukannya.

"ekheemm" deheman evan sangat keras sehingga membuat keduanya menoleh.

"hai kimi.. " sapa nuril.

"hai semua.. " balas kimi.

"kimi kenapa kesini nggak bilang-bilang ke ean sih, kimi kan harusnya dirumah sakit" ucap reihan.

"kimi udah sembuh kok, mangkannya kimi disini nonton ean, lagian kimi kan udah janji sama ean kalau kimi bakalan sembub dan nonton ean maen futsal"

"wah betul tuh kimi, masa mau dirumah sakit mulu, kayaknya rey nggak suka deh liat kamu disini" timpal satria membuat kimi memberenggut.

"apaan sih lo sat. Ean seneng kok kimi disini, yaudah kita pulang yu"

"yu" reihan menuntun kimi keluar dari lapangan indoor itu. Sampai dipasrkiran tiba-tiba seseorang memanggilnya. Membuat semua menoleh ke asal suara.

"reihan... "teriak erin lalu menghampirinya.

"selamat ya" ucap erin seraya mengulurkan tangannya. Reihan menyambut uluran tangan erin.

"terimakasih"

Lalu erin menatap perempuan yang berada disamping reihan. Menatapnya menyelidik.

"siapa perempuan ini?" tanya erin ketus.

"namaku kimimela, panggil aja aku kimi" ucap kimi mengulurkan tanganya, namun erin hanya menatap tangan kimi tanpa menyambutnya.

"oh, gue erin" ketusnya.

"yaudah kimi, kita pulang yu" ajak reihan.

"aku pikir kita bisa balikan rey" ucap erin membuat reihan yang hendak pergi menjadi diam tertegun. Ya, barusan erin mengatakannya didepan kimi.

"tapi ternyata kamu udah punya cewek lain, mungkin cewek ini yang membuat terakhir kamu sama aku berubah, ya kan?" ucap erin. Reihan hanya terdiam.

"dan aku pikir cuma aku aja yang ngekhinatin kamu, tapi ternyata kamu juga mengkhianati aku dengan perempuan ini"

"jaga ya omongan kamu, lagian kita udah putus dan kamu yang mutusin aku, masih ingat? Jadi jangan ganggu aku lagi" ucap reihan.

"aku cuma penasaran aja siapa cewek ini?" ucapnya.

"erin.. " teriak bobi membuat semua menoleh ke asala suara. Seketika bobi membulatkan matanya ketika melihat kimi.

"bobi.. " ucap kimi.

"ka.. Kalian saling kenal?"

___

Reihan masih terdiam ketika kimi terus menceramahinya.

"kenapa sih ean malah diem aja pas bobi pergi narik tangan erin?" ucap kimi serasa mulutnya mau berbusa melihat ekspresi reihan yang tidak berubah.

"karena itu nggak penting, aku cuma nggak suka ada yang remehin kamu, kamu itu segalanya buat aku" ucap reihan.

Matanya sangat berbinar ketika mengatakan itu, membuat kimi merasa gemas dan ingin mencubit pipi bulatnya.

Suara langkah kaki dari tangga rumah pohonnya mengalihkan perhatian mereka, menunggu siapa yang akan datang. Lalu terlihat wajah seseorang menyembul dari tangga.

"bobi... " ucap kimi melihat ternyata bobi yang datang. Wajahnya tampak datar, tidak menunjukkan ekspresi apapun.

"ngapain lo kesini?" sambar reihan dengan tatapan tak tajamnya.

"kimi, aku mau bicara sama kamu, berdua aja" ucap bobi tanpa menghiraukan reihan.

"nggak bisa, aku nggak aka biarin kalia berdua disini" ucap reihan. Namun bobi hanya menatap kimi seolah menyuruh kimi untuk menyuruh reihan pergi.

"nggak papa ean, ean pergi aja" ucap kimi.

"tapi kimi.. "

"ean tunggu aja di bawah ya"

Reihan tidak bisa membantah lagi, lalu ia turun dari rumah pohon dengan tatapan tajam menatap bobi memberinya peringatan untuk tidak menyakiti kimi.

"ada apa bobi? Ternyata bobi masih ingat jalan kemari, kimi kira sudah lupa" ucap kimi. Bobi hanya acuh tak acuh.

"nggak usah banyak omong deh, langsung oada intinya aja" ucap bobi tidak ingin berbasa-basi.

"minta reihan untuk jauhi erin" ucapnya.

"kenapa mintanya sama kimi, lagian kan ean sama erin udah putus, jadi untuk apa ean masih gangguin erin?"

"kamu tanya aja sama reihan"

...

Reihan sangat gelisah dan khawatir dengan kimi. Sebenarnya. Ai takut kalau bobi akan mengatakan sesuatu kepada kimi yanv pada akhirnya membuat kimi terluka. Lalu reihan melihat bobi turun dari rumah pohon itu.

"ngomong apa lo sama kimi?" ucapnya dengan tatapan tajam. Namun bobi hanya tersenyum, bukan, lebih tepatnya menyeringai licik lalu pergi tanpa menghiraukan pertanyaan reihan.

Reihan segera naik keatas rumah pohon dan mendapati kimi tersenyum padanya ketika kimi melihat reihan.

"kimi, dia ngomong apa sama kamu? Kamu nggak di apa-apain kan?" ucap reihan memastuka kimi baik-baik saja.

"aku nggak papa kok ean, ean ini ngomong apa sih" ucap kimi terlihat santai.

"benarkah? Tapi pasti ada yang dia omongin kan sama kamu?"

"nggak ada, kimi mau pulang dulu, udah sore mau mandi, ean juga pulang gih sana" ucap kimi seraya turun dari rumah pohonnya.

Sedangkan reihan masih tudak percaya bahwa tidak terjadi apa-apa dengan kimi. Pasti sekarang kimi berusaha menyembunyikan itu semua darinya.

...

REIHAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang