27

571 21 3
                                    

***

sorot lampu kamar begitu menyilaukan mata bobi ketika ia tersadar dari tidurnya. hari ini bobi harus menyiapkan diri untuk bisa menemui kimimela. lalu tangannya menyentuh kesudut matanya, terasa basah.

semalam memang bobi sedikit memikirkan begitu selama ini ia terlalu kejam kepada kimi. ia hanya terlalu membenci reihan, dan kimi adalah orang yang bisa ia jadikan senjata untuk membalas reihan. tapi bukan hanya bisa membalas reihan sekarang, kimi dan juga erin. ia menjadi seperti laki-laki jahat.

bobi menggerakan tubuhnya, melangkah menuju cermin besar yang terpasang dikamarnya.

"bobi, aku mencintaimu"

kata-kata itu seperti boomerang dalam pikirannya. mana bisa ia menerima cinta dari seorang perempuan yang tidak pernah membencinya sekalipun meskipun beberapa kali ia sudah menyakitinya.

'tuunggg'

suara ponselnya berbunyi, terlihat satu pesan muncul dari erin.

"aku tunggu jam 9, jangan sampai telat!"

bobi sedikit menarik bibirnya membentuk senyum, sebentar, lalu lekukan itu menghilang ketika mengingat kembali bahwa ia adalah pria jahat yang merusak hubungan erin dengan reihan, dan juga yang menyebabkan kedadaan kimi menjadi seperti sekarang ini.

erin duduk dikursi penumpang dengan nyaman, tangganya sedikit ia lingkarkan di pinggang bobi yang melajukan motornya sedikit mengebut. hening, tak ada percakapan, hanya suara deru kendaraan yang terdengar, hingga sebuah klakson Panjang yang memekakan telinga keduanya disambut dengan sebuah mobil yang menyambar keduanya hingga terpental dan terjatuh keatas aspal hitam.

***

reihan tanpa ragu menarik kenop pintu ruangan rumah sakit dimana bobi dirawat. mendengar suara pintu terbuka, bobi membuka matanya.

"reihan.." ucap bobi parau.

"bagaimana? sudah terbalaskan semua dendam kamu sama aku?" ucap reihan. reihan mencoba semaksimal mungkin untuk menjaga emosinya agar tidak membuat masalah dengan laki-laki yang sedang terbaring lemah ini, yang tidak mungkin reihan membuatnya semakin parah.

"reihan aku tahu aku keterlaluan, tapi untuk ini semua aku benar-benar tidak pernah menduganya, ini hanya kecelakaan'

"hanya kecelakaan? dua orang perempuan sedang sekarat sekarang, dan kamu bilang ini hanya kecelakaan?'

"rey"

"kamu tau sekarang erin sedang sekarat? dan kamu tau kimi sekarang sedang membutuhkan jantung baru? dan kamu masih disini? kenapa? kenapa nggak kamu balaskan semuanya sama aku? kenapa harus kimi? kenapa harus erin?"

bobi hanya menundukkan kepala, ia tahu sekeras apapun ia berusaha berbicara, itu tidak akan berguna bagi reihan yang melihatnya dengan segala kebencian.

"kimi sedang membutuhkan pendonor jantung, dan erin menjadi orang yang akan menjadi pendonor itu, jika kamu merasa bersalah dan mempunyai niat untuk meminta maaf, bukan sama aku, tapi sama perempuan yang sudah kamu buat seperti itu keadaannya, maka berikan hidup kamu untuk kimi"

"ma..maksud kamu?"

"aku serius mengatakan ini, karena jika kamu hidup pun, kamu akan hidup dalam rasa bersalah yang sangat besar, maka berikan jantung kamu untuk kimi, dan itu akan membuat kimi sembuh dan erin tetap bertahan. aku harap kamu bisa memikirkan ini dengan baik, dan beri keputusan itu besok, karena kimi butuh segera jantung kamu"

bobi terdiam mematung memandangi reihan yang setelah mengatakan itu langsung pergi menghilang dari balik pintu.

***

reihan sama sekali tidak pernah berharap berada di posisi sekarang ini. tidak perlu dijelaskan lagi betapa berharganya kimi dalam hidup reihan, dan betapa reihan mencintai erin. sekuat apapun dinding yang tercipta antara ketiganya, akan hancur.

reihan tidak butuh setumpuk kertas, atau waktu banyak untuk menjelaskan segalanya. reihan hanya butuh kedua perempuan itu dapat melihat sinar matahari di pagi hari, dan indahnya langit di malam hari, itu saja sudah cukup.

kimi begitu berharga, karena setiap senyumnya adalah semangat barunya. ia banyak belajar dari perempuan itu, bahwa hidup sesingkat apapun, jangan pernah menaburnya dengan kebencian. hidupmu, berusahalah untuk selalu bahagia dan tersenyum jika tidak bisa membuatnya kepada orang lain, dan hiduplah Bersama orang yang mampu membuat itu semua Bersama.

dan erin, perempuan yang ia cintai, karena setiap senyumnya adalah taburan cinta kepada kimi yang setiap harinya selalu bertambah. reihan memang tidak berjanji apapun kepada erin, tapi erin selalu berjanji untuk tetap bersamanya sebenci apapun dia, dan untuk menepati janjinya itu, erin harus tetap hidup.

dan reihan selalu berjanji kepada kimi untuk hidup bersamanya, sesingkat apapun hidupnya. dan untuk itu reihan tidak akan pernah membiarkan dirinya menyaksikan kimi pergi meninggalkannya lebih dulu.

karena semua janji harus ditepati

maaf ya selalu lama kalua update, author sibuk kerja hmm;(

tapi kalian jangan pernah bosan nunggu ya, tetap stay dan tunggu up-up selanjutnya

karena kesibukan sepertinya author harus segera menyelesaikan reihan ini;(

pliiss aku butuh dukungan kalian;*

REIHAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang