***
Jam istirahat berbunyi begitu nyaring sampai membuat semua murid berhamburan keluar kelas.
Reihan dengan ketiga temannya sudah duduk di salah satu kursi kantin tempatnya biasa nongkrong. Berbeda dengan ketiga temannya yang asyik menggoda adik kelas yang lalu lalang atau duduk dikursi yang tidak jauh dari tempatnya, terlihat reihan sedang asyik dengan handphonenya.
"oh iya rey, sebenarnya siapa sih kupu-kupu kecil lo itu? Kayaknya penting banget buat lo?" ujar satria saat melihat reihan yang hanya lebih tertarik melihat handphonenya.
"jangan tau! Nanti suka!" jawab reihan tanpa beralih dari handphonenya.
"eh rey, liat deh..." nuril memberi isyarat agar reihan melihat kearah yang di tunjuknya. "si bobi sama erin..."
Reihan melihat sebentar, awalnya terlihat biasa, namun terlihat mereka begitu dekat membuat reihan terbakar api cemburu. Erin yang menyadari reihan menatapnya malah terlihat tidak peduli.
"EMANG HARUS GUE BUNUH LAKI-LAKI ITU!!" Reihan menggebrak meja membuat yang ada dikantin terlonjak kaget, ada yang ketakutan.
Reihan sudah mengambil langkah, namun segera ditahan oleh ketiga temannya. Erin menarik bobi menjauh, namun teriakan reihan mampu menghentikan langkahnya.
"heh, inget lo masih jadi cewek gua!" teriak reihan.
Erin berbalik dan menghampiri reihan. "kalau gitu, sekarang juga kita putus!" ucap erin dengan sangat penuh penekanan. "emang siapa yang mau pacaran sama cowok kayak kamu, kasar!"
"oh, emang kalian cocok sih, cewek genit dan cowok..."
"stop! Aku nggak mau denger kata-kata kamu lagi" potong erin. "dan aku nggak peduli, aku sudah nggak mau peduli lagi sama kamu, sama semua tentang kamu" ucap erin sebelum berbalik meninggalkan reihan.
"cowoknya yakin mau diem aja? Pengecut! Lo nggak tau aja cowok seperti apa yang sedang lo bela saat ini, hanya bisa sembunyi dari wajahnya yang so lugu! Busuk!" umpat reihan melihat bobi yang hanya terdiam menunduk.
"udah rey, inget, lo masih dalam pengawasan guru, jangan sampai lo dikeluarin cuma gara-gara ini doang" ucap evan sedikit berbisik.
Seisi kantin saling pandang melihat aksi adu mulut antara erin dan reihan. Tidak ada yang berani beranjak dari tempat duduknya. Ibu kantin juga masih terpaku dengan mereka dan tidak mencoba melerai.
Reihan meninggalkan kantin lebih dulu dari erin dan bobi diikuti ketiga temannya. Ia masih menahan amarahnya, wajahnya memerah, kalau saja ini bukan area sekolah, bukan hanya tangannya saja yang ia patahkan, tapi juga seluruh tulang ditubuhnya.
___
"sebenarnya apa yang gue nggak tau tentang lo, masa lalu lo dan bobi?" ucap satria saat masih dalam perjalanan pulang mengendarai mobil evan.
Namun reihan masih terdiam dengan sisa-sisa amarahnya.
"oke kalo nggak mau cerita, padahal kita kepo banget"
Reihan masih mengatur nafasnya. Banyak sekali yang ia jadikan alasan untuk membenci bobi. Jika erin tahu pun pasti erin juga membenci bobi, meskipun tidak akan sebesar benci reihan kepada bobi.
___
"nggak usah dibahas lagi ean, harusnya kamu lebih bisa mengontrol emosi kamu, jangan sampai dia merasa menang karena telah merebut hal terpenting dalam hidup kamu" tukas kimi bersandar pada punggung reihan.
Suasana diatas rumah pohon yang tidak jauh dari rumah kimi itu begitu sejuk. Angin menerpa begitu lembut membelai kulit hingga menelusup terasa dingin.
Reihan tenggelam dalam suasana, mendengar ocehan dan nasehat kimi seolah sebuah cerita pengantar tidur untuknya.
"aku lebih takut dia merebut kamu dari aku kimi" ucap reihan dengan mata tertutup merasakan setiap sentuhan angin sejuk disore hari.
Kimi terdiam sesaat lalu tersenyum meski senyumnya tidak terlihat oleh reihan.
"kamu memang akan kehilangan aku kan ean...?" ucap kimi dengan suara penuh kelembutan.
Reihan bergerak membuat kimi segera menegakan posisi duduknya dan berbalik menatap reihan yang juga sedang menatapnya.
"semuanya memang akan kehilangan sesuatu yang berharga dalam hidupnya, tapi jika itu terjadi padaku, aku tidak tau harus berbuat apa? Mungkin aku akan mati" ujar reihan.
"hey, jangan anggap serius semua perkataanku, kamu masih memiliki segalanya, yang sudah pergi berarti dia memang bukan seseorang yang menganggap kamu bergharga ean"
"tapi, aku cinta erin kimi..."
"dia hanya butuh waktu"
Kimi membiarkan reihan dalam pelukannya, ia tau hati reihan begitu baik dan ia sangat mencintai erin. Patah hati reihan sekarang membuat kimi sedikit sakit melihatnya, hatinya terasa teriris. Apakah reihan juga akan sepatah hati ini jika kehilangannya?
...
KAMU SEDANG MEMBACA
REIHAN [END]
RomanceReihan, cowok tampan berhati lembut jika didekat orang-orang yang dicintainya. Jika sudah singgah jangan lupa baca ya, jangan cuma di scrool doang. Hargai penulis yang udah cape-cape bikin cerita. Happy reading😘