25

569 23 2
                                    

***

hari ini tepat dihari ulang tahun kimi, namun kimi masih belum sadar dari komanya. ketakutan reihan semakin menjadi ketika dokter mengatakan untuk seluruh keluarga mengikhlaskan kimi, karena sampai saat ini kimi masih belum juga dapat pendonor jantung.

"saya takut, perlahan-lahan dia akan tertidur lebih lama dan tidak akan bangun lagi" ucap dokter.

semakin putus asa dan ketakutan menyeruak dalam hati reihan dan kedua orang tua kimi. harapan-harapan yang setiap hari bertumpuk untuk kesembuhan kimi kini seolah memudar.

"selamat ulang tahun-selamat ulang tahun-selamat ulang tahun kimi, selamat ulang tahun" nyanyian itu terdengar parau dari mulut reihan sembari membawa cake coklat dengan lilin kecil diatasnya.

"dan untuk pertama kalinya lilin ini tidak akan mati sebelum kamu bangun untuk meniupnya Bersama aku"

namun kimi tidak bereaksi, ia tertidur dalam damai tanpa tahu banyak air mata yang menginginkan kesembuhannya. reihan meliriklilin diatas cake yang semakin habis dilalap api.

"aku egois ya, ingin kamu tetap hidup tapi aku tidak bisa memberikan jantung aku untuk kamu, tapi aku janji akan mencarikan kamu jantung baru, dan kamu akan tetap bisa hidup sama aku, tapi untuk itu aku mohon sama kamu, kamu bangun sebentar saja, aku ingin kamu tiup lilinnya"

kimi bergeming, hanya terengar alat pendeteksi jantung.

"reihan, rey" panggil tante yara dengan tergesa-gesa dari arah pintu masuk.

"ada apa tante"

"kimi akan segera mendapatkan donor jantung, dia akan sembuh reihan"

"tante ini serius? kimi bisa sembuh?"

tante yara mengangguk dengan mata berbinar, lalu mengecup kening kimi, anak semata wayangnya.

___

"sebenarnya ada 2 orang yang bisa mendonorkan jantungnya untuk kimi, tapi melihat keadaan, sepertinya hanya satu pasien kecelakaan yang bisa mendonorkan jatungnya, pasien itu mengalami mati otak yang sangat kecil kemungkinan untuk bertahan hidup, dan kedua orang tuanya pun sudah mengikhlaskan anaknya" ucap dokter.

"siapapun, yang penting dia bisa mendonorkan jantunya untuk kimi, dan kimi bisa segera sembuh" ucap reihan.

"kamu yakin tidak ingin tahu siapa yang akan mendonorkan jantungnya untuk kimi, rey?"

"aku hanya ingin kimi sembuh, paman"

"baiklah kalau begitu, tapi jika kamu penasaran, kamu bisa melihat pasien yang akan mendonorkan jantungnya untuk kimi di ruang 303, dan untuk jadwal oprasi lusa, jadi kamu punya kesempatan untuk melihat pasiennya besok.

reihan berdiri memandangi pamannya yang berjalan menjauh menghilang dari balik pintu kaca pembatas ruang kerjanya. pamannya itu sudah sekitar 20 tahun menjadi seorang dokter dan sudah 13 tahun menangani penyakit kimi.

___

reihan mengambil kunci mobil dan hendak pergi ke rumah sakit, tiba-tiba evan, nuril dan satria sudah berada didalam mobilnya, membuat reihan tersentak kaget.

"curut ngapain?" ucap reihan menatap tajam teman-temannya itu.

"rey nongrong yu di caffe baru tuh yang ada di sebrang jalan sana, katanya tempatnya bagus, ya itung-itung buat menenangkan hati lo yang udah kaku itu" ucap nuril.

"iya rey, kan udah lama nih lo nggak traktir kita" timpal nuril.

"gratisan mulu lo ril" sambar satria.

"kasian lah sama gue, udah satu minggu ini gue gak dikasih uang jajan sama nyokap"

"makannya lo buka usaha dong, kayak gue" ucap evan.

"mau gue, tapi gak punya modal, lo kan udah sukses tuh ya sama usaha warnet lo sat, gue pinjem dong buat modal"

"emang lo mau usaha apaan? harus jelas"

"apake, ternak lele ke, ayam ke, kucing sekalian"

"gue mau kerumah sakit" potong reihan.

"yah rey, gak pusing apa dirumah sakit mulu, hiburan dulu napa sama kita" ucap evan.

"besok kimi di oprasi, dan hari ini gue berencana untuk menemui orang yang mau mendonorkan jantunya buat kimi"

"serius? terus kimi bia sembuh dong, wah gue seneng banget dengernya, semoga aja oprasinya sukses deh" ucap satria.

"tapi ngomong-ngomong siapa tuh yang udah baik banget mau donorin jantunya buat kimi?" timpal nuril.

"makannya sekarang gue mau ketemu dia, karena gue juga belum tau, udah turun sana"

"ikut lah"

"gak bisa, sana turun atau gue" reihan mengepalkan tangannya.

"eitss, tau gue, ayo ayo turun" ucap satria menggiring nuril dan evan.

"eh tapi lo udah tau belum kalo si er."

PLAAKK!!!

tangan satria dan nuril berhasil mendarat dipunggung nuril sebelum nuril melanjutkan ceritanya.

"anjiir kompak banget nistain gue" rintih nuril.

"yaudah hati-hati ya rey" ucap satria cengengesan sambill menarik nuril keluar dari mobil reihan. lalu reihan segera menyalakan mobilnya dan berlalu membelah jalanan.

"kenapa reihan ngagak boleh tahu kalua erin"

"lo bego ril, sekarang tuh reihan lagi bahagia karena kimi sudah dapat pendonor jantung, dan lo mau buat dia ter[uruk lagi gara-gara ini? udah lah, lagian tuh si reihan sama erin udah gak ada hubungan apa- apa lagi, jadi biarin dia fokus sama kimi"

...

REIHAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang