Prolog

1K 265 180
                                    

Matahari masih menampakkan sinarnya walaupun awan mendung sudah hampir menyelimuti langit yang semula biru berubah menjadi ke abu-abuan.

Rintik hujan mulai turun secara tiba-tiba, seorang perempuan yang sedari tadi berjalan santai di bawah pepohonan langsung mencari tempat berteduh, tepat di seberang jalan terdapat sebuah halte, ia pun langsung berlari ke arah halte tersebut.

Setibanya di halte tersebut, ia hanya bisa berdiri karena tak ada lagi tempat duduk yang kosong, tiba - tiba ada suara petir menggelegar membuat perempuan itu terkejut lalu refleks memejamkan matanya, tak lama setelah itu bunyi rintik hujan yang semula terdengar hebat di telinga lama kelamaan tak terdengar. Rupanya, hujan pun mulai reda walaupun masih ada beberapa rintik air dari awan.

Perempuan itu perlahan membuka matanya dan ia terkejut karena di depannya sudah berdiri sesosok pria bertubuh tegap sambil memandang dirinya dengan senyuman di bibirnya.

Ntah apa yang terlintas dipikiran pria itu, tanpa ragu ia langsung memperkenalkan dirinya kepada perempuan itu.

"Farizh." ucap pria itu sambil menyodorkan tangan kanannya di hadapan perempuan itu.

Perempuan itu tetap diam, sambil melihat sesosok pria di depannya yang sedang menyodorkan tangan kepadanya.

"Hei, siapa nama lo?" ucap Farizh lagi sambil melambaikan tangannya untuk menyadarkan perempuan itu.

"H...hei, gue Maryam kak, Maryam As Syifa," ucap Maryam tanpa membalas uluran tangan Farizh.

"Ooo, Maryam. Lo anak XI IPA 1 itu ya? Gue tau gegara denger desas-desus kalu lo tu pinter." tanya Farizh kemudian ia menurunkan tangannya karena tau Maryam takkan membalas uluran tangan itu.

"Iya kak, ngga pinter kok kak, itu cuma gosip aja. Kak Farizh siswa SMA NUSA BAKTI ya?" tanya Maryam.

"Lo ngga kenal gue? Gue Farizh Ar Rasyid kelas XII IPS 1 dan gue most wanted di SMA NUSA BAKTI. Ketawan nih lo jarang ngerumpi." ucap Farizh. Farizh tak menyangka ada seorang perempuan dari SMA NUSA BAKTI yang tidak mengenalnya dan perempuan itu adalah Maryam.

"Ngga hobi kak."

Farizh menganggukkan kepalanya, ia masih berdiri. Tetapi sekarang posisinya sudah berveda dari sebelumnya. Sekarang ia berdiri disamping maryam. Jarak mereka sekitar 1,5 meter.

Maryam memang siswi yang bisa di bilang kudet soal gosip, karena kesehariannya hanya ditemani oleh buku biologi, sudah banyak buku yang telah ia baca. Padahal kedua sahabatnya terkadang menceritakan tentang Farizh tetapi setiap temannya sudah mulai membicarakan seputar cowok Maryam langsung bersikap masa bodo. Ia lebih memilih membaca buku biologinya di bandingkan menggosipi hal yang tidak penting.

Bekas rintik hujan sudah tak terjun lagi,Farizh berniat untuk pulang. Tapi sebelumnya ia menatap ke arah Maryam yang masih setia melihat handphone nya. Mungkin ia masih menunggu jemputan...

Suasana hening karena tinggal Farizh dan Maryam yang berada di halte. Seperkian detik kemudian Farizh membuka suara.

"Ngga pulang?"tanya Farizh.

"Nunggu jemputan."jawab Maryam seadanya.

"Mau gue anterin?"

Ekspresi Maryan berubah, "eh ngga usah kak... bentar lagi jemputanku datang."

"Oh ya udah gue duluan."

Ucapan itu hanya dibalas anggukan singkat dari Maryam. Kemudian Farizh melangkah menuju motornya. Ia memasang helmnya lalu menaiki motor yang didominasi warna hitam itu.

Farizh menghidupkan mesin motornya. Sebelum pergi ia menganggukan kepalanya ke arah Maryam. Setelah itu ia melajukan motornya --pulang.

Setelah itu Maryam duduk dihalte yang sudah sepi. Ia terus menatap ke arah ponselnya. Perasaan takut sedikit menjalar kepikirannya, ua takut adegan-adegan di novel yang ia baca terjadi padanya. Dimana seorang gadis diculik oleh komplotan preman dan organ bagian dalam tubuhnya dijual. Maryam bergidik ngeri jika membayangkannya.

Ia kembali menatap layar ponsel miliknya. Tetapi belum ada juga notif dari sopirnya.

Sebenarnya Maryam memang tidak mengenal Farizh. Ia hanya sedikit teringat dengan gosip yang tak sengaja ia dengar saat ia melintasi setiap koridor yang dipenuhi tante sedang ngerumpi.

Maryam termasuk siswi yang  jarang memerhatikan siswa siswi di sekolahnya,saat istirahat ia terkadang lebih memilih ke perpustakaan untuk membaca buku - buku yang berhubungan dengan biologi. Jujur, sebenarnya walaupun sudah setahun lebih berada di SMA NUSA SAKTI, Maryam tidak pernah melihat Farizh.

Entah memang karena sikapnya yang bodo amat atau apa. Ia juga pernah mendengar bahwa Farizh salah satu anggota inti osis. Otomatis saat MOS ia melihat Farizh. Namun setaunya muka Farizh terlihat asing. Ia kenal nama namun tidak dengan wajah. Ini pertama kali mereka mengobrol dan bertemu lama.

Dan ini awal kisah mereka dimulai.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Happy reading,

Maaf kalau ceritanya abal" sama kayak penulisnya😆 dan maaf juga kalau ada penulisan yang salah, saya baru belajar soalnya, ini baru awal deng😂.
Jangan lupa difollow 👉 puanmhafira
Ikutin terus ya lanjutan ceritanya dan jangan lupa tinggalkan jejak😁.

See you next time 😊

Salam aunty Kelinci,

Puan Maha Fira

Dikala Hujan RedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang