14.Birthday or hari brojol🎉🎉

135 24 9
                                    

Saat beban dunia terasa berat, kau punya keluarga yang siap menopangmu dan meringankan bebanmu. Dan yang lebih penting, kau punya Allah SWT yang senantiasa mendengar keluh kesahmu, doamu, dan mengabulkannya.

-Dikala Hujan Reda-

Liburan sekolah telah tiba. Setelah selesai ujian, sekolah mengadakan class meeting selama beberapa hari. Dan puncaknya pada hari sabtu ,yaitu pengambilan raport.

Saat pengambilan raport kemarin. Alhamdulillah Maryam masih diberi kepercayaan untuk mendapatkan juara dikelasnya. Alhamdulillah juga, Farizh mendapatkan predikat juara dikelasnya, sesuatu yang agak biasa.

***

20 Desember 2018

Lima hari berlalu semenjak oengambilan raport. Hari ini, Zahra dan Putri berencana untuk menginap di rumah Maryam. Mereka sudah izin juga kepada orang tua Maryam. Tentu saja mereka setuju. Lagipula orangtua Maryam pun berniat untuk meminta tolong pada mereka untuk menemani Maryam selama orang tuanya pergi. Karena orang tuanya ada urusan ke luar kota. Kasihan jika Maryam tak ada teman di rumah saat mereka pergi.

Sebenarnya Devan juga ingin bergabung dengan mereka, namun apa daya ia tak bisa ikut. Karena sehabis pengambilan raport kemarin ia dan keluarganya langsung berkunjung ke rumah neneknya. Rencananya mereka akan tinggal disana selama liburan.

Tepat pukul 10.12, Zahra dan Putri sudah sampai di depan pintu rumahnya. Dengan tas yang melekat di punggung masing-masing. Yang berisi perlengkapan mereka selama menginap di rumah Maryam.

Pintu belum terbuka, mereka terus mengirim spam chat ke nomor Maryam. Namun tak kunjung di baca.

" ASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATU " pekik keduanya dari luar.

Tak kunjung mendapat respon akhirnya mereka bersuara lagi, "MARYAAAAM... OHH MAR-" ucapan itu terpotong karena pintu terbuka dan menampilkan seorang lelaki paruh baya dengan jas yang ia kenakan.

"Yam."sambung mereka berdua, karena kalimat tadi yang terpotong. Mereka memasang tampang melongo. Lalu menggaruk tengkuk karena merasa kikuk. Ternyata yang muncul bukan Maryam tetapi Alif- ayahnya Maryam.

"Hehe... Ayah." Ucap keduanya dengan masih memasang tampang cengengesan mereka.

Alif tersenyum, " Nyari Maryam kan? Dia ada di atas."

Keduanya mengangguk mengerti, "Makasih Yah."

Alif mengangguk, masih dengan senyuman dibibirnya. Alif dan Sinta memang menyuruh agar Zahra dan Putri memanggil mereka dengan sebutan Ayah dan Bunda. Mereka tak keberatan sama sekali, karena mereka sudah seperti anak bagi keduanya.

Mereka langsung menuju kamar Maryam. Mereka sudah sering ke sini, bahkan menginap disini mereka sudah puas. Karena Alif dan Sinta lah yang sering meminta mereka untuk menemani Maryam karena mereka sering sibuk, dan akhirnya meninggalkan Maryam sendiri di rumah. Hanya ditemani bude-bude nya.

Setelah sampai di depan pintu yang berwarna hitam. Perlahan mereka membuka pintu itu dengan hati-hati. Sedikit demi sedikit terlihat bayangan Maryam yang membelakangi mereka, ia sedang menatap layar laptopnya.

Zahra dan Putri saling mengode, mereka melangkah perlahan menuju Maryam. Perlahan... perlahan.. semakin mendekatt... daaannnn..

Dikala Hujan RedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang