24. Selamat Tinggal 🍃

69 6 5
                                    

Hayoo siapa yang nebak kalo Farizh yang ngintip mereka? Jawabannya...

Baca aje dah part ini😂

"Jangan bermain dengan cinta. Karena kamu tak tahu, akan mendapatkan tawa atau... sebuah luka."

-DHR-

❤♥❤

Seorang gadis sedang berjalan menyusuri setiap jejak di SMA Nusa Bakti untuk mencari keberadaan Maryam. Putri. Ia sudah menyusuri perpus tempat biasa Maryam berada, kantin, dan yang lainnya tapi tak jua menemukan keberadaan sahabatnya itu. Mana ia sendiri pula mencarinya, Zahra tidak mau diajak keluar. Dia sedang asik dikelas, mabar FF dengan kubu cowo. Sekarang kubu PUBG sedikit terlengserkan oleh kubu FF semenjak ada isu itu.

Langkahnya terhenti dibalik tembok pemisah antara dirinya dan taman belakang. Pandanganya jatuh pada objek yang sedari tadi ia cari dan satu objek yang sedari dulu ia teeet...

Putri tak berniat menguping pembicaraan keduanya. Hanya saja memang pendengarannya yang tengah auto menajam.

"Lo mau ngga jadi pacar gue?"

Kata yang keluar dari mulut Devan membuat jantung Putri seolah berhenti berdetak.

"Gue..."

Tanpa mendengarkan kalimat selanjutnya Putri pergi meninggalkan ruang yang mencekam baginya. Ia berjalan menuju kelasnya. Langkahnya lebar, tak peduli banyak pasang mata melihatnya. Ia tetap melanjutkan langkahnya.

Yah memang, cinta dalam diam memang menyakitkan. Tapi bisakah ia memihak walaupun hanya secuil debu? Terkadang memang mengikhlaskan dia bahagia itu lebih terhormat daripada membiarkannya dengan kita yang belum tentu menjadi tolak ukur kebahagiaannya.

Putri sampai dikelas, ia langsung menuju mejanya. Duduk. Lalu menelungkupkan kepala diatas kedua tangannya yang ia jadikan alas. Zahra yang duduk disebelah Putri menyadari kehadiran sahabatnya itu.

"Kenapa Put? Maryam udah ketemu?" ujarnya, dengan mata masih menghadap ke layar ponsel.

Putri tidak merespon. Aneh. Biasanya Putri akan langsung menjawab. Karena gadis yang satu ini tipe cerewet dengan otak encer.

Zahra tau, ada yang tidak beres dengan sahabatnya ini. Mungkin ada hal yang harus ia tanyakan.

"Kenapa Put?" tanya Zahra lembut.

"Ngga,"

"Oh gua tau, Devan?"

Mendengar satu nama yang disebut Zahra, Putri mengangkat kepalanya. Tersenyum sekilas dan kembali ke posisi semula.

"Ada masalah?"

"Ngga, gua harus mundur. Udah capek."

"Ke-?"

"Assalamualaikum man temannn!!!" Seru Maryam saat masuk ke kelasnya. Senyum mengembang menghiasi wajahnya.

"Waalaikumsalam." Jawab Zahra dan Putri bersamaan. Setelah membalas salam Putri kembali menelungkupkan kepalanya.

Maryam bingung, alisnya naik sebelah seakan bertanya pada Zahra apa yang terjadi dengan Putri. Zahra mengidikkan bahunya. Maryam mendekat dan menepuk pundak sahabatnya itu, "Oy napa lu? Coba semangat! ini kagak, kek orang kena sakit ayan tau."

"Hmm." hanya itu tanggapan Putri.

"Putri sabyan." Ujar Zahra kemudian.

"Kenapa sih?" tanya Maryam bingung.

Dikala Hujan RedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang